delapan

39 19 0
                                    

Kamu itu layaknya malam hari. Sepi, sunyi, dan dingin, Namun indah dalam saat kebersamaan.

~AadaraP~
_______☆___


Perlahan kelopak mata annaline mulai terbuka dan menyergap nyergap menyesuikan cahaya yang masuk keretina matanya... Raynand yang mengetahui bahwa annaline sudah sadar dengan langkah pelan menghampirinya.

"Dimana ini?"

Melihat dahinya berkerut dengan cepat raynand mengusap dahinya. Annaline tersentak saat merasakan usapan lembut didahinya.

"Lo ada di uks" annaline menoleh kearah raynand yang memasang wajah hangat.sehangat mentari pagi.

Entah mengapa aku terhipnotis oleh mata biru lautnya yang damai dengan rahangnya yang tegas hidungnya yang mancung alis tebal dan.. bibirnya yang sexy.  Oh tidak apa yang aku fikirkan.

Tapi raut wajahnya itu tersirat suatu kekhawatiran dan kekhawatiran itu hilang dengan sekejap digantikan oleh senyuman yang jarang sekali orang liat mungkin annaline mungkin harus bersyukur karena melihat senyuman yang ternyata dia itu berlesung pipi yang membuatnya semakin sangat tampan.

Sama sekali tidak tercipta kesan dingin seperti biasanya... hingga ia sampai lupa dengan sentuhan tangan raynand yang tengah membelai rambutnya. Ada semburat merah dipipinya.

"Apa kau masih merasa pusing hm?" Tanya raynand yang membuat kesadarannya kembali.

"Aku hanya sedikit pusing, apa yang terjadi denganku ray?"

Raynand yang merasa bingung ingin menjawab jujur atau lebih baik berbohong, lalu dia pun berkata.

"Kau pingsan sekitar"raynand melirik jam yang melingkari pergelangan tangannya."sekitar  3 jam"lanjutnya.

Annaline membulatkan matanya."pingsan??yang benar saja...lalu apakah kau yang menungguku selama itu dan tidak mengikuti pelajaran"

"Yes, i'm  waiting for you and... soal mengikuti pelajaran kan kita sedang dihukum tadi" kata-kata yang dilontarkan raynand telah mengingatkannya kembali pada adegan yang menegangkan pasal hantu yang ingin membunuhnya.

Ia sama sekali tidak pernah sampai seperti itu selama ini.tapi kejadian ini sedikit membuatnya takut.tidak ia tidak boleh takut pada makhluk tak kasat mata. Memang kematian itu akan datang ketika Tuhan menghendaki ia akan menerimanya...namun ia tidak rela jika ada yang memaksa mati oleh hantu itu dengan sukarela karena apa?karena mereka hantu bukan Tuhan.

Setelah berpikir lama ia langsung mengingat apa yang dilakukan oleh hantu itu sehingga bisa membuatnya kesakitan.

Seketika raut wajah annaline menjadi berubah... dan ia langsung memengang pipinya yang ia ingat pipinya tergores seperti benda runcing atau ia bisa katakan itu adalah kuku hantu tersebut. Oh.tapi ia sangat heran kenapa sekarang tidak merasakan sakit pada pipinya dan tangannya yang dicengkram kuat sampai tulangnya akan patah.

"Kenapa kau?"

Ia langsung bangun dari tidurnya dan membenarkan posisinyamenjadi duduk.

"Ray apa yang terjadi denganku aku tau itu tadi bukanlah mimpi dia seperti ingin membunuhku, do you believe me ray?"ujarnya sembari terisak dan menatap kedalam manik matanya.

Raynand langsung membawa annaline didekapannya serta mengusap lembut rambut hitam panjangnya seraya menenangkannya... dan annaline membalas pelukan raynand yang masih terisak.

"Ray"

"Hm"

"Kemana kau tadi?aku mencarimu"

"Aku tadi ingin  membelikanmu minum sebentar tiba-tiba kau sudah tergeletak dilantai lalu aku membawamu kesini"

The Dream Of A INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang