Prologue

5K 468 243
                                    

Vote yaw!
Makasih!

SMA Cakrawala

Hari ini adalah penerimaan murid baru. Mereka semua, dari kelas 10 sampai 12 berkumpul dilapangan upacara. Kelas 10 masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dan kelas 11 ke atas cuman dijemur jemur doang, ngedengerin si Pak Jenggot alias kepala sekolah berpidato ria

Jaemin seperti biasa, berbaris dengan Jeno yang berdiri didepannya. Secara Jeno lebih pendek awokakaka

Saat Jaemin lagi termenung mikirin bunda sama ayahnya, tiba-tiba tangannya dicolek sama Jeno

"Apa?"

"Jaem jaem, lihat tuh, dibarisan anak kelas 10. Manis bet anjirrr" Jeno memalingkan wajah Jaemin kearah yang dimaksud

"W–woahh, bidadari sekolah anjay" Mata Jaemin berbinar saat melihat sosok tersebut

Tiba-tiba pikiran cemerlang muncul diotak bego Jeno "Gak niat ngegebet Jaem?"

"Entar, nunggu Pak Jenggot selesai berbacot bacot didepan gue samperin" Jaemin terlihat antusias

Sosok itu seperti bercahaya saat diterpa matahari, bergigi gingsul, berwajah manis. Benar-benar sangat sempurna dilihat dari sisi manapun. Apalagi saat ia tertawa dan terlihat gigi gingsulnya, beuhhh sesuatu banget

🍃🍃🍃

Akhirnya mereka diistirahatkan, pemuda manis itu mencari tempat teduh untuk duduk. Jaemin yang melihatnya mencoba menghampiri dengan senyum terpatri diwajahnya

Ia pun juga ikut duduk disamping si pemuda manis. Pemuda manis itu sama sekali tak peduli dengan kehadirannya

"Ekhem" Jaemin mencoba berdehem untuk mengode, namun tampaknya pemuda manis itu tetap cuek

"Permisi neng"-Jaemin

"Gue laki, goblok" Baru juga mau memulai pembicaraan, udah di gas aja

"Ehehe maap, kamu manis sih" Jaemin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Kenapa?" Pemuda manis itu langsung to the point

"Nama kamu siapa?"

"Huang Renjun____udah udah, pergi lu sono, ganggu orang aja"

Jaemin terkekeh, ni uke manis tapi galak slur, butuh perjuangan pasti buat dapetinnya

"Na Jaemin, kelas 11 IPA 2" Jaemin mengulurkan tangannya, namun sama  sekali tak diindahkan oleh Renjun

Perlahan-lahan ditariknya kembali tangan itu, sambil cengir bego. Ni manusia sombongnya minta ampun, untung aja manis

Tanpa menoleh Renjun mengatakan "Kalo gue kelas 10 IPS 1,udah kan, pergi lah sana kau wahai pengganggu"

Jaemin bangkit dari duduknya, seketika matahari kembali memanas. Menyinari Renjun yang sedang duduk, pemuda manis itu lantas mengeluh dengan cuaca panas. Melihat hal itu Jaemin tak tinggal diam, dia dan badan besarnya menghalangi sinar matahari yang mengenai Renjun

Disaat Jaemin sedang berpura-pura melihat lihat temannya di seberang sana sambil bercekak pinggang, tanpa sadar Renjun sedang memperhatikan nya sambil tersenyum tipis, sangking tipisnya sulit terlihat

Begitulah Renjun, manusia yang irit senyum

🍃🍃🍃

Mereka semua mulai masuk ke kelas masing-masing, namun tak langsung memulai pelajaran karena guru sedang rapat

Kondisi kelas 10 IPS 1

Renjun memasuki ruangan kelasnya dengan wajah yang sulit dijelaskan. Berharap kalau teman SMP nya dulu ikut sekelas dengannya

"Injun!!!!!" Teriak 3 orang dari arah belakang

Dan benar saja itu adalah ketiga sahabatnya saat masih di SMP, Renjun senang, sangat senang. Akhirnya apa yang ia andaikan terwujud

Tiga orang itu adalah Haechan si gumpalan tai pecinta makan, Chenle si konglomerat yang hartanya ga akan habis 3000 turunan (I love you 3000 Chenle:), dan terakhir, Jisung si tiang listrik yang udah punya pawang siapa lagi kalo bukan Chenle

Mereka berpelukan layaknya teletubies didunia nyata, lebay amat anjir. Tapi yah gitu, mereka selama liburan gak pernah ketemuan karena sibuk sama hal masing-masing

Mereka mengambil tempat duduk diposisi belakang, Chenle dan Jisung duduk berdua didepan sedangkan Renjun dan Haechan duduk dibelakang mereka

Saat asik-asiknya gibah berempat tiba-tiba Renjun nanya ke temen-temen nya

"Kalian kenal Na Jaemin 11 IPA 2?"-Renjun

"Eummm kayak pernah denger namanya, tapi dimana ya?"-Chenle

"Ohhh bang Jaemin, gue kenal kok anaknya, kan ayahnya yang jualan bakso didepan komplek perumahan kita"-Jisung

"Lah, orang miskin toh" Renjun tersenyum meremehkan

"Gak boleh gitu Njun, kak Jaemin baik loh orangnya. Temenan lagi sama cemiwiw aku, kak Mark"-Haechan

"Gaduli, yang penting gue risih kalo deket-deket dia"-Renjun

Kelas dimulai setelah guru selesai rapat. Belum mulai belajar memang, tapi agak sedikit ngeselin gara-gara gurunya sibuk nanya ini dan itu

🍃🍃🍃

Bel pulang berbunyi...

Jaemin dengan segera menuju ke parkiran mengambil sepeda miliknya, tanpa sadar ada orang yang melihatnya sambil tersenyum remeh

"Hahh cuma pake sepeda sok sokan buat deketin gue, dasar" Gumamnya lalu masuk kedalam mobil sedan hitam

Ia berjengit heran saat tujuannya dan Jaemin searah

"Pak pak, bawanya pelan aja ya. Kalo bisa biar si pesepeda itu jalan duluan" Pemuda itu berbicara sambil menepuk-nepuk belakang kursi pengemudi

"Iya, tuan muda"








Jaemin membawa sepeda sambil sesekali bersenandung, entah kenapa hari ini hatinya sangat senang. Apa mungkin karena pertemuannya dengan Renjun. Hahhh sadarlah Na Jaemin, kau tak punya apa-apa untuk bisa memiliki seseorang untuk saat ini

Yang terpenting sekarang adalah menjadi sukses dan membanggakan orang tua dahulu, setelah itu baru mengejar cinta. Karena kalau memang jodoh, Renjun pasti tak akan kemana-mana. Ciatttt





"Hmmm apa bener yang Echan bilang tadi?" Pemuda itu bergumam, terus menerus menanyakan siapa sebenarnya Jaemin sampai ia berani untuk mendekati dirinya

Apa jangan-jangan Jaemin tidak tau kalau ia adalah anak orang kaya? Entahlah



Jaemin memberhentikan sepedanya tepat disebelah gerobak bakso milik sang Ayah. Ia memarkirkan sepeda dengan rapi lalu mendatangi sang Ayah yang sibuk dengan dagangannya, Jaemin mendekati Ayahnya lalu bersalaman dengan sopan kepada orang tuanya itu (arghhh ga tai lah Erie ngetik paan:")

Pemuda didalam mobil itu menaikkan alisnya sebelah "Jadi emang bener ya" Ia bergumam lagi lalu membuka kaca mobil dengan lebar, sengaja menyuruh sang supir untuk berjalan disamping gerobak itu dengan perlahan

Ia pura-pura seperti tidak melihat Jaemin. Saat mobil itu berpapasan langsung dengan gerobak milik Ayah Jaemin, sontak saja Jaemin langsung kaget dengan apa yang dilihatnya

"Renjun" Gumam Jaemin tak percaya

Renjun tersenyum smirk, mobilnya memasuki perumahan  ter-elit di kota itu








"Ternyata anak orang kaya ya, pantas aja sombong" Jaemin tersenyum miris

"Nak, kamu pulang aja sana, gak usah bantuin Ayah, Ayah bisa sendiri kok" Panggilan dari sang Ayah, Taeil, membuyarkan lamunan Jaemin. Dengan segera Jaemin mengibaskan kedua tangannya

"Ga papa Yah, Jaemin mau bantuin Ayah. Sini biar Jaemin yang nyuci piring kotornya, Ayah layani pelanggan aja sana" Final Jaemin yang akhirnya diiyakan oleh Ayahnya




To be continued...

I NEED YOUR VOTE AND SUPPORT, THANK YOU:)

ᴍᴀᴛᴀʜᴀʀɪ ᴋᴜ|ᴊᴀᴇᴍʀᴇɴ/ʀᴇɴᴍɪɴ(ᴇɴᴅ)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang