The Only Maple

6.2K 703 43
                                    

A story written by spidermurk
-

Manik indah itu menutup secara perlahan, membiarkan angin menyerang tubuhnya. Hanya sebuah janji dibenaknya yang menjadi kekuatannya untuk saat ini, memberi penyesalan pada tubuhnya yang sama sekali tak salah.

Pohon-pohon mulai menggugurkan daunnya, mengucapkan kata perpisahan pada sang daun yang sudah menemaninya untuk beberapa waktu.

Waktu terus berjalan, tidak ada yang bisa menghindarinya.

Seperti mereka.

Hanya dalam hitungan waktu, sepasang kekasih itu harus melepas satu sama lain.

Berjalan santai menikmati waktu di ujung  perpisahan, menikmati semilir angin dengan tangan yang saling bertautan.

"Kau tahu? Aku kesal kepadamu, kau tentu bisa berkuliah di sini." ucapnya kepada sang kekasih, membuat kekasihnya berhenti dan melepaskan tautan mereka.

"Astaga, aku sudah menjelaskannya Taeyong." pria tampan itu menatap tepat ke dalam manik boneka kekasihnya, bersama dengan tangan yang mengusap pelan pipi chubbynya.

"Itu tidak masuk akal! Jika kau mencari universitas yang lebih baik, harusnya kau memilih Harvard atau Stanford! Bukan di Kanada!"

"Baiklah, jika kau tidak terima dengan itu akan kuceritakan sesuatu." ia tersenyum pelan hingga menampakkan cacat di kedua pipinya.

"CK! AYO MENCARI KURSI!" Taeyong berteriak gembira, menarik sang kekasih dan membawanya duduk pada salah satu kursi di taman.

"Caaa ayolaahh bercerita.

Pasangan itu saling memandang satu sama lain, tersirat tatapan sendu di antara mereka.

"Kau senang dengan suasana musim gugur?" Ucapan sang kekasih lantas membuat Taeyong memiringkan kepalanya, matanya berkedip beberapa kali. Kepalanya diserbu seribu tanda tanya.

Bahkan ceritanya belum dimulai kepalanya sudah dipenuhi tanda tanya.

"Heum... aku suka, warna merah, oranye, kuning memang hangat di mata, tapi anginnya senang mengajak bertengkar!"

"Hahaha, bagaimana caranya bertengkar dengan angin? Astagaa lucunyaa!"

"HEI CEPAT LANJUTKAN CERITAMU!" Teriakan Taeyong membuat tawa sang kekasih semakin menjadi, pria dengan rambut gulali ini selalu membuat pipinya terangkat.

"Aaa, baiklah Taeyongieee, memang Universitas Harvard atau Stanford sangat terkenal dengan keunggulanya. Pasti pengalaman yang kudapat nanti hanya keluhan skripsi dosen!"

Pria berdimple itu menarik nafas sejenak, memberi jarak pada ceritanya.

"Di Kanada, pemandangan musim gugur menjadi ikon utama. Daun Maplenya seakan menjadi favorite warga atau para pelibur, sungguh menenangkan. Aku ingin itu Taeyong... kehangatan di musim gugur"

AGAPE《Jaeyong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang