KAMU BOHONG!

1.6K 232 51
                                    

Vote yaw!
Makasih!

Jika ingin pengalaman membaca yang lebih mendalami, harap play lagu:

When she loved me-katelyn lapid:)

"Jadi Jaem__"-Renjun

"Hmm, gak mau aku masuk nih?" Ledek Jaemin yang hanya mendapat tatapan khawatir dari Renjun

"I–iya deh, ayo masuk" Renjun menggenggam tangan Jaemin, menuntunnya untuk masuk kedalam rumah mewah itu

Hari ini, adalah hari dimana Jaemin harus bertemu Papa Renjun. Padahal belum saatnya Jaemin melakukan hal  semacam ini, tapi Papa Renjun memaksa, apa boleh buat

Saat menapakkan kaki kedalam rumah Renjun, hawa dingin menyambut. Terlihat diseberang sana, dimana itu adalah ruang tamu. Jaemin melihat seorang pria paruh baya yang seperti nya adalah Papa Renjun

Jaemin berjalan mendekat dengan wajah yang agak ditundukkan, bukan karena takut, tapi lebih ke sopan santun. Renjun juga ingin mendekat kearah Papanya, namun suara berat sang Papan yang menginterupsi telinganya membuat Renjun mengurung kan niat

"Renjun, masuk kekamar mu" Ucap Yuta sambil menyesap kopinya

Renjun menggeleng

"Aku ingin mene____"

"BAWA ANAKMU KEKAMAR DONG SICHENG!!!" Bentak Yuta, yang membuat Winwin kaget lalu membawa Renjun kedalam kamar lalu menguncinya rapat

Renjun tau ini akan terjadi


"Jadi, kau memacari anakku?" Tanya Yuta tanpa melihat ke Jaemin

"Iya om" Jawab Jaemin sambil sedikit menunduk

Jujur, setelah mendengar bentakan dari Yuta barusan. Membuat nyalinya sedikit menciut

🍃🍃🍃

Haechan berdiri didepan pagar rumah seseorang. Sepertinya sedang menunggu. Matanya juga tampak berkaca-kaca

Grekkk...

Pintu pagar terbuka, menampakkan wajah Jeno yang suram dan sembab. Haechan mengerti kenapa ia seperti itu, lalu dengan cepat Haechan menarik tangan Jeno menjauh dari rumahnya. Haechan membawa Jeno ke taman yang tak jauh dari rumah Jeno

Haechan mulai menitikkan air mata, menatap tidak percaya ke Jeno

"Kenapa hiks, apa maksud mu Jenooo hiks hiks. Apa yang dikatakan oleh kak Mark itu benar hiks hiks?" Haechan mencoba untuk terlihat tegar, namun apa daya, Haechan tetaplah Haechan, seseorang yang paling tak bisa dihadapi oleh hal semacam ini

Bawaannya pasti nangis

Jeno menatap wajah Haechan, tersirat rasa bersalah dalam dirinya. Kenapa dia tak membantu Haechan agar bisa lebih dekat dengan Mark. Dan kenapa juga dia tak memberitahukan kepada Haechan kalau Mark menyukai Haechan

Katakanlah Jeno egois, ya, dia tak ingin Haechan dimiliki oleh Mark. Jeno sangat mencintai Haechan, walau harus beberapa kali menahan sakit hati karena Haechan tak pernah menaruh hati padanya. Hingga akhirnya ia gunakan cara sedikit licik, dengan mengatakan kepada Mina kalau Mark menyukai Mina, padahal sebenarnya tidak

Semua hanyalah alibi agar Haechan bisa membuka hatinya sedikit untuk Jeno. Ya, Jeno berhasil masuk kedalam hati Haechan, tapi bukan berarti Jeno berada di zona cinta. Lebih tepatnya Jeno masih saja di zona pertemanan yang dibuat Haechan

Sakit, sakit yang dirasakan Jeno seakan bertambah setiap hari. Apalagi saat melihat Haechan masih sesekali curi pandang ke Mark

"Maaf, Haechan, aku salah, aku memang bodoh karena terlalu egois. Aku hanya ingin dicintai oleh mu, Chan. Tapi kamu gak pernah mau buka hati buat aku, hingga akhirnya aku udah nyerah mendekatimu dengan cara baik. Hingga dengan bodohnya aku menggunakan cara jahat seperti itu, sampai membuat hatimu sangat terluka. Maaf" Haechan tak habis pikir

Jeno yang dikenal sangat baik, ramah, serta peka juga memiliki sifat yang egois. Air mata jatuh dengan derasnya di pipi Haechan. Beberapa kali ia mengerjapkan mata, membiarkan air mata untuk terus jatuh

"Mark akan kembali ke negara asalnya, Kanada. Dia menitip salam untukmu. Kak Mark sudah berangkat 2 jam lalu, Echan sangat ingin memberitahu kan hal ini kepada kak Jaemin juga Jeno. Namun kak Mark tak membenarkan" Haechan kembali menangis

Begitu pula dengan Jeno, tanpa sadar air mata turut jatuh dari pelupuk matanya. Mark, apa dia pergi karena Jeno?

Jeno mengusak surainya kasar, ia berjongkok lalu menjambak surainya prustasi. Andai saja sifat egoisnya dapat ia buang, andai dulu Jeno membantu Haechan untuk mendekati Mark. Andai, andai semuanya tak seperti sekarang

Namun mustahil, semua telah terjadi. Mark juga telah pergi

"Aku juga akan pergi Jen" Ucapan Haechan kembali membuat hati Jeno remuk

"A–apa, kamu mau kemana Chan?" Tanya Jeno sambil mendongak

"Aku akan ikut orang tuaku ke LA, aku akan pindah bersekolah disana. Jadi Jeno, sepertinya kita harus memutuskan hubungan sepihak ini bukan" Haechan mengalihkan pandangannya, tak mampu menahan tangisan yang kian menderas

Jeno kembali berdiri, kedua tangannya mencengkram bahu Haechan, lalu sedikit menggoyangkan nya

"Kamu bohong kan Chan, hiks gak, cukup Mark saja yang pergi Chann hiks kamu jangan, hiks" Jeno benar-benar terpukul hari ini

Harus mendengar suara kabar buruk secara bersamaan

🍃🍃🍃

Jaemin sedang diatas motor, mengendari motor tidak seperti biasanya, dia termenung

Seketika kejadian barusan kembali melintas di otak Jaemin

Flashback rumah Renjun

"Memangnya kau punya apa?" Tanya Yuta sedikit menyolot

Jaemin masih tertunduk

"S–saya sekarang memang tak punya apa-apa om, tapi nanti, nanti pasti saya akan bahagiakan Renjun" Jawab Jaemin

"Alahhhh, nanti nanti, kamu pikir saya mau biarin anak saya pacaran sama orang miskin kayak kamu. Ingat!!! Ayah kamu itu cuma penjual bakso, dan Ibumu itu hanya seorang pembantu. Punya apa kamu untuk membahagian anak saya??!" Yuta semakin menjadi-jadi

Jaemin berdiri, membuat Yuta sedikit terkekeh. Lalu Jaemin tersenyum miris

"Memang, memang Ayah saya hanya penjual bakso, Bunda saya juga cuma pembantu. Tapi mereka selalu mengajarkan saya akan hal baik, menuntun saya untuk selalu berada di jalan yang benar. Bukan seperti anda, yang merasa tau tentang kehidupan Renjun, padahal sedikit pun anda tak pernah mengerti dengan Renjun. Bagaimana Renjun ingin mendapatkan kebahgiaan serta keharmonisan keluarga. Bagaimana Renjun yang terus menangis setiap melihat kalian bertengkar

Anda tidak tau, karena Renjun hanya menceritakan hal itu kepada saya juga keluarga saya yang anda rendahkan" Jaemin menghela nafas kasar. Mengambil jaket serta kunci motor ayahnya lalu beranjak dari sana

'Renjun, maaf'

Flashback end






Jaemin terus saja melamun, sampai tak sadar kalau sedang lampu merah. Terlihat di depan ada pengendara lain

"WAAAAAAAA!!! AKHHHH!!!" Jaemin berhasil menghindari pengendara didepannya, tapi, dia yang bernasib naas karena terjerumus ke bawah jurang

🍃🍃🍃

2 hari berlalu

Renjun berdengus kesal, kenapa? Karena Jaemin tak memberikan kabar apapun setelah bertemu dengan Papanya. Haechan juga memberikan pesan sedih, dimana ia mengatakan kalau dia akan pindah

Kakak kelas mereka yang sangat disukai oleh Haechan pun juga telah pindah. Ingin bertanya pada Jeno? Jeno saja terus menghindari Renjun saat Renjun akan bertanya

"Jaemin, KAMU BOHONG!" Gumam Renjun sedikit membentak













To be continued...

Tak bisa berkata kata:)

I NEED YOUR VOTE AND SUPPORT, THANK YOU;)

ᴍᴀᴛᴀʜᴀʀɪ ᴋᴜ|ᴊᴀᴇᴍʀᴇɴ/ʀᴇɴᴍɪɴ(ᴇɴᴅ)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang