Setelah bertemu dengan Arshy minggu lalu, Illa menjadi sangat pendiam. Dia benar-benar menutup diri, tak memberi tahu apa masalahnya dan membalas seperlunya jika ada yang mengajak bicara.
Sudah izin satu minggu, karena dirinya bahkan sungguh tak mood untuk melakukan apapun. Hari ini jadwal ujian, jadi terpaksa ia harus ke sekolah. Hari ini tak ada lagi rambut yang dikepang dua dan kacamata. Illa hanya memakai baju nya yg kebesaran dan menguncir kuda rambutnya.
"Berangkat sekarang de?." Tanya Cello.
"Iya." Jawab Illa singkat.
Berjalan mendahului kakaknya menuju halaman, dan memasuki mobil yang sudah disiapkan pelayanan tanpa banyak bicara.
Cello pun menyusul memasuki mobil, melirik sekilas adiknya yang hanya diam dengan tatapan mata kosong.
"Dek? Illa? VANILLA?." Sedikit menaikan suaranya di panggilan ketiga karena sang adik hanya diam.
"Iya bang kenapa?." Hanya membalas seadanya, Cello rindu adiknya yang balas berteriak jika ia memanggil dengan nada tinggi.
"Masih gak mau cerita, kamu kenapa?."
"Aku baik baik aja bang, cepet jalan kita udah mau telat." Jawab Illa datar.
Cello diam, dan langsung mengendarai mobilnya tanpa banyak bicara. Mungkin adik nya sedang tidak ingin diganggu dulu.
Setelah sampai Illa langsung turun dari mobil dan berjalan menuju kelasnya, menatap tajam orang-orang yang membicarakan perubahannya.
Setelah sampai dikelas ternyata sahabat-sahabatnya belum datang, jadi ia memilih untuk duduk dan menyumpal telinganya menggunakan earphone.
Tak lama bel masuk berbunyi disusul dengan sahabat-sahabat yang datang dengan sedikit terengah.
"Segala macet, jadi kesiangan kan kita." Keluh Vinia.
Illa tak merespon apapun hanya diam dan mengeluarkan bukunya, karena guru sudah datang.
Ujian berjalan lancar, Illa dan sahabat-sahabatnya mengerjakan dengan tenang. Mereka tak hanya cantik dan kaya, otak mereka juga luar biasa jadi ujian seperti ini bukan masalah besar.
"Mau ke kantin?." Tanya Micell pada Illa yang daritadi hanya diam.
"Iya." Jawabnya singkat.
Mereka berempat hanya diam selama berjalan ke kantin, lebih tepatnya ketiganya memilih menutup mulut saat Illa seperti sedang malas berbicara.
Setelah sampai Vinia dan Adilla yang memesan, sementara Micell mencoba berbicara kepada Illa.
"Kenapa lama banget izinnya, kita kangen." Tanya Micell sambil tersenyum.
"Maaf." Ucap Illa pelan.
"Aku gak suruh kamu minta maaf, cuma mau kamu jawab. Bahkan gak mau kita main?."
"Aku pengen sendiri dulu waktu itu."
"Gak papa, liat kamu baik-baik aja kita udah senang." Ucap Micell sembari mengusap tangan Illa memberi ketenangan.
Setelah makanan datang mereka berempat makan dengan tenang, tak ada yang bersuara.
Setelah kantin mulai hening, suara pekikan kaget Micell membuat semua mata melihat kearahnya.
"Apa-apaan sih loe Tasya, gak ada jeranya nya gangguan Illa mulu." Ucap Micell setelah Tasya menyiram Illa menggunakan jus nya.
"Terserah gue dong, gue belum puas kalo ini nerd belum keluar dari sekolah." Ucap Tasya sambil melihat sinis Illa yang hanya diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE NERD
RomanceTidak semua cerita akan berakhir dengan air mata, tapi tidak juga akan selalu dengan senyum dan canda tawa.