____☆____Setelah mengklarifikasi masalah kecil tadi, papa hanya mengangguk mengerti. Aku bersyukur papa tidak menasehatiku sampai kupingku pegal.
"Ada yang menunggumu dirumah" aku menyergit heran siapa yang papa maksud?.
Ah. jangan bilang kalau disana ada laki-laki yang akan dijodohkan denganku, seperti tahun lalu masa aku yang masih kelas sepuluh SMA akan dijodohkan.yang benar saja?mau dikasih makan apa coba ntar anaknya terus katanya, nikahnya kalau udah lulus mana ada!mending kalau laki-lakinya bening!hello sekarang ini udah jaman modern bukan lagi jaman siti nurbaya!.
Aku memicingkan mata kearah papa."jangan bilang papa mau jodohin anna lagi!"papa tertawa.
"Bukan sayang kamu liat aja sendiri sana" sebelum aku turun dari mobil aku bilang...
"Awas aja kalau aku mau dijodohin anna bakal pergi dari rumah!"papa malahan tertawa kembali. Aku tidak meladeni papa, aku hanya fokus melihat siapa orang yang dibilang papah... berlari memasuki rumah dan memberisalam tapi tidak ada siapapun disini.
Papa yang ada dibelakangku memanggil mama. Mama keluar dengan senyum yang mengembang diwajahnya. Sebenarnya ada apa dengan mereka?hari ini bukan hari ulang tahunku bukan?yang jelas aku ingat hari ulang tahunku.mana ada orang yang lupa dengan hari spesialnya.
Tetapi mereka terus tersenyum seperti itu, apa mereka kemasukan setan senyum?...haiss tidak mungkin kalau mereka kena pasti aku sudah mengetahuinya.
Mama yang melihatku keheranan dan bingung menjadi satu.
"Sayanggg"suara menggema didalam rumah...untung saja suara mamah merdu jadi lampu dirumah tidak pecah.
Dibalik pintu terlihat seseorang berpakaian hodie abu-abu menunduk namun terlihat berperawakan tinggi tegas, berkulit putih. Papa yang tidak melihat reaksi dariku pun memanggilnya.
"Sayang jangan seperti itu adikmu sampai tidak mengenalimu"
Hah.sumpah demi apa?.
Itu adalah sosok yang sangat aku rindukan dari dulu, rasanya aku ingin menangis sekarang. Ia mendongak dengan senyuman yang terpatri diwajah tampannya.
"BANG DEVAN!!!"aku berlari memeluknya erat ia membalas memelukku.aku menangis sampai bajunya basah oleh air mataku.
"Ternyata adik abang udah besar tapi kok cengeng masih gini sih"aku memukul lengannya. "udah dong jangan nangis abang disini lama kok" ia mengusap jejak air mataku. Aku kembali memeluknya.
"Promise" aku menatapnya ia membalas dengan anggukan dan tersenyum.
"Aduh kita yang disini dilupain nih, serasa dunia milik berdua aja" sidir papah.
"Em papa kenapa ngak bilang dari tadi kalo bang devan udah balik"
"Itu kejutan untuk kamu sayang"aku merengut kesal.
"Anna kamu ganti baju dulu sayang terus kita makan yah" aku mengangguk dan berjalan kearah tangga menuju kamar.
"Haha kasian yang ngak dikasih tau kalau bang devan udah pulang" aku melempar sepatu kearah dava tapi menghilang sebelum sepatuku menyentuh wajah menjengkelkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Dream Of A INDIGO
Misteri / ThrillerAku harap aku tidak memiliki sebuah kelebihan apapun!.ini sangatlah menggangguku!. Tapi berkat kemampuanku ini juga, aku berhasil menemukan seseorang yang telah lama aku rindukan. *** Berawal dari sebuah mimpi yang selalu menghantuinya ketika tertid...