(G)sepuluh

230 47 20
                                    

Happy to know you!

"Junia!" Junia mengalihkan pandangannya saat seseorang memanggil namanya.

"Eh pacar lo manggil tuh, gue cabut dulu ya?" Regina ingin melepas tangannya dari lengan Junia, namun terhenti karena perkataan Gara.

"Lo Regina?" Tanya Gara sambil mengambil alih Junia dengan merangkulnya.

"I-iya, kenapa Gar?"

"Bener mau IPA?"

"Hah? Maksudnya?" Junia yang bertanya.

"Gue denger lo mau pindah ke IPA sekarang karena ternyata salah milih jurusan."

"Aahhh iya..." Regina menunduk malu, kenapa Gara bisa tau?

"Bener Re? Terus gimana? Lo udah terlanjur masuk IPS, bisa tukar jurusan nggak Gar?" Junia menatap Gara penuh harap.

"Bisa."

"Wah bener? Susah nggak ngurusnya?" Mata Regina berbinar.

"Ikut aja."

"Ikut kemana Gar?" Oke, salahkan kalimat pendek Gara membuat Regina tak paham.

"Kelas kita."

"Lah? Gue kan IPS, ya lain arah lah Gar."

"Nama lo udah ada di kelas kita."

"What? Gue udah pindah jurusan IPA aja nih?" Mata Regina memelotot karena terkejut.

"Hm." Gara menarik Junia yang terbengong.

Bahkan, Junia masih belum sadar dari terkejutannya saat mereka duduk di bangku masing-masing. Regina benar masuk ke kelas ini, bahkan sekelas menatap tak percaya ada orang asing masuk ke kelas mereka.

"Loh? Dek Regina kok di sini? Duduk sama babang Revan yang ganteng ini aja ya?" Revan berdiri dari duduknya, mempersilahkan Regina duduk di kursinya.

"Bim pindah dong! Gue mau duduk ama dek Regina..."

"Ogah, enak di lo aja. Lo aja yang pindah sono, meja belakang kosong kali."

"Ngalah dikit gimana sih?"

"Nggak mau gue."

"OKE GUE PINDAH!" Bima bangkit berdiri, pindah ke meja belakangnya. Ya gimana ya? Mana tahan dia Revan membujuknya sambil memeluk lengan kekarnya, jijik. Ya terpaksa pindah:v

"Kenapa bisa di sini?" Tanya Revan pada Regina.

"Hm? Dipindahin Gara."

"Minta id line lo dong?" Jadilah mereka berbincang sambil ada unsur bucinnya dikit, maklum sekaum jomblo.

"June..." Panggil Gara sambil menempelkan sekotak susu di pipi Junia.

"Hah? Apa? WAH PEACH MILK!" Dengan semangat Junia merampas susu kotak tersebut lalu meminumnya.

"Bilang?"

"Terima kasih Garaaaa." Junia tersenyum lebar.

"Masa Gara? Gue juga mau kali dipanggil sayang."

"Ih? Nggak mau, malu tau."

"Kenapa malu?"

"Biasanya cowok yang manggil ceweknya gitu, masa Junia yang panggil?" Junia menunduk malu sambil menggigit sedotan.

"Lo kan pacar gue ngapain malu? Btw, mau banget ya gue panggil sayang?"

"Nggak mau."

"Terus kenapa bilang cowok duluan?"

Galore (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang