Bab 12

8K 267 6
                                    

Tak ku sesali cinta ku untuk mu

Meskipun dirimu tak nyata untuk ku

Sejak pertama ku mengisi hari-hari ku,aku telah meragu mengapa harus diri mu

Aku tak bertahan bila tak teryakinkan sesungguhnya cinta ku memang hanya untukmu..

Sungguh ku tak menahan bila dalam suratan menuliskan dirimu memang bukan untukku.. selamanya

******

Perlahan Arisca membuka matanya,ia melihat Liam di dekatnya. Setetes air mata jatuh dari mata Arisca saat menatap Liam

"Ada apa, kenapa kau menangis?"hanya pertanyaan itu yang keluar dari mulut Liam.

Arisca terdiam, mendengar suara itu. Suara yang tak asing lagi untuknya, seperti suara hujan yang jatuh ke bumi. Suara yang begitu menenangkan yang sering Arisca dengar.

"Kenapa aku bisa di sini?"ucap Arisca pelan.

"Kau pingsan saat di pantai tadi"jawab Liam.

Ah! Arisca baru ingat saat ia pingsan di pantai, saat itu adalah detik terakhir ia menjalani semua drama ini. Dan memulai drama baru yang akan ia buat sendiri.

"Apa kita kembali malam ini"ucap Arisca

Liam menggeleng.

"Ini terlalu larut"ucap Liam

Arisca memegangi kepalanya yang sedikit terasa sakit. Lalu mengubah posisinya menjadi duduk.

"Baiklah, Kalau begitu istirahatlah dulu"ucap Arisca pada Liam.

"Kau mau kemana?"tanya Liam

"Aku ingin keluar sebentar"ucap Arisca, Liam mengangguk pelan dan membiarkan Arisca keluar dari kamar itu.

Liam duduk di tempat tidur milik Arisca, ia menatap seluruh kamar itu. Pikirannya jatuh pada sang pemilik kamar.

"Apa benar wanita itu"gumamnya, ia kembali perpikir tentang Arisca dan wanita yang ada di masalalu nya, dan mungkin itu mustahil karena wajah mereka jauh berbeda, bahkan Arisca sendiri merasa asing bagi Liam.

"Tidak mungkin"gumamnya,lagi pula hanya dua puluh lima persen Arisca memiliki kemiripan dengan wanita itu.

*******

Arisca menatap dirinya di sebuah cermin. Dan tatapannya begitu fokus pada wajah nya, ia menyentuh wajah itu. Wajah yang asing bagi nya. Sangat asing.

"Aku tidak mengenal diriku"ucapnya. Semua terasa rumit di pahami, tak ia sangka jika kepergian nya ke kota,justru membawa petaka seperti ini.

Kehilangan jati diri, ingatan dan cinta.
Semua begitu menyakitkan baginya, dan kenapa semua terjadi padaku. Itulah yang ingin Arisca katakan saat ini juga.

Sekian lama Arisca menunggu untuk ini, untuk kembali nya jati dirinya dan akhirnya apa yang ia inginkan terwujud. Namun dengan keadaan seperti ini.

"Apa kamu akan percaya jika ini aku"ucap Arisca

******

"Tidak, aku tidak akan bisa percaya jika itu terjadi"ucap Liam, entahlah apa yang membuat dirinya terus memikirkan hal ini. Semua memang sulit dan rumit untuk ia percaya.

Namun Arisca masuk ke kamar dengan membawa minum untuk Liam.

"Kau baik-baik saja?"tanya Arisca

Liam mengangguk pelan. Ya,meski semua terasa berbeda sejak Arisca pingsan hingga sadar, tapi bagaimana pun mereka harus bisa menyesuaikan suasana hingga seolah tak terjadi apa-apa.

"Minum dulu"Arisca menyerahkan segelas minuman pada Liam.

"Kau terlihat memikirkan sesuatu"ucap Arisca

Liam menggeleng cepat.

"Tidak penting untuk di bahas"ucap Liam

"Tentang cerita mu saat kita di pantai, aku terkesan mendengar nya, dan tentang wanita itu"ucap Arisca, Liam tak menanggapi ucapan Arisca dan lebih memilih menghabiskan minuman di tangan nya.

"Apa kau yakin jika wanita itu masih hidup?"tanya Arisca

"Aku tidak tau, mungkin dia masih bersembunyi setelah kematian Hans"ucap Liam

"Lagi pula wanita itu sudah kehilangan ingatannya dan mungkin dia masih sangat terpukul karena kehilangan Hans"ucap Liam, tanpa menatap Arisca.

"Kenapa kau tidak berusaha mencarinya?"ucap Arisca. Liam menatapnya sekilas

"Tidak"jawabnya

"Kenapa, bukannya kau bilang kau mencintai nya"ucap Arisca, Liam kembali menatapnya

"Jika dia untukku, sekarang juga pasti dia ada dihadapan ku"ucap Liam.

Bersambung..

Up lagi gak nih??

Kalo mau update cepet, commennya yang banyak yaa biar aku bisa langsung up :)

Dulu Kekasihmu Kini SelingkuhanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang