2

5.9K 424 25
                                    

"Kapan kau bisa membuat bibimu ini bangga? Kau selalu merepotkan!"

Kan... Sudah kuduga cerewet lagi dia..

"Nilai mu selalu biasa saja. Tidak bisa bekerja! Mana uang hasil menjual dirimu heh?!"

Ini sudah keterlaluan..

"Jalang tidak berguna!!"

Oke mungkin akan kubunuh sekarang...

"Kau bilang apa bibiku tersayang.." ucapku keluar kamar, memandanginya dengan senyum manis.

Dia terlihat masih melotot, uh bibiku memang manis. Cocok sekali kalau mati sekarang.

"KAU TIDAK BERGUNA!!" bentaknya.

Kumainkan pisau disaku hoodie yang kupakai. Ah ini harus kulakukan sekarang haha!!

"Kau–kau mau apa?! Jangan mendekat!" ucapnya ketakutan.

Kuberikan senyum terbaik,
"Jangan begitu dong bibi sayang, tadi bibi bilang aku tidak berguna kan.."

"Kenapa bibi takut sekarang?"

Selangkah

Dua langkah

Tiga langkah

Langkah keempat

"Ayo ucapkan kata kata terakhirmu.." ujarku mencekik leher keriputnya.

Dia melotot kaget, dengan terbata
"Kau iblis!"

Kuberikan senyum lagi untuk mengurangi ketegangan,
"Terimakasih pujianya."

Dia tidak bergerak. Mati.
Lah? Mudah sekali membunuhnya.
Kukira akan ada adegan jambak-jambakan atau tendang tendangan.

Duh bibiku sangat lemah lembut.
Jadi menyesal membunuhnya. Karena harusnya kusiksa dulu haha.

Kudekati mayatnya,
"Bibi sekarang sudah mati, sudah ya jangan banyak bacot lagi. Kepalaku pusing mendengarnya."

Rumahku dipemukiman minim penduduk. Jadi kami tak punya tetangga. Hanya ada rumah dijalan depan yang kosong.

Dan lagipula rumahku kedap suara.
Bibi dan pamanku yang memasanganya agar ketika mereka menyiksaku, suaraku tidak terdengar sampai luar. Itu dulu.

Sekarang, mereka yang kusiksa haha. Tapi sudah mati, tidak asik.

Oke langsung kubawa ke mobil, untuk diberi ke anjing anjing liar kesayanganku.

Sweet Psycho[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang