#9

2.7K 159 8
                                    

bersyukur lah jika saat dirimu masih bisa terbangun setelah tertidur, kadang hanya karena hal sepele tersebut kamu jarang mengucapkan syukur.

Setelah kejadian malam itu, kejadian yang dirinya dibawa paksa pulang abangnya dan ketiduran di dalam mobil lalu digendong menuju entah ke dalam kamar siapa dan mendengarkan percakapan antara abangnya dengan orang yang bernama fariz.

Ana terbangun dan menyadari bahwa dia tertidur bukan di kamarnya melainkan di sebuah kamar yang bercat hijau, setelah mengingat ingat kejadian semalam, Ana menyadari bahwa dia tidur di Rumah bang Azral, di pojok kamar itu Ana melihat sesok orang yang sedang meringkuk di atas sofa, Ana yakin sekali bahwa ini adalah kamar Bang Azral

Setelah ditelisik ke seluruh kamar tersebut, Ana melihat didinding kamar tersebut tertempel poto seorang pria dengan pose hampir kayang, berkulit hitam dan botak ana yakin sekali bahwa ini kamar Abangnya.

jujur mengingat kejadian tentang malam itu mebuat Ana kesal, dimana abangnya itu menampar dirinya dan mempermalukan Ana di depan teman temannya, gara gara abangnya itu juga semua kejadian yang terjadi pada Ana penyebabnya adalah abangnya itu, tapi melihat hal yang ada didepannya dan mengingat perlakuan yang didapatnya malam ini menbuat Ana luluh ia tak menyangka abangnya yang dulu pertama kali melihat dirinya terlihat tidak suka.

Berhenti dari lamunanannya Ana melihat ke arah jam diding di kamar itu disana terlihat jarum pendek tepat berada di angka lima dan jarum panjang berada di angka dua belas.

Mengingat kewajibannya sebagai muslim, buru buru Ana bangun dari posisi duduknya, namun ia kembali bingung sendiri lagi bagaimana carannya dia sholat sementara Ana yakin disini tidak ada mukuna.

Dengan sedikit ragu Ana akhirnya menepuk lengan bang Azral yang tertidur di Sofa Dan berkata.

"shuttt, bang abang bang Azral, bangun ih" panggil Ana akhirnya.

"Hoammm" kata suara itu akhirnya.

"Eh Ana udah, bangun ada apa" jawab Bang Azral akhirnya sambil memgubah posisi baringnya menjadi duduk.

"Eh anu Ana mau sholat, tapi gk ada mukena" kata Ana akhirnya.

Sbelumnya Azral sedikit terkejut melihat ada yang mabangunkan tidurnya, dan mengingat bahwa semalam ia membawa adik perempuannya dan menidurkannya di kamarnya.

"Oh mau sholat, ada kok bentar ya Abang ambilin dulu ya Kamu wudhu gih dulu" lanjut Bang Azral sambil bangkit dari posisi duduknya.

"Ehh nganu bang" kata Ana lagi sedikit canggung pasalnya ini kali pertama mereka saling berbicara semenjak Anak pindah ke sini.

"Iya, apa ada lagi" kata bang Azral sambil membalik badan dan menghadap Ana.

"itu Kamar mandinya dimana" tanya Ana lagi sambil menggaruk rambut belakang kepalanya yang tidak gatal.

Sebenarnya mati matian Azral menahan senyum gelinya agar tidak keluar setelah mendengar penuturan adiknya, Azral bahagia sangat ini kali pertama dua bersaudara itu terlihat sangat dekat, sebelumnya tidak pernah karena adiknya ini tinggal bersama Oma di Jakarta, tapi tidak lagi saat ini Azral sudah bertekad dia akan terus membangun hubungan selayaknya adik kakak yang saling melindungi.

"Kamar mandinya Ada di bawah Ayo sekalian Abang tunjukkan, masalah baju kamu bisa pake baju abang aja dulu sementara, nanti Abang Ambilkan pakaian mu di rumah Ayah, sekalian setalah sarapan kamu langsung Abang Antar ke asrama mu" kata Bang Azral panjang tanpa beban, Tanpa mengingat masalah mereka selama ini.

Ana tersenyum dengan haru mendengarkan penuturan dari Abangnya, sebegitu nyamanya kah memiliki seorang kaka laki laki.

Mengingat kata Ayah, apakah ayahnya itu sudah tau bahwa dia kabur dari rumah.

Untuk Mu KAPTEN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang