duabelas

38 19 0
                                    


____☆___

AuthorPov

Tasya dan salsa sudah ada didepan gerbang rumah annaline.yang sudah ia kirimkan lokasinya. Gerbang dibuka mereka mulai menuju pintu.

TingNung

TingNung.

Ibaratkan suara bel. Seorang laki-laki dengan kaos putih polos celana pendek membukakan pintu rumah dengan rambut yang masih sedikit berantakan.

Salsa dan tasya melongo apa yang ada didepannya...mereka langsung jatuh hati melihatnya.terkagum juga sudah pasti.

Ampun deh ganteng banget sumpah.batin salsa

Ujian apalagi ini YaTuhan.batin tasya.

Laki-laki itu menlambaikan tangan didepan wajah mereka dan tersadar setelahnya.

"Mau cari siapa yah?"suara berat miliknya mampu membuat tasya dan salsa terus menatapnya. Laki-laki yang ada didepannya tidak enak merasa diperhatikan terus menerus, lalu berdehem.

"Ah..ma..maaf kami ini sahabatnya annaline dan dia menyuruh kami datang kerumahnya" tasya berbicara dengan nada gugup.

"Owh iya ada didalem masuk aja" laki-laki itu menyuruh mereka masuk terlebih dulu dan mengizinkan mereka duduk menunggu adiknya.

Ia menaiki tangga.tanpa mengetuk pintu ia langsung masuk kekamar adiknya. Dan melihat adiknya yang berbicara sendiri,tapi ia sudah tau kalau dia sedang berbicara dengan dava...ia dudah terbiasa melihat adiknya yang sedang berbicara ataupun bercanda dengannya ia tidak melarang selagi itu masih dalam kata wajar.

"Dek ditunggu temen lo tuh dibawah"ia merebahkan tubuhnya dikasur milik adiknya dan memejamkan mata. Anna memukul lengannya.

"Tidur sana dikamar sendiri, kebiasaan banget tidur disini kaya ngak punya kamar aja...aku mau kebawah jangan sampai aku kesini lagi terus masih ada abang!" Anna pun meninggalkan kakaknya dan dava yang masih dikamarnya.

Ia pergi kebawah untuk menemui mereka "gimana susah ngak nyari rumah aku?"

"Enggak kok..kan rumah lo pinggir jalan kalau nyari didalam  hutan nah baru kita susah nyarinya"

"Hhha bener juga sih...ayo kekamar kita ngak boleh ngobrol disini ntar ada yang denger"ia melirik wanita yang ada dipojok pintu yang terus saja menatapnya.

Mereka pun menaiki tangga yang maduk kedalam kamar. Mereka terkejut melihat laki-laki tadi yang tertidur dikamar anna.

Jangan bilang kalau dia suami anna!pupus deh harapan gue.batin salsa.

Anna melempar bantal kearahnya "bang kan aku udah bilang jangan tidur disini!pergi ngak"

Devan terbangun dan beranjak dari kamar adiknya yang masih memeluk bantal yang ia lempar, devan tidak memperdulikan tatapan sahabat adiknya.yang masih setia menganguminya itu.hha kepedean juga nih orang.

"Eh bantalnya balikin woy!"devan melempar didepan muka adiknya yang ngeselin. Lalu pintu ditutup.

Mulailah teriakan salsa dan tasya...sampai ia harus menutup telinganya, dava yang juga masih didepan lemari sama menutup telinganya.

The Dream Of A INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang