Sembilan Belas. Jadi?

305 16 13
                                    

Dengarkan penjelasan seseorang terlebih dahulu, sebelum kamu menyesal pada akhirnya.

Kevin Pratama

**

Adel tampak serius dengan mapel yang sedang diajarkan oleh gurunya. Hingga tak terasa bel pulang sekolah sudah berbunyi. Adel cepat cepat membersekan bukunya dan memasukkannya kedalam tas.

"Selamat siang anak-anak," sapa guru itu sebelum keluar kelas.

"Siang bu," jawab semua anak.

"Gue duluan ya Jess, Chel." Adel berpamitan, dia ingin cepat cepat ke kelas Alva. Dia ingin membicarakan soal hubungannya dengan Rey, dia hanya ingin Alva mengetahui semuanya. Adel tidak mau menutupi lagi perasaanya kalau dia sudah jatuh cinta pada pesona Alva.

Setelah sampai di depan kelas Alva, Adel menunggu Alva yang ternyata belum keluar dari kelasnya.

Saat guru keluar, Adel tersenyum senang dan menunggu Alva keluar.

"Alva," panggil Adel setelah Alva sudah ada di ambang pintu.

Alva hanya menengok kearah Adel, kemudian berjalan cuek tanpa mau menjawab sapaan Adel. Padahal niat Adel ingin berbicara dengan Alva.

"Alva," panggil Adel lagi sambil mengejar Alva.

Alva berhenti dan ingin mendengarkan apa yang akan Adel katakan.

"Pulang bareng ya, ada yang mau aku bicarain sama kamu," ucap Adel tersenyum.

"Gak bisa, gue pulang bareng Grace."

Senyum Adel pudar, ternyata benar Alva sedang dekat dengan Grace, mantan Rey.

"Oh oke."

Alva kembali berjalan meninggalkan Adel dan teman temannya yang memperhatikan mereka di belakang Adel.

"Del, lo nggak papa?" Tanya Justin khawatir.

"Del?" Sapa David.

"Gue enggak papa kok, gue pulang ya." Pamit Adel.

"Mau gue anterin?" Tawar Justin.

"Lo sama Reichel aja," tolak Adel.

"Kalo gitu gue yang anterin aja gimana?" Tawar David.

"Gak usah Dav, makasih ya." Adel berjalam menjauhi mereka.

***

"Lo lagi nunggu angkutan?" Tanya seorang cowok yang tiba tiba saja muncul di halte.

"Kevin?" Kaget Adel.

"Lo gak sama Alva?" Tanya Kevin.

"Enggak, Alva sama Grace," jawab Adel dengan senyum palsunya.

"Enggak sakit tuh hati?" Tanya Kevin.

"Sakit sih, tapi gimana lagi." Jawab Adel jujur.

"Lo masih digangguin sama Anya?" Tanya Kevin tiba tiba.

"Enggak, kenapa emangnya?" Tanya Adel balik.

"Gapapa aja, gue enggak suka aja ngeliat lo diganggu sama cewek gue." Ucap Kevin tanpa sadar.

"Hah? Maksudnya cewek lo?" Tanya Adel bingung.

Kevin yang menyadari itu hanya tersenyum miris.

"Gue pacaran sama Anya, tapi dia selalu ngejar ngejar Alva. Gue sih fine fine aja selagi Anya tetep kau pacaraj sama gue. Tapi lama lama hati gue sakit ngeliat orang yang gue cinta malah mencintai orang lain." Jawab Kevin sangat jujur.

"Jadi Anya pacar lo?" Tanya Adel masih tidak percaya.

"Iya, dia pacar gue. Kita udah pacaran selama satu tahun," ujar Kevin.

"Tapi kenapa Anya enggak belajar mencintai lo aja, lo baik."

"Dia itu terlalu terobsesi sama Alva."

"Kok bisa?"

"Karena Alva pernah nolongin Anya saat dia hampir tertabrak mobil, itulah awal mula Anya suka sama Alva."

"Pas itu lo udah pacaran sama Anya?"

"Udah jalan satu bulan."

"Lo sayang sama Anya?" Tanya Adel.

"Sayang, banget malahan." Jawab Kevin.

"Pasti nanti Anya bakalan balik lagi ke lo, percaya sama gue."

"Iya, makasih Del."

"Vin." Panggil Adel.

"Iya, kenapa?"

"Sebenernya gue udah punya pacar," jujur Adel.

"Hah? Seriusan? Siapa?" Tanya Kevin kaget.

"Rey, cowok baru disekolah kita. Dia itu pacar gue. Tapi gue pacaran sama dia karena terpaksa. Orang tua Rey memaksa gue pacaran sama dia karena agar Rey bisa move on dari mantannya. Tapi justru Rey tetep aja cinta sama mantannya, sampai kapanpun gue enggak bisa bikin Rey jatuh cinta ke gue. Tapi pada kenyataanya mantan Rey sekarang lagi deket sama Alva. Dia satu sekolah sama kita. Rey sekarang lagi berusaha buat deketin mantannya lagi, kalo gagal dia enggak putusin gue, kalo berhasil dia bakalan putusin gue. Dan sekarang gue cinta sama Alva. Tapi Rey dateng dan membuat Alva menjauhi gue. Alva milih deket sama mantannya Rey. Gue sekarang harus nglakuin apa?"

"Jahat banget sih si Rey, masa jadiin lo cadangan. Kalo dia sayang sama mantannya harusnya dia lepasin lo. Kalo lo cinta sama Alva. Ya jelasin sesuai kenyataannya."

"Udah mau gue jelasin, tapi tadi Alva pergi gitu aja, mungkin dia enggak mau denger penjelasan gue."

"Nanti gue yang ngomong ke Alva."

***

Sebenarnya Alva tidak pulang bersama dengan Grace. Itu hanya alasan saja agar dia terhindar dari Adel. Dia tidak mau terus terusan bersama Adel. Dia takut jika selalu bersama Adel, rasa cintanya akan semakin besar.

Sekarang Alva sedang duduk manis disofa rumahnya, dia sedang menunggu kehadiran teman temannya.

"Assalamu'alaikum." Salam Justin, Kevin dan David ketika memasuki rumah Alva.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Alva.

"Makan woy makanan mana?" Tanya David cepat, dia sudah lapar.

"Ambil aja di kulkas." Titah Alva dan disambut dengan David dan Justin yang langsung berlari ke dapur.

"Al," Kevin mulai berbicara.

"Kenapa?" Tanya Alva tidak kau basa basi.

"Degerin penjelasan Adel dulu, lo bakalan nyesel kalo enggak dengerin penjelasan Adel."

"Maksud lo apa?" Tanya Alva.

"Tentang siapa Rey, siapa Grace dan tentang perasaan Rey dan Adel."

"Lo tau Grace?"

"Tau, cewek yang lagi lo deketin. Pliss gue mohon, dengerin penjelasan Adel dulu sebelum nantinya lo menyesal karena salah mengambil keputusan."

"Oke."

#CuapCuapAuthor

Wkwk akhirnya author update juga ya

Gimana? Seru gak?

Jangan lupa vote, komen, saran, kritik, dan share cerita ini ke temen temen kalian.

Pilihan Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang