Ending

10.2K 240 18
                                    

Bissmillah semoga gak nangis nulis part terakhir ini🥺🥺


Hari silih berganti, kehidupan pun demikian, kadang bahagia dan terkadang berduka. Entah kita bisa melewati nya atau tidak tapi kita harus tetap melanjutkan hidup baik, bahagia ataupun sengsara.

Siang itu Arisca menatap jarum jam yang yang terus berputar.

Lama. Menurutnya, ia tak sabar bertemu Liam, karena sedari tadi pagi, perasaannya terasa janggal.

Arisca memutuskan untuk keluar rumah.
Angin terasa berhembus sedikit kencang,membuat Arisca mereda sedikit kedinginan.

Prak

"Suara apa itu"ucap Arisca, saat mendengar sebuah suara benda jatuh dalam rumah, Arisca langsung masuk ke dalam, dan ia mendapati foto dirinya dengan Liam yang jatuh ke lantai.

Arisca mengambilnya, pecahan kaca itu ia punguti.

"Aku akan datang ke perusahaan nya"ucap Arisca, ketika tiba-tiba ia mengingat perkataan Indhilla.

Namun saat keluar, tiba-tiba Victoria datang, mencegah Arisca.

" Tapi aku harus kesana Vict,aku khawatir"ucap Arisca

"Tidak perlu, Liam baik-baik saja tadi dia menyuruh ku kemari"jelas Victoria, ia menatap Arisca, perempuan itu terlihat khawatir. Jika seperti ini, Victoria tidak tega untuk tidak mengatakan yang sebenarnya.

" Tapi aku harus kesana"ucap Arisca, Victoria memegang lengan Arisca.

"Tidak usah, lagipula Liam sedang sibuk"ucap Victoria berusaha menenangkan.

******

Di tempat lain, diruangan itu hanya ada Liam  Indhilla dan juga Hans. Indhilla beserta Hans melakukan apa yang Liam lakukan seperti dulu pada Hans.

"Terserah jika kalian ingin membunuhku, agar dendam itu terbalas kan"ucap Liam dingin. Ia sudah benar-benar lelah menghadapi dua orang yang salah paham itu.

Berawal dari sepuluh tahun lalu, saat kedua orang tua Hans dengan Liam, akan melakukan kerja bersama, mereka bertemu di sebuah restoran, namun orang tidak dikenal ternyata meletakkan bom, dan ledakan itu membuat orang tua dua pria itu meninggal. Dari situ Hans menganggap Liam adalah penyebab nya begitu Liam yang menganggap Hans penyebab nya, hingga mereka saling serang dalam dunia bisnis. Tapi kali ini salah satu dari mereka harus ada yang pergi untuk menyelesaikan semua dendam ini.

Indhilla tersenyum lalu mendekat ke Liam

"Sebenarnya aku tidak tega dengan ini tapi aku harus melakukan ini, kau tau aku ini sepupu Hans bukan teman Arisca atau istrimu"ucap Indhilla, Liam menatap tajam Indhilla, selama ini ia merasa tertipu.

"Dan kami juga yang merubah wajah Arisca"ucap Indhilla sambil tersenyum.

"Bajingan kalian!"ucap Liam. Tegas.

Indhilla dan Hans tersenyum.

"Ya kami bajingan dan lihat apa yang bisa di lakukan oleh bajingan ini"ucap Indhilla.

" Akhh.. "teriak Liam, kesakitan ketika sebuah pisau tajam menusuk perutnya.

*****

"Aku harus mengatakan ini tapi hari ini Hans dan Indhilla melakukan penyerangan ke perusahaan milik Liam"ucap Victoria, Arisca terkejut namun dia juga khawatir.

" Aku ingin kesana Victoria"ucap Arisca, mata nya berkaca-kaca, mungkin tinggal menunggu beberapa detik lagi, air matanya akan menetes.

"Baik, mari ku antar"ucap Victoria.

*******

"Tembak dia"ucap Indhilla, Hans tersenyum, sudah saat nya dendam nya terselesaikan.

Dor

Hanya satu tembakan namun berhasil mengenai Liam. Hans dan Indhilla tersenyum puas saat pria itu terbujur ke lantai.

Liam menutup mata nya saat rasa sakit itu terasa di tubuhnya, mungkin ini akhirnya dirinya untuk bersama wanita yang ia cintai yaitu Arisca.

" Dia sudah mati "ucap Hans

******

Di tengah jalan mobil Victoria dicegah oleh mobil Hesell, Victoria dan Arisca langsung turun. Hesell pun ikut turun dari mobilnya dengan membawa satu bucket bunga mawar merah.

" Kalian ingin kemana? "tanya Hesell

" Bagaimana keadaan Liam"ucap Arisca cepat. Hesell menatap Arisca, bagaimana ia mengatakan nya, ia tidak tega.

"Hesell jawab!"teriak Arisca.

"Ini dari Liam"ucap Hesell sambil menyerahkan bunga mawar yang terdapat surat di tengah nya.

Arisca mengambil surat itu dan membacanya.

Aku bahagia jika kau membaca surat ini, dan  aku bahagia bisa menemukan mu kembali lalu menghabiskan waktu bersama.

Bunga ini untuk mu, semoga kau menyukainya, dan maaf kan aku.

Maafkan aku karena saat membaca ini, justru aku tidak disini.

Meski begitu kau harus tau jika aku sangat mencintaimu.

Percayalah pada takdir, seperti kata wanita tua yang menjual americano coffe saat kita di Spanyol waktu itu.

Aku mencintaimu, sangat mencintaimu dan aku bersyukur bisa menghabiskan detik akhir ini bersama mu..

Arisca menghapus air matanya yang tidak mau berhenti mengalir dari matanya.

"Sekarang dia dimana"tanya Arisca lemah.

Hesell menatap nya sedih, Ya dengan berat ia harus mengatakan ini.

"Kau tau jika Hans dan  Indhilla menyerang kami"ucap Hesell.

Arisca terdiam, tidak mungkin yang ia takutkan terjadi.

"Dia sudah meninggal"ucap Hesell.

Tubuh Arisca melemas hampir saja ia terjatuh namun Victoria menahan tubuh nya. Arisca menangis saat itu juga.

Kehilangan lagi. Kenapa ini terjadi, setelah kenangan manis yang mereka lalui.

"Indhilla menusuk nya dan Hans menembaknya"ucap Hesell, Arisca menangis se jadinya, tidak bisa ia bayangkan betapa sakitnya Liam saat itu.

Ya, mungkin benar semua sudah berakhir, kini hanya tinggal Arisca sendiri bersama kenangan yang Liam berikan di sisa hidupnya yang tentu tidak akan pernah Arisca lupakan.

Semua sudah berakhir dan selesai. Namun tidak dengan cinta mereka, cinta itu akan terus hidup di hati mereka sampai kapanpun.


Tamat

Thank you udah baca dari
Awal sampai akhir

Nangis deh nulisnya 🥺

Sinopsis Sequel

Do you remember me?
(Sequel 'dulu kekasihmu kini selingkuhanmu')

Arisca membuka pintu untuk Victoria yang datang padanya.

" Dia masih hidup, lihat ini "Victoria menunjukkan sebuah foto seorang pria bersama seorang wanita.

Hanya karena aku ingin menjadikan mu raja dihati ku, sampai aku lupa jika raja sering memiliki selir dan gundik.

Tamat..

Sequel up besok, InsyaAllah

Follow, like, comment, vote💖💖

Dulu Kekasihmu Kini SelingkuhanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang