Author pov
Ken terlihat mondar-mandir dengan cemas memandangi ponselnya. Ardi tak bisa ia hubungi, telfon kantornya pun tak diangkat.
"Ardi, apa yang terjadi padamu?!" geram Ken.
Kemudian ia menelfon sekali lagi, berharap kali ini diangkat. Namun lagi-lagi nomor Ardi tidak aktif.
Ken membanting ponselnya emosi.Tok tok tok!
Ken membuka pintu. Marisa berdiri disana dengan senyuman.
Ken memandangnya dengan aneh,
"Kenapa kau kesini?"Marisa melewati Ken dan seenaknya duduk dikursi.
"Aku tau kau butuh bantuan, pak Detektif. Jadi, kapan kita bisa menangkap Devina?"
"Kau tau soal itu? Kau tau aku akan menangkap Devina?"
"Oh ayolah, Ken. Aku sudah bilang padamu, aku berada dipihakmu. Aku akan membantumu."
"Kau bisa dipercaya?"
"Tentu saja."
"Berani sumpah?"
"Dua sumpah."
"Yasudah, kita ke Colours Cafe dulu. Sembari menunggu Ardi bisa kuhubungi." ujar Ken mengajak Marisa keluar apartemen.
"Apa dia tidak bisa dihubungi?"
"Ya benar, dia agak sibuk."
"Kuharap nanti dia bisa dihubungi."
"Aku juga berharap demikian, oh ya maafkan aku Marisa jika pertemuan kemarin aku agak kasar padamu."
"Oh tidak apa-apa."
"Aku banyak masalah, kepalaku pusing jadi aku agak emosi."
"Aku juga terkadang begitu."
Mereka terus berbincang sampai di tempat tujuan. Saat sudah keluar dari taksi, tiba-tiba Marisa ditarik seseorang dan dimasukkan kedalam mobil.
"TOLONG!! Ken tolong aku!!!" teriak Marisa.
Ken kebingungan. Kenapa tiba-tiba ia malah lewat sini? Biasanya ia akan lewat jalan raya biasa. Ini lewat jalan yang sangat sepi!
"Marisa!!!" teriak Ken berusaha mengejar mobil yang menculik Marisa.
"TOLONG!!" teriak Marisa keras.
Ken menendang tong sampah di dekatnya dengan emosi. Lagipula mengapa ia malah naik taksi yang sekarang sudah pergi? Kenapa tidak naik mobil saja? Rutuk Ken.
Kemudian Ken melupakan soal Devina. Ia malah fokus untuk mencari Marisa.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi, bertuliskan :
"Jika ingin wanita ini selamat, datang lah sendirian di bekas pabrik pemotongan kayu dekat hutan lindung. Jika aku tau ada polisi, wanita ini akan kehilangan nyawa. Ingat, mata-mataku banyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psycho[END]
Mystery / Thriller"hati hati ya, di dunia ini banyak orang gila yang menyamar seperti orang normal. aku contohnya haha!!!" -Devina (15+ ada beberapa adegan kekerasan dan kata-kata kasar) [A/N] : cerita ini tokohnya banyak yg gila, tidak waras, nyebelin, dan bahasa ya...