Chapter 10

125 10 0
                                    

"Sendiri itu membosankan, tetapi ingat! Sendiri tidak menyakiti siapapun"

n.y
.
.

Minhyun kini tengah uring-uringan tidak karuan. Dia menemukan Taeyong yang tergeletak pingsan di kamarnya. Tentu Minhyun kaget, ah bukan lebih tepatnya merasa aneh. Bagaimana bisa Taeyong masuk kamarnya dengan keadaan seperti ini? Minhyun memilih untuk memindahkan Taeyong untuk naik ke kasurnya. Setelah memindahkannya, Minhyun mencoba menghubungi Yeji. Hanya suara operator yang terdengar, nomer Yeji tidak aktif. Seperti mendapat pencerahan, Minhyun dengan cekatan mengambil laptop berniat untuk mengecek cctv rumahnya.

Brakk

Minhyun menutup keras laptopnya. "Brengsek! Apa-apaan ini?" Minhyun langsung beranjak menyusul dimana Yeji berada.

--other side--

Yeji sudah kembali tenang, Guanlin memang pawangnya, mungkinn.

"Yaudah gue anter pulang ya" Pertanyaan ini sudah berkali-kali Guanlin lontarkan, tetap saja Yeji tidak mau pulang.

"Gue masih mau disini, kalau lo mau pulang ya pulang aja sana!" Yeji mulai jengah.

"YEJI!?" Suara berat menggelegar ditelinga Yeji. Pelakunya jelas saja Minhyun, kakaknya. Minhyun berlari mendekati Yeji

"Kamu nggak papa, hah?" Minhyun meneliti setiap inci tubuh Yeji, harap-harap ada luka parah. Minhyun sangat khawatir.

"K-kak" Yeji memeluk Minhyun erat. "Y-yeji t-takut, hiks" Yeji menangis lagi, Guanlin? sebatas penonton bayaran.

"Maafin kakak, seharusnya kakak tetap di rumah" Minhyun merasa bersalah.

Perlahan Minhyun melepas pelukannya, tangannya bergerak menyengkram kedua pundak Yeji. "Kenapa kamu selalu bikin kakak khawatir? Kakak khawatir, Ji!?" Manik mata Minhyun menyiratkan kekhawatiran, sampai-sampai tatapan nya mencekat napas Yeji.

"Kamu kemana? Jawab jujur!" Minhyun lagi-lagi bersuara

"Santai bro, bicarain dirumah, tempat umum ini. Tuh diliatin orang-orang" akhirnya Guanlin berperan. Memang benar sekarang mereka menjadi pusat perhatian orang-orang.

"Lo siapa sih?" Ketus Minhyun.

"Kalem dong, gue Guanlin." Guanlin menjulurkan tangannya untuk perkenalan, tetapi Minhyun menolak.

"Gak Tanya! " ketus Minhyun

"Lah, yang tadi siapa? Setan? "Gumam Guanlin

"Gue denger ya!" Guanlin belum tau saja, Minhyun memiliki pendengaran setajam silet.

"Ayo Pulang!" Minhyun menarik lebih tepatnya mencengkram pergelangan tangan Yeji dan menyeretnya pulang

"S-sakit kak" Melihat Yeji yang kesakitan karena tangannya di cengkram kuat oleh Minhyun, Guanlin memutuskan untuk ikut kerumah Yeji.

Sesampainya mereka di rumah Yeji, Minhyun tetap tidak melepaskan cengkraman tangan Yeji malah langsung membawa Yeji ke kamarnya

"Bisa jelasin ke kakak ini ap- dimana Taeyong?" Setrlah Minhyun menoleh, ia sudah tak mendapati Taeyong disana.

"Kak, lepasin, s-sakit" Yeji meringis

ʟ 'ᴀ ᴍ ᴏ ᴜ ʀ°//ʏᴇʟɪɴ [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang