And loving is hard, it don't always work...
"JUNIAAAAA!" Teriakan seorang cewek terdengar di halaman rumah sederhana dan kecil.
"IYA! BENTAR REGINA!" Balasan dari dalam rumah itu juga sama kerasnya.
"Ayok!" Akhirnya teman dari Regina ini keluar juga.
"Lama amat sih!" Regina berbicara dengan nada kesal.
"Ih baru juga nunggu beberapa menit." Senyum manisnya terlihat pagi itu, berharap temannya luluh.
"Akh Juniaaa, senyum lo neduhin pagi gue banget sih!" Regina memeluk lengan Junia.
Mereka tengah berdiri di halte, menunggu bus yang berute ke sekolah mereka datang. Ya, namanya juga nggak mampu. Punya sepeda aja nggak, apalagi motor atau mobil? Jalan satu-satunya ya ini, sekolahan juga jauh letaknya.
"Oh iya, gue denger Gara lagi-lagi megang fisika ya?" Regina bertanya dengan mata berbinarnya.
"Iya Re."
"Ukh, Garaaaaa! Gue makin kagum ama dia, nah kalau lo gimana?" Regina menatap sahabatnya itu dengan tersenyum.
"Hm, juara dua aja Re." Suaranya terdengar agak sedih.
"Kok lo sedih sih? Bagus tau, dari semua jumlah peserta lo juara dua, lo wakilin sekolah kita Juniaaaaa..." Regina meyakinkan sahabatnya.
"Tapi... Gue maunya megang biologi, kayak Gara. Itu cita-cita gue banget Re!"
Bus datang, mereka lalu berjalan pelan untuk masuk dan duduk di kursi kedua dari belakang. Spot menarik untuk memperhatikan aktivitas manusia pagi hari, kata Junia dalam hati.
"Juni, lo tau? Berada di posisi kedua dari banyaknya siswa udah termasuk paling beruntung, tandanya lo masih bisa perbaiki lagi di tingkat selanjutnya. Lo nggak inget? Gimana sebelnya kakak kelas saat tau lo yang ikut, tapi mereka nggak? Ayok dong, Junia harus maju terus!"
"Makasih ya Re, gue bakal usaha!" Mereka sama-sama tersenyum lalu berpegangan tangan, menguatkan masih-masing jiwa dalam konteks masalah yang berbeda.
Indahnya persahabatan.
"Gue ke kelas dulu ya Jun? Semangat!" Setelah membalas kepalan tangan Regina, ia berjalan lurus menuju gedung sekolahnya.
Hm, jurusan ips dan ipa terpisah. Kebetulan, Junia dan Regina berbeda jurusan makanya tidak searah. Gedung ips berbelok ke kanan dari gerbang, gedung ipa lurus saja dari gerbang, sedangkan bagian kiri itu tempat parkiran. Maklumlah, sekolah yang terletak di kota metropolitan pasti banyak yang berada kan?
"Huh, semangat June! Kita berteman kok." Tekad Junia di dalam hati.
Iya, hanya sampai gerbang Junia ada teman yaitu sahabatnya Regina. Kalau sudah masuk gedung ipa? Nggak ada lagi, hanya menguatkan dengan jiwa yang berpura-pura kuat.
Sendirian.
-Glory-
X. IPA. 2
Kelas yang mayoritas memilih biologi. Ini lah kelas Junia. Kelas yang akan menemaninya selama kelas 10 ini. Letaknya di lantai tiga, sedangkan di lantai 1 untuk kelas 12 dan lantai 2 kelas 11.
Kaki berlindungkan kaos kaki putih itu, memasuki kelas dengan tiga buku paket tebal biologi di tangannya. Buku Campbell jilid I, II, dan III.
Mengambil tempat duduk di barisan tengah dan bangku ketiga dari depan, setidaknya ini aman untuk memperhatikan penjelasan guru. Andai saja ia punya teman, ia akan memilih untuk duduk di barisan belakang lalu bergosip ria saat jam istirahat berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galore (Complete)
Teen FictionGravitasi tidak bertanggung jawab atas orang yang sedang jatuh cinta. -Gara- Cinta adalah bentuk amnesia saat seorang cewek lupa kalau ada lebih dari 3 miliar cowok di muka bumi ini. -June- Started : 2053 Finished : 2087 Note : Just give me somethin...