"universitas ini tidak benar! Entah kenapa aku sudah bisa merasakannya. Tolong percayalah padaku sekali ini saja Mark!" teriak Donghyuck yang menyulut amarah Mark. "memangnya kau pernah dengar tentang tempat ini?! Kau bahkan pernah bilang padaku bahwa kau tidak pernah mendengar tempat ini! Padahal gedung ini sudah lama dan terkenal! Apa yang salah padamu?!" balas mark.
"kau tak pernah tau! Aku sering melewati tempat ini! Dan baru kali ini aku melihat universitasnya! Aku mengalami banyak kejadian. Masa kau tak pernah mengalaminya sedikitpun?!" balas Donghyuck dengan mata yang berkaca-kaca.
Mark yang melihat Donghyuck siap menangis kapan saja mulai melunak. Lagipula, kejadian apa?
"memangnya kejadian apa?" tanya Mark dengan suara melunak. Donghyuck yang mendengar itu langsung runtuh pertahanannya dan terduduk lemas.
"hei kau kenapa hyuck!?" tanya Mark panik. Ia mendekati Donghyuck dan mensejajarkan dirinya.
"universitas ini salah. Tidak ada yang benar dari universitas ini. Mereka semua berlagak baik" racau Donghyuck.
Mark yang mendengarnyapun kebingungan. "apa maksudmu? Tolong jelaskan padaku" pintanya dengan lemas.
Tak pernah ia melihat Donghyuck serapuh ini. Donghyuck yang ia kenal adalah Donghyuck yang berani dan pantang menyerah. Bukan seperti ini.
"apa kau tahu, universitas ini memiliki fasilitas yang begitu lengkap karena mereka menyandera dan menyiksa banyak anak-anak tak berdosa" tutur Donghyuck sambil menatap manik kelam Mark.
Apalagi ini? Penyanderaan dan penyiksaan?
"sandera dan siksa? Tahu dari mana kau hyuck?" tanya Mark ragu. Donghyuck hanya menatapnya dengan pandangan kosong.
Mark yang menyadari hal ini langsung berhenti meminya penjelasan dari lelaki didepannya. Ia bersila didepan Donghyuck. "ada baiknya jika kau ceritakan semuanya"
Donghyuck seakan tersentak dari pikirannya dan melihat Mark. "apa?" tanyanya. "ada baiknya jika ku menceritakan apa yang kau tau tentang gedung ini" jawab Mark tegas.
"kau mau mendengarkanku?" tanya Donghyuck yang masih sangsi. Mark mengacak rambutnya. "iya. Maafkan aku tidak pernah mau mendengarkanmu"
"baiklah. Sebenarnya gedung ini adalah bekas rumah sakit" jelas Donghyuck.
Rumah sakit?
"ya ini bekas rumah sakit. Haha klise kan. Memang. Tapi sebelum gedung ini dijadikan rumah sakit, tempat ini dulunya adalah panti asuhan. Namun ada orang tak bertanggung jawab yang mengambil alih gedung ini dan membuatnya menjadi rumah sakit. Terlebih lagi rumah sakit jiwa" jelas Donghyuck sambil tersenyum miris.
"lalu apa yang terjadi?" tanya Mark. "ya ada desas-desus bahwa anak-anak di panti asuhan ini semua dibunuh untuk percobaan. Awalnya memang aku tidak percaya. Namun setelah itu hari itu aku mulai percaya" jawab Donghyuck membalas Mark. "memangnya apa yang terjadi sampai membuatmu percaya dengan rumor itu?" tanya Mark.
"salah satu temanku yang berasal dari panti asuhan itu berkata bahwa saudara kembarnya dibunuh untuk diambil sampel dari otaknya. Awalnya aku memang tidak percaya. Namun benar adanya. Kembaranya itu tak bisa kutemukan dimana-mana. Bahkan aku nekat pergi kerumahnya yang sudah berganti menjadi rumah sakit itu" jawab Donghyuck. Maniknya kembali bergetar. Ia mengingat bagaimana takutnya dulu ketika ia harus berhadapan dengan darah disetiap penjuru tangga.
━━━━━━━☆☆━━━━━━━
"kau benar-benar akan datang kerumahku?" tanya Renjun. "ya kenapa?" Donghyuck menoleh ke Renjun dengan mantap. "a..aku aku takut kau akan dibunuh disana. Tidak ush kerumahku ya?" pinta Renjun sambil menahan lengan Donghyuck.
KAMU SEDANG MEMBACA
drabbles of markhyuck
FanfictionMark and Haechan in every possible scenario up in my head. baku, semi baku, non baku (tergantung mood ◉‿◉) *there might be rants and other kind of things inside