#17 hari pertama jadi Ibu Persit

3.3K 176 6
                                    

.
.
.
.

Berhubung Authornya masih Sma, kelas 10 lagi😄 jadi Di cerita ini gak ada unsur unsur Kimianya ya🤣, juga makasih buat kalian semua yang udah ngikutin cerita ini dari awal, mulai dari ganti judul dan lainya🙏.

__o0o__

Hari ini adalah hari 2 setelah kepindahan dua insan yang di pertemukan melalui perjodohan dan di persatukan melalui sebuah pernikahan, setelah mereka benar benar hanya tinggal berdua kecanggungan lah yang menyelimuti keduanya

Rumah Dinas yang akan di tempati Ana juga Asraf, terlihat sangat senderhana jika di bandingkan rumah kedua orang tua Ana maupun kedua orang tua Asraf jika di lihat dari halaman depan, terlihat sangan terawat dengan pohon bonsai yang menghiasi, bau khas dari pohon itu membuat Ana sedikit nyaman

seperti yang sudah direncanakan begitu sudah menikah Asraf dan Ana sudah membahas mengenai pekerjaan Ana yang berbeda daerah dengan tempat dimana Asraf Di tempatkan.

Secara sepihak Asraf memberikan keputusan pada Ana bahwa begitu sudah menikah Ana akan pindah di karenakan kini Ana adalah tanggung jawabnya selain itu Ana kini merupakan istri dari seorang prajurit, yang mana seluruh mengenai suami harga diri harkat dan martabat salah satunya juga akan menjadi tanggung jawab seorang Istri untuk menjaganya.

Ana sebenarnya tidak suka dengan keputusan itu, bagaimana tidak ia baru saja Dinas dan baru saja menjadi pns dan baru saja membaur dengan lingkungan barunya itu ditambah ia harus meninggalkan dua sahabatnya yaitu Syifa dan Aulian.

Tapi Apalah yang bisa Ana lakukan melalui surat sakti yang di tandatangani Asraf dan ayahnya, tentu saja dengan mudah Rumah sakit meberi izin.

"Kamu yakin akan berangkat sendiri ke Jakarta?",
Tanya seseorang tiba tiba sambil menggosok handuk pada rambut pertanda dia baru saja selesai membersihkan diri dan mengejutkan Ana yang sedang menyiapkan barang barang yang akan ia bawa besok pagi di pinggir kasur, hari ini adalah cuti terakhir Ana selama 1 minggu terhitung mulai tiga hari sebelum acara ijap kabulnya di Masjid, dan besok ia Akan mengurus segala kepindahanya di Jakarta, mungkin Ana Akan menginap karena harus mengurus barang barangnya yang ada di kost.

"Iya, Abang emang bisa nganterin?"
Jawab dan Tanya Ana, sengaja setelah mereka resmi menikah Ana memanggil Asraf dengan panggilan Abang, ini Asraf sendiri yang minta karena katanya ia sudah sering di panggil Abang oleh adik asuhnya dan ia ingin di panggil Abang juga oleh istrinya, sementara Asraf memanggil Ana dengan panggilan Adik.

"Tentu aja bisa."
Jawab Asraf sambil duduk di kasur
"Terus gimana sama pekerjaan Abang?",
"Ah itu adek tenang aja kan Abang atasanya mana berani mereka protes, mungkin aja disana kamu butuh bantuan, lebih cepat lebih baik, karena kita juga belum pergi berkunjung ke rumah rumah tetangga baru kita setelah kepindahan kita."
Jawab Asraf dengan sedikit tersenyum, ia masih tak menyangka kini ia sudah memiliki seorang istri

Ana yang di senyumin begitu sedikit menunduk karena kini kedua pipinya sedang kembang kempis, sementara Asraf yang melihat istrinya yang sedang salah tingkah, semakin melebarkan senyumnya karena merasa lucu.

"Tapi Bang, ini juga masih siang gimana kalo nanti sore kita langsung menghadap atasan abang lagian besok itu belum tentu sehari langsung selesai, ntar kalo kelamaan kan gak enak sama tetangga"
Kata Ana sambil duduk disamping suaminya, sebagai Anak kolong tentu Ana tidak tutup telinga dan mata Amat karena itu sedikit banyak Ana juga tau ada satu peraturan lagi bagi calon istri prajurit yang seharusnya dilakukan saat pengajuan yaitu menghadap para senior atau siapun yang tertua di satuan.

Untuk Mu KAPTEN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang