tujuhbelas

22 8 0
                                    


____☆__

Anna sedang tidak fokus untuk menerima pelajaran hari ini.terbukti dengan ia yang sedang memutar mutar pulpennya tidak berniat untuk mendengarkan guru mengoceh didepan.

Ia masih memikirkan apa yang diceritakan oleh rania kemarin dan itu sangat membuatnya tidak bisa fokus untuk belajar hari ini.mungkin bolos satu kali tidak apa?.

Ibu helda memanggil namanya tapi masih tidak ada sahutan apapun dari yang dipanggil.

"Annaline!"seketika ia tersadar dari lamunannya."ah ya bu maafkan saya"ia menunduk takut.karena sudah ketahuan melamun.

"Sebaiknya kau cuci muka terlebih dulu agar tidak mengantuk"ujarnya dengan nada lembut kembali.padahal ia sama sekali tidak mengantuk hanya sedang tidak fokus saja.

"Baiklah bu, saya permisi"ia pun keluar dari kelas dan menuju toilet, setelah selesai ia malah berbelok menuju kantin.

Bolos sekali ngak papa kali yah?toh bolos satu kali ngak bakal dikeluarin dari sekolah.batinnya.

Ia duduk dan memesan minum.dan minuman yang ia peaan langsung datang. Seseorang dengan santainya duduk didepannya, dan melihatnya yang sedang meminum es tes manis tanpa berniat melihat siapa yang duduk disana.

"Dasar bodoh!"kata yang membuatnya menatap jengkel kearah orang yang mengatainya.

"Aku tau kau pintar kev!"ketusnya sarkas.

"Kau ini seharusnya kembali kekelas, bukan malah nongkrong dikantin!"anna memutar mata jengah.

"Kau sendiri kenapa ikut disini denganku.huh!"

"Mungkin aku akan menemanimu disini.maksudku bolos disini"

"Ternyata kau bisa membolos juga kev.aku kira kau selalu taat dan rajin"sekarang giliran kevin yang memutar mata jengah.

"Satu kali tidak apa bukan?"kalimat itu membuatnya tertawa.ternyata laki-laki kutu buku didepannya ini sangatlah lucu.dan apa tadi dia bilang satu kali?mungkin ini pertama kalinya dia membolos.sungguh menggemaskan. Apalagi ketika melihat ekspresinya yang seakan tak rela untuk meninggalkan pelajaran.

Dan kevin juga ikut tertawa bersamanya.tidak tahukah dia yang sedang ia tertawakan adalah dia.

Ia berhenti tertawa dan menatap kevin serius."Kev apa kau ingat tentang suara yang aku dengar ketika kita pulang sekolah, kurasa itu adalah suara kak vivi.aku sangat yakin!"

"Dari mana kau tau itu suara kak vivi?"

"Aku tau dari kak vivi yang berbicara padaku"ia langsung membungkam mulutnya sendiri.

Mati.aku keceplosan!batinnya.

"Ah,maksudku aku tau dari detektif yang bilang bahwa dia dibunuh sekitar menjelang sore, dan kita pulang juga sama menjelang sore...jadi aku simpulkan saja begitu!"semoga saja dia tidak curiga.dan juga kevin itu ada didaftar orang yang patut dicurigai.

Ternyata benar dugaanku dia indigo!.batin kevin tersenyum miring.

"Sebaiknya kita kekelas kev, aku tidak mau kalau bu helda marah-marah lagi  karna aku!"

Ia menaruh uang es teh yang dipesan diatas meja dan bangun dari duduknya meninggalkan kantin.

"Hm baiklah.ayo!"ujar kevin sembari menautkan jemarinya dengan anna.. Sedangkan yang menjadi korban atas kelakuannya hanya terdiam, dan menjawab canggung.

"Y..ya baiklah"

Aduh kevin kau membuat jantungku berdetak cepat sekarang!.

***

The Dream Of A INDIGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang