Duapuluh. Ternyata dia?

244 15 9
                                    

Aku jelas marah setelah mengetahui orang yang bersamamu hanya menjadikan kamu pelampiasan saja.

Alvaro Putra Aditiyan

***

Malam ini Adel tidak bisa tidur karena kepikiran dengan Alva. Entah kenapa seseorang yang bernama Alva itu memenuhi isi kepala Adel saat ini. Adel sangat ingin menjelaskan semuanya agar Alva bisa percaya lagi dengannya, namun sudah terlambat Alva sudah terlanjur marah padanya.

Adel meraih ponselnya berniat untuk mengechat Alva, dan harapan Adel adalah Alva mau membalas chat darinya.

Alvaro

Al
Aku mau ngomong penting sama kamu
Kamu harus dengerin penjelasan aku dulu ya
Plisss

Setelah menunggu beberapa menit, ponsel Adel berbunyi menandakan ada notifikasi masuk.

Oke

Jawaban singkat dari Alva membuat Adel tersenyum senang. Akhirnya Alva mau mendengarkan penjelelasannya. Sekarang Adel sudah bisa tertidur dengan tenang.

***

"

Kalo mau jelasin cepet jangan kelamaan!" pinta Alva pada Adel.

Sudah ada sepuluh menit mereka bertemu tapi Adel belum sama sekali menjelaskan apa maksud meminta ketemu.

"Seb...sebenernya aku sama Rey emang pacaran, tapi kamu harus tau, Rey pacaran sama aku aja cuma karena pengen cepet move on dari mantannya, tapi Rey emang pada dasarnya enggak bisa cinta sama aku, Rey kasih cinta sama mantannya sampe sekarang. Dan aku juga udah enggak ada perasaan sama Rey," jelas Adel.

"Terus apa hubungannya sama gue?" tanya Alva dingin.

"Cuma pengen jelasin biar kamu enggak salah paham terus," jawab Adel.

"Emang lo siapa gue? Sampe susah payah jelasin sama gue? Lo itu bukan siapa-siapa gue jadi tolong enggak usah deketin gue, lo udah punya pacar, harusnya tau diri aja!!"

Alva langsung pergi begitu saja setelah mengucapkan kalimat itu.

Adel yang mendengarnya hanya menelan ludahnya, sakit rasanya mendengar kalimat pedas dari Alva.

***

Alva berjalas menyusuri koridor berniat untuk kembali ke kelasnya, namun niat itu diurungkan oleh Alva setelah melihat Grace masuk perpustakaan. Alva mengikuti Grace berniat untuk ngobrol-ngobrol, tapi matanya menajam setelah melihat Grace menemui seorang cowok yang seprtinya tidak asing lagi bagi Alva. Dia Rey, pacar Adel. Dalam benak pikiran Alva bertanya-tanya.

Kenapa Grace menemui Rey?

Apa Grace kenal Rey?

Apa hubungan mereka?

Alva yang penasaran mendekat ke mereka berniat untuk menguping pembicaraan.

"Hai Rey," sapa Grace sambil tersenyum pada cowok bernama Rey.

"Hai Grace," sapa Rey kembali. Rey terlihat tersenyum hangat pada Grace.

"Gimana, betah nggak sekolah di sini?" tanya Grace.

"Betah dong, kan ada kamu," jawab Rey, sedangkan Grace hanya tersenyum.

"Gimana sama pacar kamu, ada kemajuan soal perasaan?"

"Nggak ada Grace, aku tetep sayang sama kamu, kita balikan aja ya," pinta Rey memohon pada Grace, menggenggam tangan kanan gadis yang sangat Rey cintai.

Di sisi lain Alva terdengar kaget mendengar ucapan Rey tadi, rasanya tegang. Jadi selama ini Grace adalah mantan pacar dari pacarnya Adel. Alva sudah salah langkah untuk menjadikan Grace sebagai pengganti posisi Adel di hatinya. Pada kenyataannya hatinya tetap untuk Adel. Alva tetap medengarkan obrolan kereka berdua.

"Maaf Rey, aku tetep nggak bisa," jawab Grace.

"Kenapa Grace? Aku bisa perbaiki semuanya," ucap Rey.

"Sudah ada nama lain dihati aku."

"Apa kamu yakin Alva itu juga punya perasaan pada kamu? Cowok yang kamu suka itu suka sama pacar aku," ucap Rey.

Terlihat kaget yang tergambar diwajah Grace, maksud Rey apa? Alva suka sama pacarnya Rey?

"Maksudnya?" tanya Grace merasa belum paham.

"Pacar aku namanya Adel, kamu tau kan Adel siapa? Siswi yang pernah deket sama Alva."

"Iya aku tau Adel, jadi Adel itu pacar kamu?" tanya Grace memastikan.

"Iya, tapi dia itu cuma pelampiasan aku aja, aku cuma cinta sama kamu."

Alva yang mendengar ucapan Rey sekarang emosinya memuncak. Bisa-bisanya Rey hanya menjadikan Adel sebagai pelampiasannya saja. Berarti selama ini Adel tidak bahagia dan Rey tidak pernah cinta sama Adel, karena cintanya Rey cuma buat Grace.

"Ini nggak bisa dibiarin," batin Alva kemudian pergi meninggalakan perpustakaan.

***

Terimakasih buat yang udah baca. Terimakasih juga buat yang udah setia nungguin cerita ini.

Jagan lupa vote, komen, and share ke temen-temen kalian yaa.

Bye

Salam dari author cantik😂🤣

Pilihan Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang