Duapuluh enam. Permintaan

248 13 3
                                    

Cinta tidak harus saling memiliki.

***

Adel keluar dari rumah tante Mira, dia akan berangkat ke sekolah. Tadi, Jefan sudah berangkat duluan bersama denhan Jessica yang menjemputnya.

Adel mengerutkan keningnya karena terdaoat mobil yang terparkir rapi di depan rumah tante Mira.

"Mobil siapa?" batin Adel.

Adel berusaha tidak mempedulikan karena menganggap itu adalah mobil teman tante Mira. Tapi ketidakpeduliannya terusik setelah melihat seorang gadis cantik turun dari mobil itu dan menghampirinya. Gadis itu mengenakan seragam yang sama dengan Adel.

"Pagi kak Adel," sapa Grace mendekati Adel yang masih berdiri dengan tatapan bingung.

"Eh, pagi juga Grace, kenapa kamu kesini?" tanya Adel.

"Jemput kakak, berangkat bareng aku ya kak," ujar Grace menarik tangan Adel tanpa menunggu persetujuan dari gadis itu.

"Eh, tapi emang enggak ngerepotin?"

"Enggak kakak, aku seneng tau sekarang punya temen kaya kak Adel."

Keduanya memasuki mobil yang dinaiki Grace, supir juga sudah siap untuk mengantarkan mereka.

Selama perjalanan mereka saling mengobrol, mulai dari...

"Kamu tau darimana aku tinggal di daerah sini?" tanya Adel.

"Dari kak Rey."

"Kamu udah bilang sama Rey?"

"Belum kak."

"Kenapa?"

"Nunggu kakak putus dulu baru bilang," ujar Grace.

"Ya udah nanti diputusin."

"Kak Adel," panggil Grace pelan.

"Kenapa Grace?"

"Aku boleh minta satu permintaan enggak?" tanya Grace dengan hati-hati.

"Boleh kalo aku sanggup menuhinnya, apa itu?"

"Aku mau ketemu sama kak Alva, pengen ngobrol bareng, ngabisin waktu bareng sebelum aku bener-bener lupain kak Alva," beritahu Grace.

"Terus?"

"Aku boleh minta tolong kakak buat bilang sama kak Alva untuk ketemuan di taman enggak? Tapi jangan bilang-bilang kalo itu disuruh sama aku."

"Loh, kenapa emangnya?"

"Aku tau kak Alva itu lagi ngejauhin aku dan enggak mau ketemu sama aku, makanya aku minta tolong kakak, pasti kalo kakak yang bilang kak Alva mau."

"Iya boleh, kapan ketemuannya?"

"Nanti siang bisa?"

"Nanti aku tanyain dulu ke Alva ya."

"Iya kak, makasih ya."

"Iya sama-sama."

***

Alva berjalan tergesa-gesa menuju taman, tadi Adel meminta ketemuan di taman. Katanya ada hal penting yang akan dibicarakan, makanya dia terburu-buru.

Alva tersenyum setelah melihat Adel sudah berdiri di samping bangku taman.

"Del, maaf ya aku telat," ucap Alva.

"Iya enggak papa Al, lagian bukan aku yang mau ketemu kamu, tapi ada orang lain."

"Mak... maksud kamu?"

Adel tersenyum melihat Grace yang sudah berdiri di belakang Alva.

"Hai kak Al," sapa Grace berjalan mendekati Alva.

"Gr... Grace?"

"Hehe, iya kak."

"Kalo gitu aku pulang dulu ya, dadah," pamit Adel langsung pergi begitu saja meninggalkan Alva yang masih bingung.

Grace duduk terlebih dahulu di bangku taman. "Kak Al, duduk dulu aku jelasin."

Alva menurut. "Kenapa?" tanya Alva ingin tau maksud Grace.

"Sebenernya aku yang nyuruh kak Adel buat minta kamu kesini, aku mau ngomong sama kamu, tapi kalo aku yang minta sendiri ke kamu takutnya kamu enggak mau," jelas Grace.

"To the point!" printah Alva tidak mau berlama-lama dengan Grace.

"Kakak tau kan aku suka sama kakak?" tanya Grace mulai berbicara maksud dan tujuannya bertemu Alva.

"Terus??"

"Aku tau kakak suka sama kak Adel," ucap Grace.

"Terus?"

"Aku bakalan lupain kakak."

"Hah?"

"Aku bakalan lupain perasaan aku ke kakak demi kakak agar bahagia. Aku mau kakak sana kak Adel bersama, pasti kalian bahagia kan kalian saling suka," tutur Grace.

"Adel punya pacar."

"Aku mau balikan sama kak Rey."

Ucapan Grace tadi membuat Alva terdiam sebentar berusaha mencerna kata-kata gadis kecil itu.

"Kamu kan enggak suka sama Rey."

"Aku tau kak, tapi aku bakalan belajar buat suka sama kak Rey lagi, dia itu baik, pasti aku mudah buat suka lagi sama kak Rey, kan dulu aku juga suka sama kak Rey."

"Adel dan Rey gimana?"

"Nanti aku mau ngomong sama kak Rey biar putus sama kak Adel dan balikan sama aku."

"Jadi kamu mau ngorbanin perasaan kamu?"

"Kalau itu buat kak Alva bahagia aku bakalan lakuin itu kak," ucap Grace tulus.

"Makasih Grace."

"Iya kak enggak masalah, cuma aku boleh minta sesuatu sebelum aku bener-bener mau lupain kakak?"

"Apa itu?"

"Kakak mau full time bareng aku engga besok weekend?"

"Kalo itu mau kamu, gue mau kok."

"Makasih kak," ucap Grace senang.

Akhirnya perasaan Grace sekarang sudah lega, setiap cinta tidak harus saling memiliki, maka dari itu Grace lebih memilih melihat orang yang disukai bahagia dengan pilihannya.

***

Yuhuyyy gaess akhirnya aku up juga
Baru kelar PAT tadi siang jadi up sekarang

Maap ya updatenya lama, soalnya kemaren² fokus sama tesnya.

Vote+comment+share ya

Pilihan Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang