IRIS hitam Taeyong menatap lurus danau yang terlihat begitu tenang tepat di hadapannya. Ia mengulum bibir sebelum memutuskan untuk membuka ponsel, membaca pesan yang di kirimkan oleh lelaki bernama Jung Jaehyun yang mendekatinya selama hampir tiga bulan ini.
Bohong bila Taeyong mengatakan bahwa ia tidak menyukai Jaehyun. Lelaki pemilik dua titik cacat di pipi itu terlihat sangat memesona dan begitu tampan; idaman para gadis di kampus, bahkan Taeyong yakin jika ia memiliki banyak musuh yang sangat membencinya karena Jaehyun selalu menghabiskan waktu bersama Taeyong setiap jam makan siang di kampus. Tidak jarang mereka juga pulang bersama.
Sudah berkali-kali Jaehyun menyatakan perasaan pada Taeyong, tapi tidak pernah sekalipun Taeyong menanggapi hal tersebut. Bukan karena Taeyong tidak menyukai Jaehyun, namun ia merasa sangat ragu! Bayangkan, lelaki setampan dan sesempurna Jaehyun mendekatinya secara perlahan lalu tiba-tiba menyatakan perasaan.
Maksudnya, bagaimana bila Jaehyun hanya mempermainkan Taeyong selama ini?
Taeyong selalu melarikan diri, menghindari Jaehyun bila lelaki tampan itu sudah membahas tentang hubungan mereka yang belum jelas. Padahal bukan itu yang Taeyong inginkanㅡdi dalam hatinya, yang Taeyong mau adalah menghabiskan waktu bersama Jaehyun lebih lama dari sebelumnya dan menjadikan Jaehyun sebagai miliknya. Tapi sayang, Taeyong belum berani membuka diri, ia masih membutuhkan waktu untuk bisa mempercayai Jaehyun sepenuhnya.
Begini, Taeyong tidak pernah menjalani hubungan sebelumnya karena ia tidak tertarik dengan hal seperti itu. Yang Taeyong lakukan selama dua puluh tahun ini hanya mencari teman serta melakukan tugasnya sebagai anak dari Lee Donghae, belajar dan berusaha keras untuk membuat sang Ayah bangga dengan prestasi yang Taeyong capai di setiap tahunnya.
Lalu, Jaehyun datang, masuk ke dalam kehidupan Taeyong yang datar, memberikan warna baru yang terkesan sangat menggoda. Seolah dunia Taeyong tidak lagi berpusat pada seluruh novel serta buku pelajaran yang ia baca di setiap malam, kali ini perhatian Taeyong berpusat pada Jaehyun; di setiap menitnya.
"Ternyata kau disini, tidak berniat membalas pesanku?"
Suara huksy yang begitu familiar menyapa telinga Taeyong, membuatnya menoleh ke belakang dan menatap Jaehyun yang berdiri di dekatnya. Lelaki bermarga Jung itu mengenakan celana denim panjang berwarna hitam dengan kaus putih serta jaket yang memiliki warna senada dengan celananya.
Jaehyun tersenyum lalu memutuskan untuk duduk di samping Taeyong. Mereka berdua menduduki bangku kayu yang di cat putih, di pinggir danau. Tidak ada siapapun disana karena ini jam sibuk, dimana kebanyakan orang menghabiskan waktu untuk bekerja atau berada di dalam kelas.
Oh, seharusnya Taeyong juga berada di dalam kelas. Tapi ia memilih untuk bolos karena pikirannya sedikit terganggu. Yah kali ini Taeyong berubah menjadi anak pembangkang yang mungkin bisa mengecewakan Donghae, tapi sungguh, Taeyong membutuhkan waktu sendiri agar tidak terlalu memikirkan Jaehyun.
"Oh, kau mengirim pesan?" tanya Taeyong yang kini menaruh ponsel yang semula berada di genggamannya ke dalam tas, "a-aku tidak tahu kau mengirim pesan."
"Bohong, kau baru saja membacanya."
Taeyong mengigit pipi bagian dalam lalu mengalihkan pandangan, menatap danau tenang yang tidak memiliki riak. "Ada apa Jaehyun?"
"Tidak ada, hanya merindukanmu. Aku mencarimu di seluruh penjuru kampus dan tidak berhasil menemukanmu lalu aku segera mencarimu disini, tempat favoritmu." ujar Jaehyun dengan senyum kecil yang menghiasi wajah, ia memiringkan tubuh dan menatap Taeyong dari samping, "kau tidak berniat menghindariku lagi kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAPE《Jaeyong》
Fanfiction[Oneshoot - Twoshoot] [General] [Fluff] [Romance] [Comfort] Kumpulan cerita Jaeyong dari para penulis excelentjy. •BXB || YAOI || HOMO || GAY •Jaehyun x Taeyong •Don't read if u don't like bitches