Duapuluh satu. Saran

189 13 8
                                    

Apakah aku harus merelakan hatimu untuknya dan berhenti berharap padamu?

~Grace Velicia Reyra~

***

Adel berjalan menyusuri koridor bersama dengan Rey. Mereka akan pulang sekolah bersama karena paksaan Rey makanya Adel mau pulang bersama.

"Gimana sama Grace, mau diajak balikan?" tanya Adel.

"Enggak, ini semua gara-gara cowok yang lo suka, kenapa harus ada dia di kehidupan Grace, jadi gini kan semuanya," jawab Rey kesal.

"Cowok yang gue suka? Siapa?" tanya Adel bingung.

"Ya siapa lagi kalo bukan Alva, Del!"

"Gue enggak suka Alva," elak Adel.

"Udah lah Del enggak usah ngelak  gitu," ucap Rey lama-lama jengah melihat tingkah Adel yang tidak mau mengaku saja padanya.

"Udah cepet ayo pulang, gue laper nih," Adel mengalihkan topik pembicaraan agar Rey tidak terus-terusan mengungkit pembicaraan soal perasaan Adel pada Alva.

***

Grace sekarang tengah duduk menyendiri di balkon kamarnya. Sudah satu minggu dia tidak bisa dekat dengan Alva. Apa benar kalo Alva itu suka sama Adel? Dan apakah Grace harus mundur saja.

"Grace, bengong aja, lagi mikirin apa?" tiba-tiba seorang cowok sudah berada di samping Grace.

"Eh kak, enggak kok," elak Grace.

Kakaknya Grace tersenyum simpul, dua tau kalo Grace sedang ada yang dipikirkan sskarang, terlihat dari raut wajahnya yang tidak seperti biasanya.

"Kamu jujur aja lah sama kakak, Grace."

"Kak Justin, aku enggak papa."

Yap Justin, dia adalah kakak Grace.

"Kamu masih kepikiran ya sama mantan kamu si Rey?"

Raut wajah Grace seketika berubah lagi. "Sedikit sih kak."

"Kamu belum move on?"

"Udah sih, tapi sekarang Rey berusaha deketin aku lagi," jujur Grace.

"Bukannya kalian beda kota ya? Deketinnya lewat chat?"

"Bukan. Rey sekarang sekolah di sekolah kita juga."

Jawaban Grace membuat Justin melotot tidak percaya karena kaget.

"Kamu lagi enggak bercanda kan, Grace?" tanya Justin memastikan.

"Enggak lah kak, buat apa aku bercanda."

"Terus respon kamu gimana pas Rey deketin lagi?"

"Jujur ya kak, aku itu mulai suka sama cowok lain, tapi disaat aku suka cowok itu, eh Rey dateng lagi, terus Rey bilang kalo Rey udah punya pacar tapi dia masih cinta sama aku, makanya Rey perjuangin aku lagi, terus Rey kan tau aku suka nih sama satu cowok, dan Rey bilang kalo cowok yang aku suka itu suka sama pacaranya Rey, dan pacarnya Rey itu juga suka sama cowok yang aku suka. Rey sama pacarnya itu enggak pacaran karena cinta, makanya Rey masih mau balikan sama aku karena Rey masih cinta sama aku," jelas Grace.

"Saran kakak mendingan kamu buat pacarnya Rey lepas dari Rey, kasian dia masa cuma sebagai cadangan doang, sakit kan kalo kaya gitu?" tanya Justin.

"Sakit sih kak, tapi gimana caranya?" tanya Grace.

"Aku yakin kamu belum sepenuhnya cinta sama cowok lagi, pasti dihati kecil kamu masih ada nama Rey kan? Coba pikirin lagi, lo bisa balik lagi sama Rey. Percaya deh sama aku, kalo kamu bakal jatuh cinta lagi sama Rey." Justin memberikan saran yang benar-benar membingungkan.

"Aku bakalan pertimbangin lagi kak," ucap Grace.

"Ya udah, kamu istirahat ya, kakak mau balik ke kamar."

"Iya kak."

Sepeninggalan Justin, Grace memikirkan saran dari kakaknya itu. Ini adalah sebuah keputusan berat untuk Grace. Disatu sisi dia yakin kalo udah jatuh cinta sama Alva. Tapi disatu sisi dia tidak yakin kalo Alva mau menerimanya. Alva saja sudah jatuh cinta duluan pada ceweknya Rey.

Grace masuk kamarnya, merebahkan tubuhnya untuk beristirahat sejenak untuk menenangkan pikirannya.

***

Terimakasih buat yang udah baca. Terimakasih juga buat yang udah setia nungguin cerita ini.

Maaf ya digantungin mulu, soalnya lagi sibuk sama kelas online.

Jagan lupa vote, komen, and share ke temen-temen kalian yaa.

Pilihan Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang