Innocent Man

9K 931 484
                                    

Happy reading!


A story written by panwinklluvvv


Happy reading!

Taeyong tidak bisa berhenti menggerutu sebal ketika kedua orang tuanya bersikeras memaksanya untuk memasuki tempat ini, Taeyong bersumpah tempat ini sangat tidak cocok untuknya.

Salahkan saja gaya hidupnya yang suka menghamburkan uang di club malam dan juga alkohol yang sudah seperti air putih baginya. Belum lagi tingkah laku urakannya yang hobi bertengkar dan mencari masalah, serta gaya berandal dengan tindik di telinga, sungguh orang tuanya sudah sangat lelah dengan tingkah laku putra semata wayangnya yang telah menginjak usia dua puluh tahun tersebut.

Taeyong terlahir dalam keluarga sempurna, memiliki dua orang tua yang mapan dan berlatar belakang baik namun pergaulan yang salah telah merusaknya. Maka dari itu dengan terpaksa tuan dan nyonya Lee memasukkan Taeyong ke tempat yang mereka yakini dapat merubah putra mereka, tempat ini- pesantren.

Taeyong rasanya ingin memukul dashboard mobil jika saja yang mengendarai mobil bukan ayahnya, walaupun berandalan namun Taeyong tetap takut pada ayahnya.

"Mari turun." perintah ayahnya, membuat Taeyong dengan berat hati keluar dari mobil, pemandangan pertama yang dilihatnya adalah tempat yang begitu asri dan ditumbuhi tanaman dengan bunga yang indah serta suara mengaji para santri yang terasa begitu menyejukkan.

Beberapa santri yang lewat sontak menatap Taeyong dengan tatapan ketakutan, ayolah Taeyong mengenakan jeans yang sobek dibagikan lutut dan pahanya, serta Kaos hitam bermotif tengkorak dengan tulisan Boom dan jangan lupakan tindik di telinganya yang menambah kesan mengerikan di mata para santri.

"Assalamualaikum pak ustad." Ayah Taeyong menjabat tangan seseorang yang terlihat telah menunggu kedatangan mereka.

"Waalaikumsalam salam pak, mari masuk." jawab seseorang yang dipanggil ustad tersebut.

Setelah mereka masuk ke sebuah ruangan, ustad tersebut meminta mereka duduk di sofa.

"Apakah ini nak Taeyong?" Taeyong hendak mendengus namun pijakan sayang di kaki oleh sang ayah membuatnya meringis dan mengangguk sebagai jawaban.

"Pak tolong saya titip putra saya, didik saja ia dengan keras saya tidak keberatan." ayah Taeyong berkata dengan bersungguh-sungguh membuat Taeyong memutar kedua bola matanya.

"Tentu saja ia tidak keberatan karena bukan dia yang dididik dengan keras nantinya." batin Taeyong.

"Baiklah bapak bisa serahkan kepada saya, tetapi sebelum itu nak Taeyong ini male pregnant atau—

"Ehem." sela ayah Taeyong.

—Ah maaf saya tidak bermaksud lain, saya hanya ingin menempatkan nak Taeyong di tempat yang tepat agar tidak terjadi zinah." ucapnya merasa tidak enak.

Taeyong mendengus dalam hati, ia benci dengan fakta bahwa dia seorang male pregnant.

***

Sudah satu Minggu Taeyong berada di sini namun seperti satu tahun rasanya, sungguh melelahkan, Taeyong yang biasa dimanja kini harus mencuci pakaian sendiri. Belum lagi sholat tepat waktu serta mengaji terus menerus, sungguh melelahkan, tetapi tidak dapat dipungkiri hatinya merasa lebih tentram di sini.

Saat ini Taeyong tengah menuju Musholla bersama Winwin karena saat ini jadwal mereka untuk membersihkan Musholla terlebih katanya ada seorang Kakak Senior yang Baru pulang pendidikan Dari Mesir, membuat para santri sangat antusias.

AGAPE《Jaeyong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang