(G)duapuluhtujuh

112 21 18
                                    

Vote dulu human😏😌

Lebih baik menepi daripada terlindas truk tronton kan?

Seminggu rasanya sudah cukup, saatnya Junia pulang. Bahkan, sampai sekarang ponselnya dimatikan agar Gara tak mencarinya.

Pede banget gak sih? Ga bakal di cariin juga kan ama Gara? Hahaha.

"Mana gelangmu?" Junia bertanya pada cewek di hadapannya ini.

"Gelang yang mana kak?"

"Hm, gelang yang kakak kasihin ke kamu waktu kecil. Gelang warna pink."

"Oh ada, kenapa emang?"

"Kakak mau pake pink boleh? Kamu pake warna biru punya kakak ini."

"Hm aku ambilin dulu kak!"

"Nih kak." cewek itu memberikan gelangnya ke Junia.

"Jangan pernah lepas ya! Bawa kemana aja kamu pergi!"

"Iya kak. Oh iya, kakak jadi balik sekarang?"

"Ha a. Kalau ada apa-apa telpon kakak aja!"

"Yakin udah bisa pake hpnya?" cewek itu terkekeh sambil mengantarkan Junia ke depan.

"Hahaha, berkat kamu aku udah ngerti. Makasih ya adek kakak yang cantik!"

"Iya kak."

"Kakak pergi dulu, bye!"

"Hati-hati kak!"

-Glory-

Junia berjalan di lorong penthouse sambil menghela nafas. Dadanya sesak kembali. Jelas saja, subuh-subuh begini dia sudah keliaran di luar. Padahal kan, dia hipotermia. Please lah, ga bisa apa liat kondisi dulu?-,-

Junia sampai di depan penthouse Gara. Iya, bukan penthouse seberangnya. Rindu sekali dengan Gara, apa Gara juga merindukan dia?

Dengan langkah pelan, Junia memutar badannya lalu menempelkan jempolnya ke finger sensor.

Klik!

Pintu terbuka. Perlahan, Junia masuk ke dalam dengan berusaha tidak menimbulkan bunyi. Belum ada yang bangun soalnya, masih subuh banget.

Junia terdiam saat membuka pintu kamarnya. Ada Gara di sana. Tertidur di depan laptop yang masih menyala, terlihat ada sesuatu yang belum selesai ia ketik. Apa ya?

Junia mendekat ke meja belajarnya, tempat Gara berada. Ia sedikit tersenyum melihat kepolosan Gara, hanya saat tidurlah ekspresi itu dapat ia lihat.

Masyaallah, gantengnya anak mama Lerina dan papa Haqi ini:(

"OSIS?" gumam Junia saat melihat ketikan di laptop tersebut.

Gara masuk OSIS? Kabar apa yang ketinggalan oleh Junia? Padahal, baru seminggu dia pergi. Okelah, biarkan Gara tidur dan Junia memilih menatap Gara dalam diam.

Fajar datang...

Ada yang kenal fajar? Panggilin dong, maknya nyariin. Udah subuh, disuruh bangunin warga pake kokokan wkwkwk. Abaikan!

"Mmm..." Gara duduk dengan tegak, sambil meregangkan tubuhnya.

Encok juga tau lama-lama ketiduran di kursi. Jangan lakukan di rumah, tanpa pengawasan ayam! Hihihi.

"Good morning Gara..." suara itu membuat Gara sontak memandang sosok yang ia rindukan seminggu ini.

"Pacar? Lo udah balik? Nggak pergi-pergi lagi kan?" Gara memegang bahu Junia lalu menggoyangkannya.

Galore (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang