yg dimulmed seragamnya rish
keesokan harinya
Kriiiiing...
Alarm Reynaldi yg membisingkan mengganggu tidurnya yg lelap.
"Fuck, alarm suka gak mengerti situasi kalo bunyi." ucap Reynaldi sambil mematikan alarmnya.
"KAKA CEPET BANGUN INI UDAH JAM BERAPA, INI TUH HARI SENIN." Teriak mamanya dari dapur.
"Iya mama bentar lagi, kakak masih ngantuk." ucap Rey.
"Mama gak mau tau, bangun buruan. Apa mau mama siram kamu." ancam mamanya, yang sudah ada di depan kamar.
"Iya iya kaka bangun." ucap Rey dengan malas.
Lalu dia beranjak dari tempat tidur nya yg nyaman, menuju tempat paling angker saat pagi hari apa lagi kalo bukan KAMAR MANDI.
Setelah selesai, dia turun ke bawah untuk sarapan kilat karena waktu tidak mendukung nya.
"Mama kaka berangkat ya, asalamualaikum." ucap Rey sambil menyalami mamanya.
SKIIP
Setelah memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah, ia langsung bergegas ke lapangan karena upacara sudah dimulai.
"REYNALDY CEPAT MEMISAHKAN DIRI KE BARISAN ANAK YG KESIANGAN, DAN TIDAK LENGKAP ATRIBUT." teriak pa Toni di barisan para guru karena ia wali kelas Rey.
"Anjay si botak pake ngeliat lagi." oceh Rey sambil berjalan ke barisan murid kesiangan.
Ternyata disana sudah ada ke empat temannya yaitu Cello, Kenzie, Ricko, tak lupa si kalem Dibal.
"Lo ber empat ko disini juga sih" tanya Rey karena mereka berlima jarang ada di barisan ini.
"Biasa ni si Ricko segala minta di jemput, udah gitu siap siap nya lama lagi kaya anak perawan." ucap kenzie kesal.
"Gue kan cowok kece seantero sekolah, jadi penampilan gue harus perfect" ucap Ricko sambil membenahi rambutnya yg lepek karena keringat.
"Ah udahlah berisik tuh liat pak Toni ngeliatin terus." ucap Dibal sedikit kesal karena ocehan tidak berfaedah teman-temannya.
"Iya deh nurut aja dede mah kalo bang Dibal yg ngomong." ucap Cello yg dari tadi hanya diam.
Upacara yg membosankan akhirnya selesai juga, para siswa berhamburan untuk minum atau pun sekedar duduk di koridor kelas. Sama halnya dengan Rey dan teman-temannya yang sekarang sedang bersantai di kantin.
"Uh lelah deh aku kalau harus upacara selama itu." ucap Ricko yg dari tadi mengoceh karena baginya upacara itu membuat dirinya jelek.
"Udah lah dari tadi ngomel mulu, kayak cewe lagi pms." ujar Cello.
"Cewe mah gitu, kalo lagi pms. Dia nabrak tembok juga, temboknya yang harus minta maaf." kata Ricko.
"Ahh omongan loe berdua gak penting, udah yah sekarang gue ada pertanyaan penting buat lo Marcell." ucap rey sambi menunjuk marcell.
"Ihh sok penting banget emang apaan" tanya Cello.
"Gue kemarin ngaterin si Vanilla ke rumah loe, terus katanya dia keponakan salah satu maid lo disana. Ko loe gk pernah bilang sih kalo lo serumah sama si anak baru itu." tanya Rey penasaran.
Marcello sedikit berfikir, agar ia bisa menjawab pertanyaan Rey tanpa membuat dia curiga.
"Ya lo gk pernah tanya, kan si cupu itu baru baru ini pindah ke jartanya." ucap Cello setenang mungkin.
"Oh iya yah anak pindahan, btw katanya adek lo mau pindah juga ke sini. Tapi kok gue ga pernah liat." penasaran Reynaldy karena katanya adek nya Cello mau pindah ke sekolahannya.
"Dia masih ngurusin surat pindahnya." ucap Cello sambil meminum soda nya.
Mereka semua hanya ber oh ria, kegiatan sekolah berjalan seperti biasanya.
Tidak ada hal yg menarik sekarang, tapi tunggu saja apa akan ada hal mengejutkan kedepannya.
Jangan lupa vommentnya!!
See you di next chapter..
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE NERD
RomanceTidak semua cerita akan berakhir dengan air mata, tapi tidak juga akan selalu dengan senyum dan canda tawa.