Bab 6

11.9K 347 4
                                    

Arisca menangis di kamar itu saat mengingat apa yang baru terjadi, bercak darah di tempat tidur itu menjadi saksi saat ia mendesahkan nama Liam saat pria itu memberi kenikmatan yang tak pernah ia rasakan, jika diingat ia merasa jijik dengan dirinya sendiri namun semua terlambat.

Bahkan rasa sakit di bagian intim nya masih terasa, di tambah lagi pria itu tak ada di dekat Arisca.

Isakkan nya begitu terdengar jelas, Arisca ingin pergi,ia tak ingin terkurung oleh Liam disini.

Pintu di kamar itu terbuka, menampilkan seorang pria yang tadi sudah berani menyentuh tubuh Arisca. Ya dia adalah Liam.
Pria itu semakin mendekati Arisca sedangkan Arisca masih saja tak bisa menghentikan tangisnya.

"Bagian apa mu yang masih sakit?"tanyanya, suaranya kembali terdengar dingin, setelah mendapatkan apa yang ia inginkan.

Arisca tak menjawab namun ia tetap menangis. Ia benar-benar tak ingin disini. Ia ingin kembali pada keluarganya.

Liam duduk di depannya lalu memegang kedua rahang Arisca sampai wanita itu menatapnya. Lalu ia melepaskan tangannya karena tak ingin Arisca kesakitan.

"Aku ingin pulang---"ucap Arisca

Liam menatap Arisca.

"Tidak bisa,kau akan tetap disini!"ucap Liam dengan tegas.

"Sebentar saja, kau atau orang suruhan mu bisa mengantarku lalu membawa ku lagi, aku mohon, aku yakin sekejam apapun dirimu,kau masih memiliki hati"ucap Arisca memohon, bahkan air mata tak bisa ia hentikan.

Liam menatap wanita itu, sepertinya ia sangat merindukan keluarga nya.

"Baiklah,besok aku sendiri yang akan mengantarmu"ucap Liam, Arisca merasa sedikit lega karena akhirnya bisa bertemu dengan keluarga nya, meski hanya beberapa menit.

Pria itu langsung pergi meninggalkan Arisca bersama sebuah baju untuk Arisca pakai.

********

Arisca duduk terdiam di kamar itu, ia masih saja teringat hal tadi.

Flashback

Meski tau tentang keadaan Arisca yang kesakitan dan darah yang keluar dari inti wanita itu, Liam mencoba berhenti namun sayangnya hasrat nya tak bisa ia tahan lagi.

Benda itu menancap sempurna pada inti Arisca dan berkali-kali Arisca mendesis karena rasa sakit dari daerah intim nya. Karena jika boleh jujur,milik pria itu begitu besar dan juga panjang. Jadi tak heran jika Arisca merasa kesakitan.

"Kau harus bisa menahan rasa sakit ini"ucap Liam

Arisca menggeleng

"Tidak--

"Akghh--Liam---"teriak Arisca saat pria itu menggerakkan pinggulnya.

Arisca melihat bagian bawahnya yang terus dimasuki oleh benda milik Liam. Arisca tak mengerti dengan dirinya sendiri, tadinya ia merasa sakit dan sekarang seolah ini adalah kenikmatan untuknya.

"Aaahh--Liam----terussh--oouhh--"desahan itu keluar begitu saja dari mulut Arisca, ia benar-benar merasakan kenikmatan yang tak pernah ia dapatkan bahkan ia selalu menolak jika kekasihnya menyentuh nya.

Tangan Arisca meremas kuat bantal putih itu, desahan itu terus keluar dari mulutnya bahkan tanpa malu dan ragu ia meneriakkan nama Liam.

"Aahh--ouhh---Liam--"desah Arisca lagi, yang dibarengi dengan banyaknya cairan miliknya yang keluar dari daerah intim nya.

Liam tersenyum, ternyata mudah untuk menaklukkan wanita seperti Arisca.

Flashback end

Arisca mengusap wajah nya, seolah ia tak percaya dengan tadi yang terjadi,tapi itu semua nyata.

"Aku menolak saat kekasih ku menyentuhku, tapi kenapa aku tidak bisa menolak Liam"ucap Arisca, ia menatap jendela yang ada di kamar itu.

Dahulu ia berjanji, jika siapapun pria yang boleh menyentuh nya,pria itu adalah suaminya. Dan tidak mungkin ia mengharapkan jika itu Liam,meski kenyataannya memang Liam, pria yang sudah menyentuh Arisca, bahkan Arisca menikmatinya.

Bersambung..

Vote comment

Thanks ❤️❤️

Dulu Kekasihmu Kini SelingkuhanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang