Prolog

13.7K 625 87
                                    

Devina Pov

"Srashhh!!!"

Selesai sudah.
Agak susah juga membunuh temanku yang satu ini. Lehernya susah dipotong. Jadi aku terpaksa hanya menggoroknya separuh.

Oke, untuk sentuhan terakhir akan kutusuk kedua bola matanya menggunakan pisau.

"Sekarang, bagaimana ya. Kuapakan ini mayatnya, kasih makan anjing aja lah, aku penyayang binatang." gumamku.

Yasudah tinggalkan saja mayatnya disini. Banyak anjing liar yang akan datang nanti. Ini hutan lindung, jadi masih banyak satwa liar yang berkeliaran.

Untuk menghapus jejak, kubakar sarung tangan dan tali yang kugunakan tadi.
Aku yakin tidak ada sidik jari yang tertinggal. Aman.

"Huft, main bunuh-bunuhan capek juga."

"TAPI AKU SUKA HAHA!!" teriakku kegilaan.

"Saatnya pulang sebelum si bibi cerewet mengomel aneh.."

Kulajukan mobilku pulang. Ya, aku tinggal hanya bersama bibi tua yang cerewet. Pamanku sudah mati, kubunuh beberapa tahun lalu.

"Darimana saja kau jalang kecil?!"
Omelnya saat aku hendak masuk rumah.

"Dari neraka, aku sudah mendaftarkanmu kesana. Kau tinggal mati saja." jawabku.

"Dasar tidak berguna."

Kuacuhkan ucapannya. Tunggu saja bibiku tercinta, kau akan segera menyusul paman nanti.
Sebenarnya ucapanku tadi serius, tapi dia hanya menganggapnya lelucon gila.

Kurebahkan tubuhku diatas kasur keras ini. Besok ada rapat ketua kelas, oke aku akan ikut.

Oh ya, aku harus memakai topeng agar tidak ada yang curiga tentang kematian teman-temanku belakangan ini. Aku memakai topeng anak polos.

Xia
21Maret2020

Sweet Psycho[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang