"Apa kau yakin mereka belum ditemukan?" tanya Amira dengan mengunyah kentang goreng.
"Sejauh ini belum." jawabku.
Karena pelakunya aku..
"Bagaimana hubunganmu dengan Andre?"
"Biasa saja."
"Kau yakin tidak suka dia?"
"Tidak."
"Dia manis lho." ucapnya menggoda.
"Pahit." jawabku.
"Ah sudahlah! Malas aku bicara denganmu." kesal Amira.
"Yasudah." jawabku.
Kantin agak ramai sekarang. Keramaian membuatku pusing.
"Apa aku boleh duduk?" tanya seorang gadis asing.
Siapa lagi dia ini...
"Oh tentu. Silahkan duduk." jawab Amira.
"Apa dia temanmu?" tanya gadis itu pada Amira, dia menunjukku.
"Iya, namanya Devina. Santai saja dia tidak gigit kok hahaha." canda Amira.
Apaansih...
"Aku Rachel, perkenalkan ya. Kau terlihat... Aneh.." ucapnya menyebalkan.
Amira dan Rachel terbahak. Apa ini lucu? Tidak.
"Apa yang lucu?" tanyaku dingin.
Amira segera menghentikan tawa,
"Oh maafkan aku, Dev. Kukira kau akan tertawa."Membosankan...
"Aku permisi. Ada urusan." pamitku cepat.
"Dia memang aneh.." gumam Rachel masih bisa kudengar.
Bodoamat...
~
Aku duduk dibawah pohon taman sekolah. Taman ini indah, tapi sepi.
Aku mengukir dahan pohon dengan pisau yang kubawa.
R. The next doll. Go to hell.
Rachel. Korban selanjutnya. Aku sudah langsung benci saat melihat wajahnya.
Ketentramanku terusik oleh pandangan intens seorang murid laki-laki yang sepertinya seniorku, kelas 12.
Aku ini akan langsung tau kalau ada yang memperhatikanku. Bukan paranoid oke.
Benar saja, dia menyeringai.
Dan selanjutnya mengeluarkan benda tipis mengkilat. Pisau.Oh apa ini? Main bunuh-bunuhan disekolah? Oke ayo kita main.
Dia lari tiba tiba. Kukejar dengan tawa menggila.
Larinya cepat sekali. Lebih cepat aku tentunya."Aha! Dapat kau haha!!" ucapku puas saat ia terjebak dan tidak bisa memanjat tembok pembatas.
Dia berbalik. Oh wajahnya tampan. Membuatku ingin menusuknya berkali-kali sampai hancur.
"Sudah kuduga.. Kau pasti pembunuhnya.." gumam dia.
Kupasang wajah sok polos,
"Pembunuh apa sih?""Kau membunuh pamanmu, bibimu, dan murid murid yang hilang!"
Oh manisnya. Dia tidak bodoh ternyata. Tapi aku lebih pintar tentu saja.
"Memang ada buktinya ya?"
"Persetan dengan bukti! Sekarang disamping kita ada cctv. Kau terjebak! Tak kuduga kau terlalu bodoh!"
Aku melirik ke samping. Benar memang ada cctv. Oke, aku harus drama rupanya.
Aku maju mendekat kearah dia dengan senyum menyeringai sok seram.
Dia mengacungkan pisau. Ya, orang normal akan melakukan itu. Perlindungan diri pasti.
Aku terus mendekat. Dia ketakutan tapi menutupinya. Oh manis sekali.
"Mundur! Atau kutusuk dengan pisau!"
Bodoamat...
Dia mendekatkan pisaunya.
"Aw!!" jeritku pura pura kesakitan.
"Kenapa kau menusukku? Aku hanya ingin mengembalikan pulpen mu yang jatuh, hiks hiks.." tangis palsuku pecah.
Aku menang! Yes! Dia bodoh.
Dia panik. Dia melihat kearah cctv.
Oke, kita lihat siapa yang lebih pintar disini. Dan akulah orngnya haha.Drama dadakan berhasil.
***
Maafkan jika memang membingungkan.
Karena memang biasanya cerita saya menyerupai diary pribadi.
Selamat berpusing ria.
Komentar jahat dipersilahkan..
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psycho[END]
Mystery / Thriller"hati hati ya, di dunia ini banyak orang gila yang menyamar seperti orang normal. aku contohnya haha!!!" -Devina (15+ ada beberapa adegan kekerasan dan kata-kata kasar) [A/N] : cerita ini tokohnya banyak yg gila, tidak waras, nyebelin, dan bahasa ya...