Bab 5

13.4K 383 4
                                    

Arisca terbangun dan langsung terbatuk, sedangkan pria yang sedari tadi menunggu Arisca sadar, hanya menatapnya biasa saja.

bukannya membantu,Liam,justru menutup mulut dan hidung nya dengan tangannya.
Nafas Arisca masih tersengal-sengal karena batuk

"Virus"ucapnya,Arisca menatapnya,tentu saja ia tak terima dengan apa yang pria itu katakan.

"Ini karena mu"ucap Arisca

"Sudahlah, setelah ini kau akan kembali ke ruang penyiksaan mu"ucap Liam, Arisca menatap nya, Arisca tak pernah membayangkan jika dirinya bisa sesial ini dan mendapatkan penyiksaan sekejam ini. Ini benar-benar diluar pikiran Arisca.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan, kenapa kau menyiksaku dan membunuh kekasih ku?"kali ini dengan perasaan marah yang memuncak, Arisca memberanikan diri untuk mengatakan semuanya pada Liam.

Pria itu menatap tajam kearah nya.

"Kau tidak mungkin tidak tau dengan apa yang kekasih mu itu lakukan"ucap Liam

"Dia menghancurkan namaku, bisnis ku dan membuatku kehilangan banyak orang yang berarti untukku"ucap Liam. Arisca menatapnya dalam-dalam.

"Lalu apa bedanya kau denganku---

"Semua berbeda, kehilangan harus dibalas dengan kematian"ucap Liam.

Arisca terdiam, mungkin begitu banyak cerita yang membuat pria itu begitu dendam pada kekasih dari Arisca tapi jangan kira Arisca tak bisa membalas semua perbuatannya. Ya Arisca akan membalas nya, jika saja sesuatu tak terjadi padanya.

"Kau harus kembali ke ruangan tadi"ucap Liam, dengan pasrah Arisca turun dari ranjang itu.

Liam menatapnya, lagi-lagi ia tergoda oleh tampilan Arisca saat ini, mungkin wanita itu akan lebih terlihat panas jika menari erotis dihadapannya.

Tak bisa menahan lagi,ia menarik tubuh Arisca dan kembali menidurkan nya.

"Apa yang kau lakukan"ucap Arisca yang tentu terkejut atas perbuatan Liam.

"Kau ingatkan dengan apa yang kau katakan saat di kolam renang tadi"ucap Liam, Arisca menatapnya,memang apa yang ia katakan.

"Kau berkata kalau aku bisa melakukan apapun sepuas ku,asal tidak menjatuhkan mu ke kolam renang itu"ucap Liam, mengingatkan. Arisca terdiam tak percaya, kenapa ia bisa mengatakan hal bodoh seperti itu.

"Aku menarik ucapan ku--

"Tidak bisa, aku akan melakukan itu"ucap Liam, Arisca terus berontak namun seperti nya sia-sia.

Pria itu sudah melumat bibir Arisca, ia mengigit bibir Arisca agar lidahnya bisa masuk mengabsen setiap isi mulut Arisca. Kedua tangan Arisca mencengkram erat punggung Liam,agar pria itu berhenti dengan aksinya namun sekali lagi semua percuma.

Ia baru melepaskan nya saat Arisca kehabisan nafasnya.
Ia langsung membalik tubuh Arisca dan membuka pangait bra yang Arisca pakai dan membuka rok yang Arisca pakai. Yang ia inginkan hanya satu yaitu melihat tubuh telanjang Arisca dihadapannya.

Liam tersenyum saat keinginan nya tercapai, sedangkan Arisca dibuat terkejut dengan beberapa tanda kemerahan di dadanya. Siapa yang melakukan ini semua

"Sudah berapa kali kekasih mu itu menyentuh mu"ucap Liam, dengan nada remeh.

"Pergi dan lepaskan aku"teriak Arisca, pria itu tersenyum

"Tidak semudah itu"ucap Liam

"Brengsek--

Plakk

Tamparan lagi-lagi Arisca dapatkan dari Liam,sampai membuatnya memegangi pipinya karena sakit. Tak hanya diam pria itu langsung melepas pakaian yang menutupi tubuh atletisnya.

Arisca menggeleng saat melihat pria itu tak memakai apapun di depannya dan ia bisa melihat inti pria itu yang sudah berdiri tegak.

Liam tersenyum puas melihat wajah ketakutan Arisca, sekarang ia punya ide, ia akan langsung memasuki lubang kenikmatan wanita itu,agar wanita itu merasa kesakitan.

"Tidak, jangan lakukan ini..aku tidak mau--"teriak Arisca,namun sayangnya Liam tidak perduli dengan ucapan wanita itu.

Justru ia meremas keras kedua payudara Arisca yang sudah diincarnya. Remasan itu begitu keras dan menyakinkan.

"Aakhh---berhenti.."ucap Arisca, pria itu tak mau berhenti,ia tetap meremas kedua bukit kembar itu, hingga sang pemilik merasa sangat kesakitan.

"Jadi siapa saja yang pernah menyentuh ini,hmm?"tanya Liam, kali ini ia melakukan remasan itu lebih lembut dari pada tadi.

"Tidak..ada..aah"dan sialnya jawaban Arisca disertai desahan yang membuat pria itu tersenyum.

"Munafik, jika tidak ada yang menyentuh, tidak mungkin sebesar ini"ucap Liam, Arisca tak menjawab,memang  payudara miliknya berukuran lebih besar dari pada wanita seusianya meski begitu tak ada yang menyentuh nya kecuali Liam.

"Dan sudah saatnya"ucap Liam

"Tidak jangan lakukan itu,ku mohon"ucap Arisca, dan lagi-lagi pria itu membuatnya memohon.

Pria itu tak perduli,ia membuka kaki Arisca dan bisa ia lihat, hanya dengan remasan di payudara nya, wanita itu sudah basah.

"Jangan lakukan itu sialan!"teriak Arisca,Liam menatap nya dan lagi-lagi ia menampar Arisca.

Saat Arisca tengah kesakitan,ia langsung memasukkan alat kelamin nya yang besar dan berdiri tegak itu kedalam milik Arisca yang basah itu.

"Aaakhhhhhh-----"teriak Arisca,saat rasa sakit nya berganti bukan dipipi melainkan di organ intim nya.

"Sakittt--"rintih Arisca,air matanya mulai jatuh karena rasa sakitnya. Kini mahkota yang ia jaga telah hilang.

Liam menatap darah itu seolah tak percaya, ia tak menyangka jika wanita itu masih perawan.

"Arisca..

Arisca tak menjawab,ia menangis meratapi apa yang terjadi padanya.

"Sakitt--jangan---siksa aku lagi----"rintih nya, Liam yang merasa bersalah pun memeluk Arisca.

"Tidak--jangan menyiksa ku--"ucap Arisca, isakkan pun terdengar di telinga Liam

"Tidak,aku tidak akan menyiksamu"ucap Liam.

Bersambung..

Vote comment please :)

Dulu Kekasihmu Kini SelingkuhanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang