“aku mau ikut!”
“tidak bisa chan! Ini masalah yang serius!”
“kalau hyung bisa ikut kenapa aku tidak!?”
“KARENA AKU TIDAK MAU KAU TERLUKA!”
Haechan tersentak dengan bentakan tadi. Matanya mulai memanas. Ia mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat.
Ia memilih untuk menundukan kepalanya. Namun kedua tangan hyung sekaligus pemilik hatinya itu menangkupkan kedua pipinya dan kepalanya lantas terangkat keatas.
“chan dengar aku. Tolong jangan membantah. Hanya kali ini saja dengarkan aku dan penuhi permintaanku”
“hiks-”
“maafkan aku yang sudah berteriak ya. I love you my sun”
“hiks-hyung jahat hiks a..aku ingin bersama hyung”
Liquid bening yang jarang terjatuh itu sekarang sudah meleleh tanpa henti. Hyungnya itu senantiasa menghapus setiap tetesannya.
“h-hyung, maafkan aku hiks. A-aku sudah kelewatan”
“no my sun. jangan minta maaf. Seharusnya aku yang minta maaf” Katanya sambil memeluk tubuh kurus Haechan.
“janji kau akan kembali padaku ya”
Ucap Haechan seraya menghirup wangi Mark. Mungkin ini akan menjadi kali terakhir untuknya bisa menghirup wangi ini. Untuk bisa memeluk tubuh yang selalu ada untuknya.
Untuk bisa merasakan kehadiran kekasihnya ini. Atau mungkin masih ada waktu untuknya bisa merasakan semua ini kembali.
Ya itu harapannya. Untuk tetap bisa bersama Mark.
**
Kaki jenjang itu berjalan menyusuri tanah lapang yang ditumbuhi dengan rerumputan hijau dan berbagai macam bunga. Ia merasakan semilir angin yang menerpa lembut mukanya.
Wangi air hujan masih ada setiap kali ia menginjak rerumputan itu. Ditangannya, ada sebuket bunga chrysanthemum putih. Kakinya berhenti bergerak ketika ia telah sampai di depan pusara kekasihnya itu.
Ah apakah ia masih bisa mengatakannya kekasih?
Tangan kanannya mengambil bunga yang ada didalam vas itu dan menggantinya dengan bunga chrysanthemum putih yang ia bawa tadi. Ia mengeringkan sepetak tempat disebelah pusara itu dan menduduki tempat itu. tangannya mengelus pusara itu seakan ia mengelus kekasihnya dulu.
Sudah menjadi kebiasannya untuk mengunjungi pusara Mark setiap hari saat sang mentari mau kembali ke tempatnya dengan membawa sebuket bunga segar dari tamannya.
“hyung bagaimana keadaanmu?”
“kau tahu, hari ini aku sudah lulus dari universitas dengan ipk yang tinggi loh. Kau pasti senangkan haha”
“oh ya, hari ini aku membawakanmu bunga chrysanthemum. Wanginya sangat harum. Kau disana sedang bermain bersama Johnny hyung ya? pasti kalian bermain tembakan air”
“hyung….aku rindu”
Hatinya merasa baru saja disayat. Matanya kembali memanas.
“aku masih tidak bisa percaya saat Jisung memberikan surat dari pihak militer. Kau tahu, Jisung sudah panik ketika aku tiba-tiba menangis. Bahkan ia juga ikut menangis waktu itu karena panik haha”
Tangannya masih senantiasa mengelus pusara dengan ukiran nama kekasihnya itu. Sejujurnya ia juga ingin mendatangi pusara milik hyungnya yang tinggi itu. Namun jarak memisahkannya. Pusara milik Johnny tidak ada disini.
“hyung, aku pulang ya. sudah mulai malam. Besok aku akan kesini lagi. Bunga apa yang kau mau? Bunga matahari ya? baiklah haha”
Ia mencium batu itu sebelum berdiri dari tempat duduknya. Tak lupa bunga lilac yang sudah sehari umurnya itu ia bawa.
“aku akan tetap ada di sisimu. Walaupun aku tidak bisa menjangkaumu lagi. Dan suatu hari nanti kita juga akan bertemu lagi. Aku mencintaimu hyung”
**
Cerita ini kebuat pas aku udah selesai kerjain tugas wkwkw. Karena gabut juga kebikinlah cerita ini. Mana pas banget lagi hujan dan aku muterin music box wkwkw. Bahkan selama aku nulis ini, aku sering berenti cuma buat ngelap air mata :vvPadahal mah ini cerita ga terlalu sedih juga. Aku aja yg sensitif haha
Ada draft yang lain nih, mau juga ga?
KAMU SEDANG MEMBACA
drabbles of markhyuck
FanficMark and Haechan in every possible scenario up in my head. baku, semi baku, non baku (tergantung mood ◉‿◉) *there might be rants and other kind of things inside