☘️ Chapter 18

33 19 0
                                    

Wilda merangkul leher Albi.  Wilda tersenyum lebar seraya terus melihat Albi dari belakang. Inikah rasanya di gendong sama orang yang di suka? Rasanya begitu nyaman. Wilda kemudian mempererat rangkulan seraya terus memandang wajah Albi lekat-lekat.

"I love you Albi!" Batin Wilda.

"Lu tunggu disini. Gue ambilkan P3k dulu" kata Albi setelah menurunkan Wilda, dan menyuruh nya untuk tetap duduk di sofa.

Beberapa menit kemudian Albi membawa kotak P3K. Membuka kotak itu kemudian mengambil kapas dan menuangkan alkohol diatasnya sebelum ia pakai untuk memberisihkan darah di sekitar luka itu.

"Kalo sakit bilang yah" kata Albi saat mengoleskan Betadine di area luka.

Wilda meringis saat lukanya terasa perih "Aww" teriak Wilda.

"Maaf, gue akan berhati-hati biar gak sakit" kata Albi seraya mendongak keatas. Dan sekarang mereka saling menatap satu sama lain. Albi kemudian tersenyum dan berkata. "Maaf"

"Gak papa kok, gue aja yang lebay" balas Wilda yang masih fokus menatap cowok yang ada di hadapannya itu.

*****

Wilda terus berguling-guling di kasur seraya tersenyum lebar membayangkan kejadian tadi saat ia di gendong dan di obati oleh Albi. "Kejutan mu memang indah Tuhan" batin Wilda. "Dan semoga Albi jodoh gue!" teriak Wilda.

"Woy sadar, woy" kata Lisa saat mendengar teriakkan Wilda, mengharapkan Albi adalah jodohnya kelak.

"Apa sih, gak liat gue lagi bahagia?"

"Inget lu udah punya Arrun" kata Lisa memperingatkan.

"Bodo. Gue akan buang dia ke laut biar dimana ikan paus biar mampus dia" katanya kemudian tertawa puas.

Lisa menggelengkan kepalanya saat mendengar jawaban dari sahabatnya itu. Lisa tau betul bahwa sahabatnya itu sangat tergila-gila sama Albi sejak dulu. Katanya sewaktu kecil dia pernah di selamatkan oleh Albi dari anak-anak yang mengganggunya. Dan saat itu juga dia mulai suka sama Albi dan menjadikanya cinta pandangan pertama. Sampai sekarang pun dia masih cinta sama Albi.

"Kaki lu gak papa kan?" Tanya Lisa kemudian duduk di kasur.

"Gak papa kok" kata Wilda seraya mengubah posisinya menjadi duduk. Ia melirik jam weker yang ada di atas meja. Menunjuk pukul 5 sore.

"Mau masak apa buat makan malem?" Tanya Wilda.

Lisa mengedikan bahunya kemudian berkata "Em, Mending kita tanya aja sama mereka"

Wilda mengangguk setuju. Kemudian Lisa membantu memapah Wilda keluar dari kamar kemudian berjalan ke ruang tamu. Kebetulan mereka sedang berkumpul disana.

"Wil kaki lu gak papa?" Tanya Angga saat melihat keberadaan Wilda.

"Gak papa kok. Tenang aja" jawab Wilda seraya tersenyum.

"Tuh Run, bantuin ngapa pacaran lu buat duduk. Kasian tuh kakinya terluka" suruh Albi.

"Biarin makanya jadi orang gak berhati-hati sih." Sindir Arrun. "Lagian udah ada Lisa yang membantunya" lanjutnya.

Wilda dan Lisa menatap Arrun tajam saat mendengar jawaban dari Arrun yang sangat menyebalkan.

"Yang sabar yah Wil, punya pacar kayak dia yang gak punya empati sama sekali" kata Lisa sambil mengelus pundak Wilda.

"Gue selalu sabar kok" Kat Wilda sambil menahan emosi.

"Oh iya kalian mau di masakin apa buat makan malem?" Tanya Wilda.

"Emang nya lu bisa masak?" Tanya Darren tidak percaya bahwa Wilda bisa masak. Paling yang dia bisa cuma masak Air.

"Ya bisa lah. Soal memasak mah kecil" kata Wilda menyombongkan diri.

BEAUTIFUL EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang