Akhir dari takdir (END)

3.7K 294 79
                                    

Vote yaw!
Makasih!

"Sejauh dan selama apapun kita berpisah, ingatlah, pohon yang gugur akan kembali bersemi di musimnya. Semuanya, tergantung waktu dan keadaan"

Pria bertubuh mungil itu menghirup udara sekitar dengan tenang, setelah baru saja keluar dari pesawat

"Jakarta, aku merindukan salah satu pendudukmu" Gumamnya pelan lalu melangkah menjauh




"YA JADI LO DIMANA SEKARANG, PE'A"

"Ya sabar lah Jaem, baru juga mau turun dari pesawat nih"

"Elu sih, gegayaan minta dijemput segala. Udah tau tugas gue tuh banyak"

"Ya Jaem, sama sahabat sendiri perhitungan banget"

"Ya suka suka gue l__"

"Jaem, Jaemin, lo gak kesambet kan Jaem. Woe!"

"DIEM JAMET!"

Pip...

Jaemin menatap tak percaya orang diseberang sana. Apa ia sedang bermimpi sekarang, atau mungkin hanya halu? Dengan cepat Jaemin mengucek kedua matanya bergantian, lalu melihat kearah orang itu lagi

Benar saja, ini bukan mimpi ataupun halu, semuanya nyata, orang itu, Renjun

Jaemin termenung, tanpa sadar kakinya melangkah pelan hendak mendekati Renjun. Namun lagi-lagi hatinya dibuat patah, saat melihat sebuah kejadian, dimana seorang anak perempuan berlari ke arah Renjun, dan

"EOMMA!" Langkah Jaemin terhenti. Baru tersadar, kalau Renjun sudah menikah dengan Guanlin, dan mungkin saja anak perempuan itu adalah anak mereka

Jaemin tersenyum miris, menunduk sebentar. Lalu pergi dari sana dengan sedikit berlari

Sedangkan Renjun, baru menyadari kalau ada Jaemin disana. Saat ini keadaan Bandara sangat ramai, membuat Renjun kesusahan untuk mengejar Jaemin yang dengan sekejap mata menghilang

"Jaem, JAEMIN!"

🍃🍃🍃

Jaemin termenung sambil menatap orang-orang yang terus berlalu lalang didepannya. Tatapan matanya kosong. Sampai

Puk...

"Jaemin bngst, ga guna banget jadi sahabat lo mahhh" Jeno memukul pelan pundak Jaemin. Lalu ikut duduk disebelahnya

Jeno tau, apa yang sebenarnya terjadi pada Jaemin. Karena barusan, dia juga bertemu dengan Renjun, bahkan sempat berbicara sebentar

"Jaemin"

"Hmm"

"Lo itu Na Jaemin, bukan Limbat, jadi gak usah pake ham hem ham hem"

"Serah gue lah"

"Tentang Renjun, lo salah paham"

"Maksud lo?"

"Mau tau banget atau mau tau aja nih?"

"Gue serius ya kutil"

"Iya iya, kalo mau tau kebenarannya, silahkan datang ke taman terakhir lo dengan Renjun dulu"

Jaemin diam, taman itu, taman dimana Jaemin hampir menginjak seonggok tai kucing. Serta berbagai macama kata bucin yang ia lontarkan untuk Renjun, taman dengan penuh kenangan

Jaemin mengangguk antusias

"Baiklah"

🍃🍃🍃

ᴍᴀᴛᴀʜᴀʀɪ ᴋᴜ|ᴊᴀᴇᴍʀᴇɴ/ʀᴇɴᴍɪɴ(ᴇɴᴅ)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang