Kringgg......
Haechan membuka matanya dan mematikan alarm di nakas. Ia ingin meregangkan tubuhnya namun kakinya menyentuh sesuatu yang dingin. Ia sudah terbiasa dengan kakinya menyentuh benda dingin itu.
Haechan berdiri dan bergegas kedalam kamar mandi. Beberapa saat setelah ia mandi, pandangannya mengarah ke atas kasur yang masih ada seonggok tubuh diatasnya.
Setelah selesai menggunakan baju dan mengeringkan rambutnya, ia turun kebawa untuk memasak sarapan.
.
.Piring yang berisikan pancake itu sudah tertata dengan rapi. Bahkan sirup dan topping sudah tertata disampingnya. Kotak makan untuk sang suami juga sudah tertata dengan apik didepannya.
Namun suaminya itu bahkan belum kembali dari alam bawah sadarnya.
Kaki jenjang itu menaiki tangga satu persatu. Memasuki kamar dimana ia bangun tadi.
Ketika ia masuk, pemandangan yang lelaki tan itu lihat masih sama dengan pemandangan ketika ia bangun tidur tadi.
'Tuhan, kenapa dia kebo banget sih?'
Tangannya membelai lembut rambut hitam legam yang halus itu. Beberapa kali ia menepuk pipi si pemilik rambut itu sambil berkata, "bangun udah pagi. Mau telat?"
Dengusan kecil terdengar oleh lelaki itu. Tetapi ia tidak bergerak sedikitpun dari posisinya.
"Mark bangun. Udah pagi sayang, mau telat ngantor?" Haechan berusaha membangunkan suaminya yang masih tertidur itu.
Ia melihat jam yang ada di dinding. Sudah pukul setengah 7 dan orang ini belum juga bangun. Haechan sudah mencoba membangunkannya dari tadi kalau kalian tidak tahu.
Tiba-tiba ada siasat kecil yang mungkin bisa membangunkan orang ini. Ia tertawa kecil sambil meninggalkan kamar tadi.
.
.
."MARK! TOLONG AKU INI SAKIT SEKALI!"
Suara debuman dan kekacauan terdengar dari atas. Bahkan suara itu terdengar juga di tangga.
"Haechan! Kenapa? Dimana kau?!"
Mark berlari sambil berteriak. Ketika ia melihat Haechan di dapur ia langsung menangkup pipi lelaki itu dengan kedua tangannya.
"kenapa Haechan? Dimana yang sakit?"
Haechan menahan tawa ketika melihat Mark sekarang. Keadaannya kacau sekali.
Matanya yang masih dikuasai oleh kantuk namun dipaksa untuk terbuka, rambut bantal khas orang bangun tidur yang tidak ada elegannya sama sekali. Rambutnya itu sudah seperti sarang burung yang baru saja diterpa badai besar. Baju yang masih tidak terbentuk, bahkan tangannya masih dingin karena AC yang ada didalam kamar itu belum dimatikan.
"pft-huahahahahah"
Haechan tidak tahan dengan Mark sekarang. Ia tertawa hingga badannya membungkuk kebawah. Tangan Mark yang tadinya bertengger di pipi hangat itu sudah terkulai kembali disamping badannya. Ia melihat Haechan dengan bingung.
"apa yang lucu dear?" Mark bertanya sambil mengerjapkan matanya mencoba untuk memfokuskan pengelihatannya.
"hahaha, kau ini aneh sekali. Giliran aku mencoba membangunkanmu dengan biasa kau tidak bangun" kata Haechan berkacak pinggang.
"dan ketika aku berteriak kau baru bangun dengan tidak elegan. Harusnya aku rekam tadi dasar bayi singa" sarkas Haechan.
"enak saja, aku bukan bayi singa"
KAMU SEDANG MEMBACA
drabbles of markhyuck
FanfictionMark and Haechan in every possible scenario up in my head. baku, semi baku, non baku (tergantung mood ◉‿◉) *there might be rants and other kind of things inside