Author pov
Marisa langsung melempar tas-nya asal saat mendengar teriakan sang adik yang masih berumur 10 tahun, Devina.
"Sakit!! Sakit!!" teriak Devina.
Dengan cepat Marisa menarik adiknya dari cengkeraman Bibi yang sedang menampari bocah itu.
"Devina, maafin kakak ya, maaf.." Marisa mengecup dahi Devina berulang kali.
"Kalian sama saja!!"
"Apa bi?! Apalagi?! Bibi mau menyiksa kami lagi atas kesalahan yang kami tidak lakukan?! Ayo tampari saja aku, jangan adikku!" teriak Marisa membentengi tubuh adiknya.
PLAK!
PLAK!Tidak bergeming, Marisa tetap berdiri pada posisinya.
"Sudah puas? Ayo tampar lagi!" teriaknya.
Bibi berbalik,
"Sudah sana pergi ke kamar kalian!! Aku muak melihat wajah sial kalian!!"Marisa membawa Devina dalam dekapanya.
Marisa berumur 12 tahun, sedangkan Devina 10 tahun."Dev nggak papa kan sayang?" tanya Marisa.
"Takut kak.. Sakit.."
"Iya maafin kakak ya, maaf.."
Devina menyentuh bekas tamparan yang masih memerah. Marisa tersenyum kecil.
"Masih sakit kak?" tanya Devina polos.
"Nggak, kakak kuat kok. Devina juga harus kayak kakak ya. Harus kuat." Marisa menahan air matanya.
"Iya kak.."
"Devina tadi ngapain emang kok sampai Bibi marah?"
"Tadi tadi Devina cuma keluar, main sama Lucy tetangga kita kak. Bibi marah karena Mama Lucy ngasih aku makan, padahal aku nggak minta, tapi mereka yang ngasih. Karena aku lapar ya aku makan saja. Tapi bibi marah." jelas Devina.
"Lain kali jangan buat Bibi marah lagi ya, sebenernya Bibi baik kok. Asal kita nggak nakal aja." Marisa tersenyum getir saat mengucapkan kebohongan itu.
"Makasih kak, Devina sayang kakak."
"Kakak juga sayang kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Psycho[END]
Mystery / Thriller"hati hati ya, di dunia ini banyak orang gila yang menyamar seperti orang normal. aku contohnya haha!!!" -Devina (15+ ada beberapa adegan kekerasan dan kata-kata kasar) [A/N] : cerita ini tokohnya banyak yg gila, tidak waras, nyebelin, dan bahasa ya...