Cold Jung

9.3K 1K 185
                                    

Written by arataeyong

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

Taeyong berkali-kali menggulingkan tubuhnya resah di atas kasur. Jam telah menunjukkan pukul satu dini hari. Tubuhnya lelah ingin istirahat, namun pikirannya tak dapat diajak berkompromi.

Dengan lunglai, pemuda bersurai platinum tersebut bangkit dan berjalan keluar kamar. "Hyung," panggil Taeyong sesampainya ia di sebuah ruangan kerja milik seseorang.

Yang dipanggil hanya sekadar menoleh, dan kembali menaruh atensinya pada laptop. "Hyung," panggilnya sekali lagi. Jaehyun terpaksa menoleh dan melihat Taeyong berdiri di ambang pintu dengan piama biru muda dan bibir mengerucut.

"Ada apa?"

"Ayo tidur," pintanya sembari berjalan ke arah Jaehyun dengan lesu. "Tidurlah, aku menyusul."

Jaehyun sama sekali tak menatap Taeyong, membuat yang lebih muda kesal. Ia dudukkan tubuh kecilnya di pangkuan Jaehyun seraya mengalungkan lengannya di leher yang lebih tua.

"Ayo, temani Yongie tidur!"

Hening.

Tangan Jaehyun masih sibuk mengetik sesuatu di laptop—tak peduli dengan pemuda yang berada di pangkuannya.

Taeyong menghalangi pandangan Jaehyun dari laptop, menggigit gemas kepala Jaehyun, dan menghentak-hentakkan tubuhnya di pangkuan Jaehyun—tetap saja si Jung itu fokus dan bersikap dingin pada kekasihnya.

Jaehyun selalu seperti ini. Ketika tugas-tugas kuliahnya menumpuk, ia menjadi sibuk sendiri. Tak apa jika sehari-dua hari, tetapi hyungnya ini telah mengabaikannya selama seminggu. Dan Taeyong tidak mau diabaikan terus!

"Jaehyunie–hyung."

"Hm?"

"Ayo tidur."

Jaehyun menghela napas dan beralih menatap netra besar milik Taeyong. "10 menit, sayang."

"Tidak mau! 10 menitnya hyung 10 jam bagi Yongie!" rajuknya. Jaehyun tersenyum tipis melihat betapa imutnya sang kekasih ketika merajuk. Namun tak lama, ia kembali pusing dengan tugas kuliahnya.

Si tunggal Jung terkejut ketika sebuah benda kenyal dan hangat menyentuh dahi dinginnya. Ia merasakan jutaan kupu-kupu bertebangan di dalam perutnya. Ia menengadah dan menatap Taeyong yang juga menundukkan kepalanya—menyatukan kening keduanya.

"Temani Yongie tidur! Yongie ingin tidur," pintanya dengan suara kecil.

"Hyung janji, 10 menit, cintaku."

Si pemilik surai platinum menggelengkan kepalanya ribut. Ia jauhkan badannya dari sang kekasih.

Taeyong menatap kosong sesuatu di belakang Jaehyun. Bibir mungilnya mengerucut. Dan netra lebarnya mulai berair.

Kalau Lee Taeyong sudah begini, bencana bagi Jung Jaehyun.

"Yongie?"

Jaehyun panik ketika Taeyong hanya diam dan membalasnya dengan lirikan tajam.

"Yongie, sayang, jawab hyung," ujar Jaehyun selembut mungkin. Ia usapkan tangannya pada pipi Taeyong dan ditepis oleh si mungil.

"Sayang jangan seperti ini, maafkan hyung."

Wajah tegang milik Jaehyun membuat Taeyong diam-diam tertawa kecil dalam hati. Taeyong suka sekali mengerjai kekasihnya.

Jaehyun itu orang yang terlalu serius—Taeyong menitikkan sebulir air mata saja paniknya sudah seperti besok adalah akhir dunia.

AGAPE《Jaeyong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang