(G)duapuluhempat

138 24 7
                                    

Vote dulu dong, maksa nih😌😏

You can be the pill to ease the pain .

"Selesai gue jemput." Gara mengacak rambut Junia lalu pergi dari hadapannya.

"Ugh, selalu mainin rambut." Gerutu Junia lalu berjalan ke bangkunya.

Seminggu lagi, olimpiade diadakan. Junia tak sabar. Lagian, Gara mau tanding kan? Junia pasti bakal nonton.

"Perhatian semua!" Junia sontak saja menatap fokus bu Seina selaku pembimbingnya hari ini. Btw, tentang kejadian hari itu Junia masih diam.

"Seminggu lagi, olimpiade diadakan. Mulai senin besok, kita stay di ruangan ini. Tidak mengikuti PBM untuk sementara, masalah absen di kelas ibuk yang urus. Mengerti?"

"Mengerti buk..."

"Ok, silahkan lanjutkan! Belajar dengan benar, jangan kecewakan sekolah!"

Junia melanjutkan pekerjaannya, namun 15 menit sebelum waktunya pulang, bu Seina keluar ruangan. Langsung saja Junia berlari, hingga tak sadar matanya berkaca-kaca.

"Eh?" Bu Seina agak terkejut, saat sepasang tangan melingkari pinggangnya dari belakang.

"June, kenapa nak?" Bu Seina menghapus air mata di pipi Junia.

"M-Maafin Junia ya buk, Junia waktu itu dihukum buk Pratiwi. Junia udah mengecewakan ibuk..."

"Eh udah udah, nggak apa-apa. Lain kali jangan diulang ya nak!"

"Iya buk, insyaallah."

"Yaudah, kembali ke ruanganmu! Sebentar lagi pulang."

"Hm, terimakasih buk!"

"Iya sayang."

Setelah salam, Junia pergi berbalik menuju ruangannya. Bukannya berhenti menangis, air matanya malah meleleh dengan banyak.

Penyesalan itu menyakitkan ya?

Kenapa penyesalan datangnya di akhir sih? Iya, karena kalau di awal namanya pendaftaran. Uuuu udah tau, kalian udah tau quotes ini kan? Oke. Aku sedih.

"June..." Gara memanggil Junia sambil berdiri di pintu masuk ruangan Junia.

"Gara..." Junia berlari lalu memeluk Gara erat.

"Cepet nangis!" Perintah Gara selalu mutlak bukan?

"U-Udah, ayo pulang." Kata Junia lalu mengambil tasnya dengan cepat.

Melewati koridor, mereka mengayunkan genggaman tangan. Terkadang, lagu berbahasa korea melantun di bibir Junia. Ya, walaupun Gara nggak ngerti dan mengakui bahwa liriknya berantakan diucapkan Junia.

"Gara wangi kayak baru mandi, Junia selalu suka." Junia tersenyum lebar ke arah Gara.

"Hm."

"Mmm, Gara?"

"Hm."

"Kayaknya hp yang Gara kasih kemarin rusak deh."

Galore (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang