(G)duapuluhsatu

133 30 19
                                    

Vote dulu dong😏😌

And there's no good way, yeah there's no good way.

"Eh? Gara mau kemana?" Tanya Junia saat baru keluar kamar.

Siapa yang kemalangan sih? Soalnya Gara pake baju serba hitam. Untung kulitnya nggak ngikut item. Bisa-bisa tambah hot Gara, jadi able banget.

Cewek kan suka cowok kulit eksotis:)

"Main. Istirahat!" Gara pergi setelah mengacak rambut Junia.

"Kebiasaan. Rambut Junia jadi kusut, untung nggak mau pergi sekolah." Gerutu Junia lalu menghampiri Lerina.

"Ma, Junia ke minimarket depan boleh?"

"Ngapain?"

"Mau beli pembalut, udah abis soalnya ma."

"Nanti suruh Gara aja, dia kan sekalian keluar." Lah? Gara ditumbalin maknya hahaha.

"Nggak usah ma, Junia mau sekalian beli susu kotak."

"Kamu suka susu kotak toh?"

"Iya ma."

"Ok. Besok mama beli sekalian sama pabriknya, biar kalau kamu mau tinggal diantar kurir. Btw, nggak mau online aja?"

"Mama ribet, Junia ke bawah aja. Ga lama kok ma."

"Yaudah hati-hati ya! Nih pake, apa kurang?" Junia menghentikan gerakan Lerina yang akan mengambil tambahan uang.

"Ini aja udah banyak banget ma." Kata Junia sambil memamerkan lima lembar uang seratus ribu.

"Udah cukup segitu? Nggak mau nambah? Mama mah kurang kalau segitu."

"Udah cukup banget ma. Junia keluar dulu ma!"

"Iya sayang, hati-hati."

Junia bernyanyi pelan. Langkahnya ikut menjadi pengiring alunan lagu tersebut.

Saat di lift, ada sebuah pemikiran terlintas di otaknya. Betapa beruntungnya Gara memiliki mama Lerina, andai Junia juga punya keluarga seperti Gara. Lengkap. Bahagia. Walaupun papa Gara sibuk, tiap hari dia akan menelfon menanyakan kabar. Kurang apalagi coba itu keluarga?

Keluarga impian semua anak:)

Sebelum menyebrang, Junia melihat kanan kiri. Mana tau ketabrak cogan kan? Eh bukan, maksudnya ada kendaraan atau nggak.

Di dekat halte, ada segerombolan geng motor nongkrong. Buru-buru saja Junia menyebrang, semoga mereka tak menyadari kehadirannya.

Setelah mengambil trolli, Junia berkeliling mengambil cemilan. Lalu, ke rak pembalut. Saat ia memegang pembalut bertuliskan 'Wings', suara seseorang mengagetkannya...

"Itu bisa bikin kita terbang?" Suara bariton, Junia harus segera menjaga jarak.

"Hah?" Junia terkejut saat memandang cowok tersebut, dia kan ketua tawuran yang Gara habisin waktu itu.

"Lo belum jawab pertanyaan gue."

"Oh, nggak lah. Nggak bisa."

"Ada tulisan wing nya, bukannya artinya sayap?"

"Iya."

"Berarti bisa terbang kan?"

"Nggak."

"Nggak ngerti gue barang cewek satu itu." Junia terkekeh tanpa sadar.

Setelahnya, mereka diam. Cowok itu mengikuti Junia, sedangkan Junia berusaha fokus mau mengambil barang apa. Soalnya, nih cowok cogan ges. Takut beralih Junia tuh:'

Galore (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang