1

8.1K 475 47
                                    

Devina pov

"Dev bagaimana kabarmu hari ini?"
Tanya Amira, sahabatku dengan rambut coklat cantik.

"Baik, bagaimana kabarmu?" tanyaku balik.

"Seperti yang kau lihat, sangat baik." jawabnya ceria.

Aku hanya mengangguk sok polos. Sebenarnya juga sih, aku tidak peduli bagaimana kabarnya. Toh dia mati pun tak berpengaruh bagiku.

Kadang muak memang harus berpura-pura. Tapi ya bagaimana lagi.

"Dev, dicariin Andre tuh." ucap Amira membuyarkan lamunanku.

Aku menoleh,
"Apa?"

Andre membawakan sekotak kue coklat dan menyodorkan untukku.

"Buat siapa?" tanyaku.

"Ya buat kamu. Siapa lagi emang?"

"Sejak kapan aku suka coklat?" tanyaku.

"Oke, sebelum aku jadi pengganggu. Aku permisi dulu ya, dilanjut saja pacaranya." pamit Amira.

"Kamu nggak suka coklat nih?" ucap Andre dengan ekspresi sok sedih.

Halah aku tidak peduli...

"Suka kok, kalo kamu yang bikin aku pasti suka." jawabku dengan wajah sok senang.

"Kamu bisa aja, oh iya nanti pulang sekolah anak osis mau rapat sama ketua kelas tentang hilangnya beberapa siswa akhir-akhir ini."

Aku berlagak kaget,
"Oh ya? Memangnya kenapa bisa hilang?"

Andre menggeleng,
"Diculik?"

"Duh jahat banget ya, semoga mereka selamat.."

Selamat ke neraka...

"Kamu ada pelajaran tambahan nggak nanto sore? Bisa ikut rapat?" tanya Andre lagi. Dia ini banyak bacot.

"Nggak ada, bisa ikut kok nanti."

~

"Baiklah kita tutup rapat hari ini. Kalian langsung pulang, jangan mampir kemana mana." ucap Rafael, ketua osis.

"Devina tunggu! Kamu pulang sama siapa?" tanya Andre selepas kami keluar dari ruang osis.

"Sendiri. Seperti biasa."

"Kuantar mau?"

Buat apa...

"Nggak usah, ngerepotin." jawabku tersenyum.

Nggak usah, nanti kamu kubunuh..

"Nggak repot kok. Ayo!" dia menarikku cepat.

Keras kepala sekali dia... Coba nanti kepalanya kupukul dengan bata, mati tidak ya?

"Rumahmu dimana sih?" tanya nya bingung.

"Dibumi." jawabku

"Iya tau, maksudku sebelah mana?" dia mencubit pipiku.

Pipiku tidak suci lagi..

"Eh jangan asal main cubit gitu dong."

"Hehe abisnya kamu lucu sih."

Kita lihat seberapa lucu aku saat menbunuhmu..

"Sampai sini saja, ya. Sudah dekat kok." jawabku keluar dari mobilnya.

"Oke hati hati diculik om-om haha!" ucapnya tidak lucu sama sekali.

Aku memutar jalan kearah gang sempit yang jarang dilewati. Sebenarnya si Andre kubohongi, rumahku masih jauh dari sini.

Mana mungkin aku bilang yang sebenarnya, nanti dia tau dong tempat aku menyembunyikan mayat haha.

***

WARNING!!

CERITA INI SAYA BUAT DEVINA POV. JADI YANG TULISAN MIRING ARTINYA KATA BATIN DEVINA.

~Xia

Sweet Psycho[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang