Vote yaw!
Makasih!Renjun memasuki kelas dengan wajah sumringah. Seperti yang kalian semua pikirkan, ia diantar oleh Jaemin sampai depan kelas. Makanya senyam-senyum gaje:)
Namun senyuman itu langsung berubah menjadi raut heran. Saat melihat ketiga sahabatnya yang kelihatan cemas
"Kalian kenapa?" Tanya Renjun sembari meletakkan tasnya di kursi
"Ehm itu Njun, enggg gimana ya jelasinnya" Haechan gelagapan sendiri
"Dia kembali ge" Ucap Chenle yang langsung mendapat delikan dari Renjun
"Dia, siapa? Jangan bilang kalau____" Perkataan Renjun terhenti saat dua orang masuk ke kelasnya
"Echannnnnn" Pekik Jeno yang langsung mencubit gemas pipi gembil Haechan
Haechan meringis, lalu mengalihkan pandangan nya ke depan pintu kelas. Jaemin dan Jeno tak hanya berdua kesini, ada Mark juga, tapi dia tak mau masuk. Entah kenapa
Haechan yang tadinya tersenyum kini berubah murung. Wajahnya tertekuk, merasakan hal aneh dalam hatinya, sakit
"Chan~ kenapa?" Tanya Jeno lirih
"Eng–nggak apa-apa kok" Haechan tersenyum dipaksakan
'Maaf Chan'
"Jadii, kalian lagi membicarakan apa tadi?" Tanya Jaemin heran
Mereka berempat termasuk Renjun cuma menggaruk tengkuk yang tidak gatal. Hingga akhirnya Renjun berdiri lalu menyeret Jaemin untuk keluar dari kelas
"Ehhh kita mau kemana Njun, ehh" Renjun mengabaikan segala gerutuan dari Jaemin
Dan terus menyeret Jaemin sampai ke dalam UKS
"Udah diem aja"
🍃🍃🍃
Jam pelajaran dimulai. Namun guru belum kunjung masuk ke kelas Renjun. Renjun serta ketiga sahabatnya merasa khawatir. Dia, kembali
Mereka agak bernafas lega saat sang guru masuk sendirian. Tapi kelegaan itu hanya sebentar, tatkala seoarang pria manis juga ikut masuk. Ya, itu'dia'
Guru itu menata buku yang dibawanya di atas meja. Lalu mulai mengenalkan siapa si pemuda manis itu
"Anak-anak, kita kedatangan murid baru. Ayo kenalkan dirimu" Ucap guru itu dengan lembut
Pemuda manis itu hanya tersenyum
"Gausah pengenalan bu, itu mereka bertiga udah kenal sama saya" Ucap si pemuda manis sambil tersenyum tipis
"Hahh, terserah kamu saja. Kalau begitu, silahkan duduk di kursi kosong sebelah sana" Perintah sang guru sambil menunjuk satu bangku kosong, tepat disebelah Renjun
Pemuda manis itu berjalan dengan angkuhnya. Seperti dia adalah orang yang sangat berkuasa. Sesekali juga melihat sinis kearah Renjun. Renjun hanya membalasnya dengan tatapan lebih mengerikan /bayangkan sendiri/
Saat pemuda itu sudah duduk dikursi nya, Chenle membalikkan badannya menghadap ke si pemuda manis itu. Tentunya dengan tatapan jengah dan geram
"Kenapa kau kembali lagi L___" Belum selesai Chenle berucap. Guru didepan sudah menggebrak papan tulis
"Anak-anak, kita akan mulai pelajaran sekarang. Jadi jangan berisik"
Chenle kembali menghadap ke depan, dengan bola mata yang malas. Jisung yang duduk disamping nya cuma bisa mengelusi pundak si empu agar lebih tenang
Haechan sendiri juga sebenarnya sudah sangat geram. Tapi bukan sekarang waktunya untuk semua itu
Pelajaran dimulai. Tidak seperti biasa, suasana dikelas ini tampak mencekam karena hawa dingin yang diciptakan oleh empat orang sahabat itu. 'Dia'? Memang sejak dulu tak perduli. Jadi sampai kapanpun ia tak akan peduli. Walaupun dulu ia pernah melakukan suatu kesalahan yang fatal
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴍᴀᴛᴀʜᴀʀɪ ᴋᴜ|ᴊᴀᴇᴍʀᴇɴ/ʀᴇɴᴍɪɴ(ᴇɴᴅ)✅
Fanfiction"ᴋᴀᴜ ᴛᴇʀʙɪᴛ ʜᴀʀɪ ɪᴛᴜ, ᴅᴀɴ ᴛᴇɴɢɢᴇʟᴀᴍ sᴀᴀᴛ ɪɴɪ"-ʜᴜᴀɴɢ ʀᴇɴᴊᴜɴ 🌱ʟᴏᴋᴀʟ ɪɴᴅᴏɴᴇsɪᴀ 🌱 ᴅɪʜᴀʀᴀᴘᴋᴀɴ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴠᴏᴛᴇ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ᴀᴛᴀᴜ sᴇsᴜᴅᴀʜ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ᴍᴜʀɴɪ ᴅᴀʀɪ ᴋʜᴀʏᴀʟᴀɴ ᴇʀɪᴇ, ɴᴏ ᴄᴏᴘʏ ᴏʀ ᴄᴏᴘᴀs ᴄʟᴜʙ ᴊᴀɴɢᴀɴ ʀᴇᴘᴏʀᴛ ᴋᴀʟᴏ ɢᴀᴋ sᴜᴋᴀ. ɢᴀᴋ sᴜᴋᴀ sɪʟᴀʜᴋᴀɴ ᴛɪɴɢɢᴀʟᴋᴀɴ s...