(G)tigapuluhlima

121 19 7
                                    

Vote nya mana saudara-saudara😏😌

Lanjutin selagi lo senang, berhenti kalau udah nggak minat. Gue di belakang lo. Menunggu buat kembali atau ditinggalkan. Nggak masalah!

"Pacar, gue luka lo nggak mau obatin?" Gara menghempaskan tubuhnya di kasur Junia.

Ntah setan apa malam ini, Gara ada di kamar Junia untuk malam ini. Nggak nongkrong seperti ritual malam rutinnya.

"Kan udah mendingan itu gue liat." Junia masih sibuk menulis PR nya di meja belajar.

"Pacar sibuk banget ya?"

"Hm. Kenapa Gar?"

"Kita udah lama nggak main bareng, kangen sama lo." Junia menoleh ke belakang, terlihat Gara menapa langit-langit kamar dengan berbantalkan lengannya.

"Gue banyak tugas, lo nggak ngerjain juga? Tugas kelompok dari pak Edi." Junia kembali memutar tubuhnya.

"Males ah, pak Edi diancem dikit aja pasti kicep. Pergi main aja yok June?" saat ini Gara sudah berdiri di sebelah Junia.

"Tapi besok kita ulangan biologi Gar..."

"Ayolah, lo kan udah pinter bio jadi besok tunjukkin gue aja lagi."

"Gar..."

"Ayo June, lo udah lama nggak main sama gue."

"Tapi Gar..."

"Lo punya pacar June! Gue pacar lo! Tolong perhatiin gue juga, jangan buku-buku lo doang. Liat, gue bonyok gini aja lo nggak mau tau!? Pacar macam apa lo?!" maki Gara tanpa sadar.

"Gar...? Gara capek ya?" Junia bertanya dengan lirih.

"June..." Gara sontak merasa bersalah, lalu berlari memeluk Junia. Tenggelam di sana.

"Gue nggak mau jadi Gara yang sekarang June, nggak punya waktu buat lo. Gue tau. Maaf June, gue punya pacar yang lain juga June..." Gara memeluk erat Junia, menyangka Junia akan memberontak marah.

"Jangan tinggalin gue June, gue sayang banget sama lo."

"Gue tau kok Gar, nggak masalah." Junia memandang kosong ke depan, tangannya tak henti mengelus rambut Gara pelan.

"Tau apa? Apa yang lo tau?" Gara menatap Junia.

"Semua tentang lo gue tau, gue nggak masalah akan itu. Lanjutin selagi lo senang, berhenti kalau lo udah nggak minat. Gue bakal ada di belakang lo, mendukung lo apa pun yang terjadi sama lo. Apa pun dampaknya sama gue, kembali atau ditinggalkan gitu aja nggak masalah Gara..." Junia tersenyum pada Gara.

"June gue janji bakal putusin dia June, gue sayangnya sama lo doang!"

"Jangan Gara, dia juga cewek yang punya hati. Gue bisa ngerasain itu, tolong bahagiakan dia Gar."

"Apa sih kata lo? Terus lo gimana? Besok gue putusin dia!"

"Nggak Gar, pertahanin dia. Pertahanin dia buat gue, kalau nggak kita putus." Junia berdiri keluar mengambil air minum.

"June, gue nggak tau harus apa. Gue nggak tega..." Gara menitikkan air matanya malam itu.

-Glory-

"Pacar, ayo kita makan bareng di kantin?" Gara mengajak Junia makan siang di kantin, tentu saja Junia tidak menolak.

"Mau makan apa pacar?" Gara bertanya sambil mengecek notif grup di ponselnya.

"Pacar?" Gara menoleh ke Junia saat pertanyaannya tidak dijawab.

"Gue mau bakso aja Gara..." Junia tersenyum dengan tangan di pinggang.

Galore (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang