(G)empatpuluh

140 19 23
                                    

Ayok-ayok mana suaranya rakyat kampung jingga! Vote dulu dongs😏😌

Cobalah untuk bersabar sebentar, kamu akan tau bagaimana kekuatan yang kamu punya sebenarnya:)

Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh Gara. Ditunggu juga oleh Junia. Kapan lagi liat Gara tampannya semriwing berkali-kali lipat?

"Udah siap?" Gara membuka pintu kamar Junia pagi ini, melihat apa Junia sudah siap untuk berangkat.

"Udah, kamu gimana? Udah selesai handuk, baju ganti-"

"Udah udah, ayo berangkat." Gara membawa tas salempang Junia.

"Gara semangat menangin pertandingannya ya, kamu juga June jagain Gara biar gak jelalatan." Nasihat mama Lerina yang mereka tertawakan hingga ke mobil.

"Mama masa nyangka kamu jelalatan, ngomong sama cewek aja langka banget." Junia terkikik sambil memasang seatbelt.

"Hm. Berangkat nih?"

"Ayo Gara..."

Setibanya di sekolah mereka, Junia tampah menganga saat turun dari Lykan. Ramai sekali. Warna warni. Banyak balon di sini. Banyak dari SMA lain yang berada di sini.

"Ayo." Gara menariknya pelan dengan tangan menggenggam.

Junia mengangguk antusias lalu mengamati sekitar. Benar-benar berbeda daripada biasanya. Sangat ramai.

"Kamu harus ikut liat aku tanding." Gara menarik Junia pelan menuju lapangan outdoor.

"Aku duduk dimana dong? Masa sendirian? Aku nggak ada teman Gara..."

"Nanti duduk di dekat lapangannya."

"Ah nggak ah, segan."

"Ga peduli."

"Hm, tapi maunya duduk sendiri."

"Iya."

Junia duduk di sebuah bangku tepi jalan. Eh? Tepi jalan? Typo dong, tepi lapangan maksudnya. Iya nggak usah ngegas, udah diperbaikin ya:)

"Diem di sini manis, nih uang buat jajan. Aku ke temen-temen dulu."

Junia tersenyum lalu menatap uang merah di tangannya dengan dalam. Lalu menyimpannya, sebelum melihat Gara mengkoordinir timnya.

Junia melambai saat Gara tersenyum ke arahnya. Pertandingan akan dimulai dalam 10 detik lagi. Gara tampak sekali bersemangat.

Junia sebenarnya tak mengerti apa-apa tentang basket. Ia hanya tau, saat Gara dan timnya memasukkan bola ke ring berarti sekolahnya mendapat poin.

Di tengah pertandingan entah kenapa kepalanya berat sekali, pusing. Untung saja Gara tengah di jam istirahatnya, sehingga Junia bisa izin ke toilet.

Junia berjalan di koridor menuju toilet dengan susah payah, kepalanya sangat pusing dan berat. Dengan bertumpu ke dinding, Junia berusaha menyeimbangkan badannya agar tak terjatuh.

"Kak...?"

"Segera temui dia, tolong! Aku akan menyusulmu."

"Tapi-"

"Cepat, jangan buat dia menunggu dan curiga."

"Iya kak." Dia langsung berbalik, akan pergi.

"Tunggu, kamu sudah sembuh kan?" memberhentikan dia yang berniat pergi melangkah.

"Hm, terima kasih kak."

"Bawa ini, berikan hp kamu padaku."

"Mm, ini kak."

Galore (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang