☘️ Chapter 14

42 17 1
                                    

Gue membuka kulit kacang kemudian isinya gue makan dalam posisi mata yang tetap fokus pada layar laptop. Ya sekarang gue lagi fokus nonton Dracin. Apa aja gue tonton mau itu Drakor, Dracin, J-Drama, apa drama Thailand gue tonton, asalkan rame. Apa lagi kalo pemain nya ganteng-ganteng dan cantik-cantik, ya kayak gue ini cantik.

Pede banget dah🥴

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar di telinga gue "Masuk aja" teriak gue yang masih fokus pada layar laptop.

"Ini udah jam berapa? Kenapa lu belum siap-siap sih?" Kata Lisa ngegas.

"Lah emang siap-siap mau kemana?" Tanya gue yang masih fokus menonton Dracin.

"Ckk" Lisa berdetak kesal kemudian menutup laptop gue setelah itu berkacak pinggang.

"Apaan sih Lis, kenapa lu tutup laptop gue padahal-" perkataan gue terhenti saat melihat Lisa berdiri di hadapan gue yang sudah cantik badai menggunakan gaun.

"Lu mau kemana Lis? Pake gaun segala lagi" tanya gue heran sekaligus terperangah melihatnya.

Lisa memutar bola matanya sebal. "Lu lupa? Malam ini kan ultahnya my hany Darren. Gak mau tau lu harus datang sama gue ke pesta" ketusnya.

"Lu kan tahu, kalo gue gak punya baju bagus" kata gue mengelak. Padahal mah gue males ke acara kayak gituan.

"Gak ada alasan. Gue udah siapin gaun buat lu dan gua juga akan dandanin lu juga" kata dia sambil melirik dua kopernya yang tadi dia bawa.

"Lu bawa apa aja Lis? Sampe bawa dua koper segala"

"Dua koper itu, di dalamnya ada alat Make up gue"

"Ya ampun Lis, alat Make up lu banyak banget. Gue mah boro-boro punya Make up" cerocos gue.

Gue membuka salah satu koper Make up nya. Gue auto melongo saat melihat didalamnya berisi banyak lipstik dengan berbagai macam warna.

"Ya ampun banyak banget lipstik lu Lis"

"Udah jangan kagum gitu liatnya, cepet ganti baju" perintah Lisa. Gue pun menuruti perintahnya.

Gue keluar dari kamar mandi. "Lis ada gaun yang lain gak?" Kata gue yang gak sreg dengan gaun ini.

"Gak ada. Lagipula gaun itu cocok kok dan pas buat lu. Udah jangan sok malu deh lu, biasanya juga malu-maluin" kata Lisa sambil menuntun gue supaya duduk di kursi. Kemudian Lisa memulai mendanai gue. Tapi awas aja kalo gue di dandani kayak badut.

Setelah beberapa menit Lisa merias wajah gue yang biasa-biasa aja. "Dah selesai. Cepet buka mata lu" kata dia setelah mengoleskan lipstik di bibir gue.

Gue membuka mata secara berlahan. Gue terkejut saat melihat pantun diri gue di cermin. Ternyata muka pas-pasan gue bisa cantik juga kalo di dandani gini. "Lis ini beneran gue?" Tanya gue yang gak percaya. "Asli gue cantik banget ternyata" kata gue dengan pedenya sambil terus melihat pantulan muka gue di cermin.

Lisa tersenyum miring "Siapa dulu yah dandani. Princess Lisa gitu" kata dia menyombongkan diri.

"Eh tapi kayak ada yang kurang" kata Lisa sambil memperhatikan gue dari atas sampe bawah.

"Lu punya kalung gak?" Lanjutnya.

Gue berfikir sejenak, mencoba mengingat ingat kalo gue punya kalung apa tidak. "Gue punya" kata gue saat teringat dulu gue pernah di kasih kalung sama Alena.

Gue membuka lemari pakaian dan mencari kotak kecil berwarna coklat yang dulu gue taruh di bawah pakai gue.

"Nah ketemu" kata gue kemudian membuka kotak kecil itu. Gue mengambil kalung yang ber-bandul bintang dan di tengahnya ada bentuk hati kecil yang saling bertautan. Gue pun tersenyum saat mengingat kenangan dulu bersama Alena. Tapi sekarang kita tidak bisa seperti dulu lagi. Dan hanya kalung ini lah kenangan yang masih ada sampai sekarang. Semoga kau tenang di alam sana, dan kau akan selalu tersenyum melihat gue di sini bahagia dan selalu tersenyum seperti janji gue dulu padanya.

"Woy! Lu kok malah bengong" kata Lisa sambil menepuk bahu gue.

"Sini biar gue bantu pake in" kata dia membantu kemudian membantu memakaikan kalung itu di leher gue.

*****

"Eh lihat deh, Lisa cantik banget"

"Mana? OMG gue merasa tersaingi" kata gadis itu saat melihat kecantikan Lisa yang begitu memikat bagi siapa saja yang melihatnya. Dia bagaikan bidadari turun dari langit yang tidak ada tandingannya di bumi.

"Eh, tapi itu yang di samping Lisa, Wilda?" Tanya gadis itu kepada teman yang ada di sebelahnya.

"Gak nyangka gue, kalo muka pas-pasan gitu bisa jadi cantik"

"Ah, itu pasti gara-gara Lisa. Dan dia cuma morotin hartanya Lisa. Tanpa Lisa dia mah gak ada apa-apanya" celetuk gadis itu.

Kepala gue memanas saat mendengar dumelan tidak suka mereka ke gue. Ingin rasanya gue Jambak rambutnya dan gue cakar mukanya. Tapi sebelum gue melakukan itu Lisa langsung memegang tangan gue kemudian menggelengkan kepalanya, seolah tau apa yang akan gue lakukan kepada mereka. Gue hanya melirik mereka tajam. Keterlaluan banget dia ngatain gue memanfaatkan harta dan kepopuleran Lisa.

"Selamat ulang tahun sayang" kata Lisa kepada Darren sambil tersenyum lebar. Kemudian Lisa kemudian menyodorkan kotak kecil pada Darren. "Ini buat kamu" lanjutnya.

"Wah makasih sayang" ucap Darren yang menerima kado dari pacarnya itu. Gue akui mereka berdua memang pasangan yang serasi. Tapi gue tidak terlalu percaya seratus persen ke Darren. Secara kan dia mantan Playboy kelas kakap yang sewaktu-waktu bisa kambuh lagi sifat playboy nya itu. Dan bisa menyakiti hati sahabat gue yang terlalu mencintai dia.

"Hari ini kamu cantik banget" puji Darren saat melihat penampilan Lisa yang begitu cantik dan mempesona. Lisa tersenyum malu atas pujian yang terlontar untuknya.

Darren melihat gue yang sedari tadi ada disamping Lisa. "Wil hari ini lu sedikit berbeda" kata Darren.

"Apa? Lu mau ngatain gue juga?" Kata gue agak kesal.

"Wih kenapa mba bro. Kok jadi sewot" kat Darren saat melihat reaksi gue.

"Udah sayang gak perlu di tanggapi. Dia lagi sensi sekarang" kata Lisa seraya mengelus lengan Darren.

"Mending lu makan kue. Biar mood lu balik" perintah Lisa ke gue.

Gue membuang nafas kasar kemudian mengedarkan pandangannya gue mencari meja yang berisi berbagai macam makanan di atasnya. "Ya udah gue makan dulu, biar mood gue balik" kata gue.

Tapi sebelum gue pergi ke meja yang berisi makanan, gue berjabat tangan terlebih dahulu dan mengucapkan selamat ulang kepada dia.

Gue mencicipi satu persatu makan yang ada di sana tapi gue terpana oleh sepotong rainbow cake yang sangat cantik. "Ya ampun gue gak tega buat memakannya" gumam gue sambil mengamati rainbow cake itu sebelum gue memakannya. Rasanya juga gak kalah sama penampilannya yang cantik, ketika di dalam mulut langsung lumer.

"Kayaknya suka banget sama rainbow cake"

"Iya gue suka. Asli rainbow cake nya enak banget" kata gue sambil melahap lagi rainbow cake sebelum gue melihat orang yang bertanya kepada gue tadi.

"Uhuk" gue tersedak saat tahu bahwa Albi lah yang bertanya.

"Kalo makan pelan-pelan dong" katanya sambil mengambilkan segelas minuman ke gue. Dan gue segera meminumnya.

"Makasih"

Albi tersenyum kemudian berkata. "Lucu banget sih"

Apa? Tadi Albi bilang gue lucu? Gue gak salah denger kan?

"Ada krim yang menempel di sudut bibir lu" kata Albi sambil menunjuk sudut bibirnya memberi tahu letaknya.

Tapi sebelum tangan gue mengusap sudut bibirnya gue. Albi langsung memegang tangan gue. "Jangan pake tangan, jorok" katanya kemudian memberikan sapu tangan kegue. "Pake ini aja"

Gue mengambil sapu tangan itu agak ragu kemudian gue pakai buat mengelap krim yang ada di sudut bibir gue.

"Sekali lagi makasih" kata gue sambil tersenyum malu.

___________________________

Dah segitu dulu yah...
Dan setelah part ini ada kejutan yang menunggu 😂

Eits jangan lupa buat vote 🤭

BEAUTIFUL EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang