Vote dulu yuk netijen😌
We make this memories to ourself.
Deja vu. Gara merasakan peristiwa ini untuk kedua kalinya bersama Junia. Pulang sekolah dengan motor namun hujan di tengah perjalanan, sehingga reflek Gara menepikan di tempat dulu mereka berhenti.
"Ih ngapain berhenti di sini sih? Kotor, aku jijik sama tempat beginian." Junia berkata lalu turun sambil menepuk-nepuk lengan jaketnya yang basah terkena air hujan.
Gara membalikkan tubuhnya menatap Junia heran, bukankah waktu itu...?
"Iiih Gara aku gak suka di sini." Junia menggelayut manja di lengan Gara.
Gara senang Junia seperti ini, tapi entah kenapa hatinya menolak. Bukan seperti biasanya ia pada Junia, selalu memberikan nyaman tapi entah mengapa yang saat ini ia rasakan hanya perasaan risih? Apa perasaannya untuk Junia telah hilang? Tapi, kenapa...
Gara berjalan ke depan, menengadahkan telapak tangannya menampung air hujan yang jatuh dari atap. Seperti biasanya, Gara sudah hafal kalau Junia akan sangat antusias pada hujan. Dia akan mendekat ke arahnya bukan?
"Kamu ngapain sih? Ih air hujan dari atap itu kotor, zat-zat kimia yang ada di atap dapat dibawa hujan. Bisa aja tangan kamu iritasi gegara nggak cocok sama bahan kimianya..." Junia menarik tas ransel Gara dari belakang, membuat Gara berdiri di sebelahnya.
"Aneh." sahut Gara datar sambil menatap ke depan dengan kosong.
"Apa?" Junia menatap Gara.
"Kamu." Gara menatap mata Junia.
"Ap-apaan sih? Biasa aja tuh, perasaan kamu aja kali." Junia terkekeh.
"Iya, perasaan yang aku punya bener." Sontak saja Junia menatap Gara kembali.
"Maksud kamu apa?" Junia bertanya dengan wajah datar.
"June, karena aku punya perasaan sama kamu makanya aku tau kamu berubah apa nggaknya. Aku bilang, kamu berubah."
Kok jadi serius gini sih? Ada jambak-jambakannya nggak sih?
"Aku nggak berubah, kamu yang berubah." Junia membela diri.
"Berubah dari segi mana?"
"Kamu tuh nggak posesif kamu tau, nggak ngekang aku kayak sekarang. Kan kamu tau, aku suka kebebasan. Aku suka bebas. Aku nggak suka dikekang."
"Suka bebas?" Alis Gara tampak menukik, tanda bingung.
"Iya, aku suka bebas jadi tolong jangan kekang aku."
"Hah, aneh banget." Gara memalingkan pandangannya, lalu terkekeh.
Ini really aneh, kalian harus tau. Nggak, nggak kayak gini seharusnya. Tau?
"Stop bilang aneh dari tadi Gara, aku nggak aneh. Kamu yang aneh Asta!" Junia ikut memalingkan pandangannya lalu melipat tangan di dada.
"Yaudahlah, sekarang kamu mau apa?" Gara kembali menatap Junia dari samping.
"Apa? Ka-kamu mau minta putus? Nggak, nggak, nggak boleh. Jangan. Aku nggak mau, jangan putusin aku Asta." Junia memeluk Gara dengan mata berkaca-kaca, dia sangat takut.
"Apaan sih kamu ngomong gitu? Aku nggak mau bilang itu. Hujan udah reda, mau kemana?"
"Aahh, udah reda ya? Nggak sadar aku hehehe." Junia melepaskan pelukan Gara.
"Udah reda, mau kemana?"
"Ke mall yuk? Belanja."
"Hm?" Gara menaikkan sebelah alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galore (Complete)
Teen FictionGravitasi tidak bertanggung jawab atas orang yang sedang jatuh cinta. -Gara- Cinta adalah bentuk amnesia saat seorang cewek lupa kalau ada lebih dari 3 miliar cowok di muka bumi ini. -June- Started : 2053 Finished : 2087 Note : Just give me somethin...