chapter [29]

2.9K 188 41
                                    

Suatu hubungan itu bukan sesederhana bilang ,"aku cinta kamu," tapi tentang komitmen bagaimana kita saling menjaga perasaan dari masing masing, jangan ragu cerita lah tentang masa lalu mu pada pasangan mu

🍁🍁🍁

R

umah yang sudah ku tempati beberapa tahun terakhir ini terlihat sepi, kira kira dimana Bumil?

Iya aku ingat dia sedang cek rutin kehamilan bulanan mungkin bersama Bunda.

Asraf menggosok rambutnya merasa frutasi, Arghhh kali ini ia kembali membuat sedih istrinya itu, Asraf langsung saja masuk kedalam kamarnya dan mencarger ponselnya yang kehabisan daya sejak makan siang tadi bersama Rani, itu lah sebabnya Asraf tidak menelpon Balik Ana setelah panggilannya diputus sepihak oleh istrinya itu.

Tadi saat berada Di Mall, instingnya sebagai seorang prajurit merasa seperti ada yang memperhatikanya tapi saat Asraf menoleh kearah lift ia hanya melihat punggung seorang wanita paruh baya bersama satu orang wanita dan satu orang pemuda.

Asraf kembali dukejutkan dengan notif dari Mamahnya yang kurang lebih sudah menelponya sebanyak tujuh kali, dan banyak lagi pesan masuk, belum selesai menscroll sampai bawah sebuah panggilan dari sang Mamah kembali berbunyi, segera Asraf menerima panggilan tersebut.

"Assalamualaikum, ya Ampun Asraf kamu itu dimana dari tadi Ya Allah." ketara sekali nada bicara sang mamah sangat tersirat rasa cemas tapi cemas untuk apa. "Walaikumsalam iya Mah ada apa, mamah kenapa keliatanya lagi cemas." balas Asraf ikut cemas. "Gimana enggak cemas istri mu mau melahirkan anak mu le, semua orang ada disini Ya Allah kamu sendiri suaminya bahkan enggak tau keterlaluan kamu." kesal sang Mamah. "Astagfirullahallazim, Asraf enggak tau mah, iya ini Asraf berangkat mamah sebutin nama Rs nya." lengkap, kini Asraf benar benar merasa seperti suami yang sama sekali tidak berguna.

Saat sudah akan masuk pintu mobil salah satu Juniornya datang ke rumahnya. "Bang mau kemana kelihatanya lagi buru buru." tanya juniornya itu. " Mau ke Rumah sakit, Istri saya mau lahiran le." cemas Asraf. "Ehh, kalo Abang berkenan biar saya aja yang nyupir kalo Abang sendiri yang bawa bisa bahaya." Junior Asraf yang bernama Reza menawarkan diri untuk menjadi Supir sementara untuk Asraf. "Oh ya udah le ayo cepetan." Asraf langsung saja melempar kunci mobilnya pada Juniornya itu dan memutari mobilnya langsung duduk disamping Juniornya yang menjadi supir sementaranya kali ini, setelah ia sampai dengan selamat dirumah sakit dengan selamat dan anaknya sudah lahir ia akan sangat berterimakasih pada juniornya ini.

Saat sampai di Rumah sakit yang tadi disebutkan sang mamah dari Chat langsung saja Asraf menuju Ruangan yang dimaksud sang Mamah air mata Asraf luruh tanpa dikomando didalam sana sang istri sedang bertaruh nyawa untuk buah hati mereka, Perasaan menyesal tersirat begitu saja di otaknya, ia menyesal mengapa ia tadi tidak mengantar Ana untuk cek kehamilan, seandainya ia tidak pergi untuk menemui Rani, seandainya, dan masih banyak seandai andai yang lain.

Saat sampai di ruang bersalin disana Asraf melihat kedua orang tuanya yang duduk bersampingan dengan kedua meretuanya sang Bunda terlihat terisak di bahu sang Papah, Bahkan sahabatnya Asraf dan Adiknya Rakha juga ada disana saling berdiri berhadapan di depan pintu ruangan bersalin dengan raut wajah yang tidak bisa dibaca dan tidak dimengerti Asraf seakan ada Emosi disana, ada Apa ini semua orang ada diluar lantas instrinya hanya seorang diri didalam, Saat berada di dekat keluarganya Asraf memelankan langkahnya, tapi tiba tiba Rakha menghampirinya dengan tangan terkepal.

"BUGHHH." sebuah bogeman mentah dari Rakha menghantam wajah Asraf, Asraf yang tidak siap terhuyung kebelakang dengan darah keluar dari bibirnya Mamah berteriak saat melihat putranya di serang iparnya, Asraf bangkit sambil mengusap bibirnya belum berdiri dengan tegak, dengan tinggi badan yang hampir sama Rakha menarik kerah baju hijau milik Asraf menariknya mengarahkan mata Asraf untuk melihat wajahnya emosinya.

"Denger, gue tau lo itu senior gue, tapi gue disini berdiri sebagai seorang kakak, lo pikir gue bakal diem aja gitu biarin Adek gue ngeliat suaminya diem diem nemuin selingkuhanya hah, dasar Anjing lo  "Bughhh," Rakha benar benar emosi kembali memukul Asraf, sementara Asraf yang terkejut kembali terjatuh, Mamahnya berjongkok dan menghampiri Putranya dengan berurai Air mata sekarang ia paham mengapa tidak ada yang menghubungi putranya dari tadi. "As, bilang sama mamah kalo yang mamah denger tadi itu bohong." Asraf hanya tertunduk membisu, Mamahnya yang mengerti arti diamnya sang putra menampar pipi Asraf "Plakkk  " Mamah enggak nyangka As, kamu tau ma-mah juga perempuan de-dengan kamu nyakitin Ana kamu juga nyakitin Mamah As, hiks, kamu jahat As Mamah kecewa." Mamah bangkit dan kembali duduk ia kecewa Asraf bersimpuh di kaki sang Mamah. " Mah Asraf minta Maaf." panggil Asraf sang Mamah memalingkan wajahnya, Asraf tidak menyangka ia akan diabaikan, "Ayah enggak Nyangka As, putra kebanggaan Ayah sudah ngecewain kita, jangan minta Maaf pada kami minta Maaf sama istri mu." Ayahnya berbicara, tidak pernah Asraf melihat Ayahnya yang dulu selalu membanggakan dirinya terlihat sekecewa ini.

Asraf beralih pada Papah Dan Bundanya, sang Bunda benar benar terisak. "As seandainya Bunda tau semua ini sebelum perjodohon ini, tidak akan pernah Bunda menerima perjodohan ini, hiks hiks." Sang Ayah hanya diam walau jelas hatinya hancur melihat putri semata wayangnya dikhianati suaminya sendiri, sementara Putrinya sendiri sedang bertaruhnya nyawa didalam sana.

Asraf bangkit menuju pintu ruangan bersalin, belum sempat Asraf menyentuh ganggang pintu dicegah oleh Azral. "Suh, gue tau lo sahabat gue, tapi entah kenapa sekarang gue bener bener ngerasa kecewa gue enggak nyangka suh." pria yang kini sudah menjadi Ayah itu menitikkan air matanya, sebegitu jahatnya kah dirinya ini. "Zral, semua enggak seperti yang lo lihat gue bisa jelasin sekarang biar kan gue masuk, Istri gue butuh gue didalam."

"Jelasin, heh jelasin apaan, mau jelasin kalo habis ini lo mau nyerain adek gue, bejat lo As" Sinis Azral benar benar menusuk. "gak gua Enggak akan nyerain dia, lo tau sendiri kan gue udah suka Ana udah lama." Bela Asraf, Azral tersenyum sinis pada orang didepanya ,"elo cuman bilang kalo lo suka Ana, tapi Apa lo cinta dia hah, Jawab As kenapa diem aja hah, gue tau dia Mantan lo kan." Asraf hanya membisu tentu saja Azral tau tentang hubungan abntara dirinya dan Rani, merasa percuma Asraf kembali mencoba untuk masuk,tapiii "jangan pernah lo coba coba masuk, Ana enggak butuh lo disana, sudah Ada Eta didalam." sarkas Rakha, Asraf terkejut berbalik menatap kearah Ayahnya, dan hanya di balas dengan Anggukan dari sang Ayah mengiyakan.

Asraf tertunduk di dinding ruangan bercat putih itu, rambutnya berantakan, semuanya seakan akan sudah hancur ia tidak menyangka pertemuanya dengan Rani tadi diketahui Ana, mulutnya terus berkomat kamit tidak berhenti untuk berdoa, mendoakan istrinya dan putranya yang berada didalam bersama Saudara kembarnya, harusnya dirinya yang berada disana.

Semesta yang beberapa beberapa bulan ini berada diluar kota baru beberapa jam yang lalu baru sampai di rumahnya di suruh sang Bunda untuk beristirahat padahal yang sebenarnya dia ingin sekali pergi dan ikut bersama Bang Rakha dan Bundanya untuk menemui saudara kembaranya yang tengah hamil besar, namun ia dibangunkan dengan panggilan dari sang Bunda Bahwa kembaranya itu sedang menuju Rs dan akan melahirkan, sampai di ruang bersalin Eta kembali terkejut karena ia diminta untuk menemani kembaranya itu melahirkan didalam ruang bersalin, tanpa Ragu langsung saja Eta mengiyakan.

Sementara Rizal ia sedang dalam perjalanan bersama Anin istri Azral mereka datang belakangan karena menyiapkan barang kebutuhan untuk Bayi.

Yeayy dah up, mari spamm komentar karena rua akan minggat lama, jadi kalo kalian nyepam diusahain enggak lama lama minggat nya.

Vote vote.

Makasih yg udah mampir, follow ig ria @eta.ag026 makasih yg udah follow, follback langsung dm

Skuyy♥️♥️♥️

Untuk Mu KAPTEN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang