sembilan

41 19 0
                                    

____☆____

Dikegelapan malam annaline tiba-tiba saja terbangun ditengah hutan. Yang ia ingat terakhir kali itu berada didalam kamarnya.

Siapa yang tega membawaku ketengah hutan?

Orang berjubah hitam dengan tudung menutupi kepalanya berjalan menghampiri annaline.

Anna menatap sengit kearah pria bertudung itu.ia berdiri "siapa kau hah, jangan macam-macam denganku!" Pria bertudung itu tertawa.

"Kau sungguh cantik annaline dan kau juga sangat pemberani" tertawa kembali menikmati ketengangan yang dikeluarkan gadis kecil didepannya dan mulai bertambah mendekat.secara spontan anna berjalan mundur.

"Sebebarnya siapa kau,kenapa kau tau namaku?"

"Tak perlu kau tau namaku gadis manis"

"Apa yang kau inginkan sebenarnya?"

"Hm yang aku inginkan hanya...membuatmu mati ditanganku itu sudah cukup,karena kau akan merusak semua rencanaku"pria itu menyerigai lalu mengeluarkan pisau dari dalam jubahnya.

"Itu tidak akan pernah terjadi...aku akan mengagalkan rencanamu" anna pun sama menyerigai kearah pria itu.

"Baiklah jika itu mau mu.aku tak segan-segan untuk mengulitimu dengan pisau ini" ia membelai pisaunya dengan bangga.seperti ini akan dimenangkan olehnya.

"Aku tidak akan takut denganmu!karna kau bukanlah manusia kau ini setan yang tidak akan bisa membuat manusia yang derajatnya lebih tinggi darimu ini kau lukai atau kau bunuh.dan juga kau bukanlah Tuhan yang dengan seenaknya mencabut nyawaku!" Pria bertudung itu menggeram marah.

Ia mulai maju dan mulai membabi buta annaline tapi dengan sigap ia menahan semua serangannya. Ketika pria itu lengah langsung saja ia mendorong dengan kakinya sampai membentur pohon. Tapi belum sempat annaline menghindar kembali pria itu sudah ada di belakang menguncinya dan menodongkan pisau kearah lehernya.

"Kau sungguh membuatku lelah"

Ketika pisau hendak dilayangkan kearahnya, ia mendongak melihat wajah yang dikenalinya tetapi tidak ingat siapa?.

"Tidakkk!!!"nafas annaline memburu ia ternyata telah tertidur di meja belajarnya dengan tangan menjadi tumpuan.sekarang sudah menunjukkan pukul 23.46 ia pun beranjak untuk tidur dikasur empuknya. Mengingat ia terbangun tengah malam.

***

Di dalam kelas annaline termenung, ia masih memikirkan soal mimpinya semalam.

"Hihihi" lamunannya menjadi buyar ketika mendengar tawa siswi yang duduk disebelah kanan pojok, teman sebangkunya berusaha menyadarkannya.

Dan dalam sekejap suasana kelas pun menjadi ricuh Ibu maryam yang sedang mengajar matematika...lalu menghampiri muridnya yang sedang kerasukan tersebut.

"Cepat panggil pak sastro diruang BK!" Rio yang menjadi ketua kelas dengan sigap berlari menuju ruangan pak sastro.

"Hihihi aku akan membalaskan dendamku, aku berjanji!"sementara tasya dan salsa tampak biasa saja tidak terusik akan kejadian ini.

"Kok kalian seperti biasa-biasa aja liat kejadian kesurupan kayak gini"tanyanya heran.

Tasya menghela nafas sebelum bercerita "Kejadian ini memang sudah lama terjadi, tepatnya semenjak empat bulan yang lalu"

The Dream Of A INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang