14. KEPUTUSAN

1.4K 53 3
                                    

Hari ini Vanilla rasa pikirannya mulai tenang, jadi ia pikir bisa mengambil keputusan dengan benar walaupun mungkin akan menyakiti hati seseorang.

Meminta Reynaldi menemuinya di kafe dekat mansion nya, laki laki itu menyetujui dengan cepat tanpa bertanya.

Sebenarnya ia tahu bahwa Reynaldi itu tulus mencintainya, tapi ia bahkan belum jujur akan identitas nya. Dan juga ia masih menunggu seseorang menepati janjinya, yang membuat ia ragu membuka hati pada siapapun karena takut akan mengecewakan seseorang yang ditunggunya.

Sampai sebelum Reynaldi membuat ia lega karena setidaknya tak membuat laki laki itu menunggu.

Ting~

Dentingan lonceng dipintu membuat ia menoleh dan tersenyum melihat wajah laki laki itu memerah dan basah oleh keringat.

"Maaf tadi ada sedikit kendala." ucapnya dengan penuh penyesalan.

"Duduk Rey, aku tau kamu pasti cape." ucapnya tersenyum lembut.

"Aku takut telat dan buat kamu nunggu, tapi ternyata dengan lari pun aku tetap buat kamu nunggu." mengistirahatkan dirinya karena bernafas pun ia bahkan sedikit sesak karena terlalu jauh berlari.

"Aku belum lama, jadi bukan masalah." ucapnya sambil memanggil pelayan dan memesan minuman untuknya dan Reynaldy.

"Maaf ngerepotin kamu buat datang kesini, tapi aku rasa aku gak bisa nunda buat ngomong ini ke kamu." ucap illa sembari menarik nafas menenangkan dirinya yang tiba tiba menjadi gugup.

Reynaldy hanya menatapnya dengan wajah penuh harapan, ia bahkan jadi ragu untuk mengucapkan keputusan nya.

"Sebelum nya aku mau minta maaf sama kamu karena ninggalin kamu gitu aja tanpa kasih kejelasan yang pasti, sekarang aku cuma mau kamu untuk berhenti suka sama aku. Bisakan rey?" Tanya Illa.

"Tapi kenapa? Lagi lagi kamu gak kasih tahu aku alasannya." ucapnya bingung.

"Aku punya janji sama seseorang Rey." ucap Illa.

"Janji apa?" Tanya nya.

"Dia suruh aku buat nunggu dia kembali."

"Tapi udah seberapa lama kamu nunggu la? Apa dia ngasih kamu kepastian kapan akan kembali."

"Aku bahkan gak tau dimana dia sekarang, tapi aku harap dia ingat janjinya buat kembali sama aku."

"Kamu bodoh berharap sama sesuatu yang gak pasti la, dan bahkan nyia nyiain aku begitu aja yang tulus cinta sama kamu."

"Maaf Rey tapi aku gak bisa buat dia kecewa, jadi aku harap kamu ngerti dan tolong berhenti cinta sama cewe yang bodoh kayak aku." ucap illa meninggalkan Reynaldy yang bahkan tak bisa mengucapkan apa apa lagi.

Sampai di mansion nya dengan suasana hati yang begitu buruk, membuat illa bahkan menghiraukan keluarganya yang menatap nya penuh tanya.

Masuk kamar dengan segera dan menjatuhkan dirinya di kasur kesayangan nya. Air mata bahkan menetes begitu saja, apa ia salah membuat keputusan ini. Dia merasa ia sungguh tak punya hati menolak laki laki yang begitu tulus padanya, hanya karena janji masa kecil yang selalu ia pegang.

Berjalan ke balkon dan hembusan angin malam langsung menampar kulitnya yang tak tertutupi kain, memejamkan mata mencari ketenangan dan yang ia dapat malah rasa sesak karena kejadian tadi.

"Yiyi kapan jemput lala? Yiyi masih inget kan janji Yiyi buat ajak lala keistana dan jadiin lala ratunya Yiyi. Tolong jangan buat lala nyesel karena nolak Reynaldy demi nepatin janjinya lala sama Yiyi." ucapnya pelan.

Flashback

Di bawah pohon besar dekat sungai ada dua anak sedang bercengkrama.

"Lala seneng bisa kenal Yiyi, cuman Yiyi yang mau temenan sama lala." ucap anak perempuan dengan senyum manis itu pada temannya.

"Yiyi juga seneng bisa temenan sama lala, janji ya kalau kita bakal terus bersama" ucap anak laki-laki sambil menunjukkan jari kelingking nya.

"Janji" ucap anak perempuan sambil menautkan jari kelingkingnya dengan sang sahabat.

"Janji juga buat terus nunggu Yiyi"

"Emang Yiyi mau kemana?"

"Papah bilang Yiyi harus pergi ke jerman kalau mau sembuh, jadi lala harus janji buat nunggu Yiyi kembali"

"Yiyi gak mau ngeliat lala sedih karena Yiyi sakit, Yiyi mau sembuh dan jadi kuat. Biar bisa jagain lala" lanjutnya.

"Tapi nanti lala sendirian kalau Yiyi pergi" ucap anak perempuan itu sedih.

"Lala gak akan pernah sendiri, selalu ada Yiyi di hati lala. Yiyi janji nanti kalau udah sembuh bakal ajak lala bangun istana kita dan jadiin lala ratunya" ucapnya tersenyum dan menghapus air mata sahabatnya.

"Yiyi harus janji sama lala kalau Yiyi bakal sembuh, terus nanti kita bakal bangun istana udah itu lala jadi ratu dan Yiyi rajanya"

"Janji, kalau gitu jangan nangis lagi ratunya Yiyi" memeluk sahabatnya terakhir kali sebelum kepergiannya.

Apaan ini ya rabb:'

Author selalu berdoa supaya silent readers diberi hidayah:v

Jangan lupa vote dan commentnya cinta:*

Tbc.....

FAKE NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang