Bab 17: Jealous

6.4K 255 6
                                    

Happy reading..

  Jika menahan cemburu padamu
Aku masih sanggup..
Tapi jika menahan cemburu..
Maaf aku tidak sanggup..

  ~Arisca Aphrodite Trainor~

"Aku tidak jadi pergi,karena ada yang sedang cemburu"ucap Liam, sambil menatap Arisca.

Arisca langsung duduk dan menatap Liam.

"Siapa, yang cemburu?"tanya Arisca. Liam masih menatap Arisca.

"Seseorang yang rela meninggalkan makanannya karena cemburu"ucap Liam, Arisca menunduk, tentu saja yang Liam,maksud adalah dirinya. Tapi bagaimana pria itu tau.

"Pelayan"teriak Liam,tak lama kemudian dua orang pelayan datang membawa makanan milik Arisca, minuman dan juga hidangan penutup.

"Sekarang,ayo makan"ucap Liam, Arisca menatap makanan yang ada dihadapannya

"Tidak mau"ucap Arisca

Liam menatap dua pelayannya dan mengisyaratkan agar mereka pergi.

"Permisi"dua pelayan itu langsung keluar dari kamar Arisca,dan kini hanya tersisa Arisca bersama dengan Liam.

"Kenapa tidak mau?"Liam bertanya. Arisca hanya menggeleng saat mendengar pertanyaan itu.

Liam tersenyum tipis,dan tak sengaja Arisca melihat nya. Hanya melihat senyuman itu saja membuat Arisca tersiksa karena tak bisa memiliki pria itu.

"Hanya karena cemburu,kau tidak mau makan"ucap Liam.

"Tidak,itu hanya opinimu saja"ucap Arisca,tak terima.

"Kau memang cemburu, Arisca,aku bisa melihat nya"ucap Liam, seolah dirinya benar-benar tau jika Arisca tengah cemburu.

"Sebaiknya kau pergi___"ucap Arisca, lirih.

"Sebaiknya kau makan"ucap Liam, dengan tegas.

"Aku tidak mau,aku tidak mau makan makanan ini"ucap Arisca

"Kau mau makan apa?"tanya Liam

"Diluar,aku mau makan diluar"ucap Arisca, seperti seorang anak yang memohon pada sang ayah.

"Tidak higienis"ucap Liam

"Ya sudah aku tidak__

"Ayo!"Liam langsung menggandeng tangan Arisca dan membawanya pergi keluar.

Arisca bahkan tak melawan saat pria itu memaksanya masuk ke dalam mobil mewah miliknya.

Setelah mereka sudah ada di dalam mobil, barulah Liam membuka suara.

"Mau makan dimana?"tanya Liam.

"Akan ku tunjukkan jalan nya"ucap Arisca, Liam mengangguk, mobil itu mulai berjalan dengan arahan dari Arisca.

******

Liam menghentikan mobilnya dipinggir jalan seperti yang lain, dan ia terdiam menatap tempat yang Arisca tuju.

Sebuah restoran yang menjual berbagai jenis burger,kopi dan juga soda.

"Disini"Liam lagi-lagi bertanya.

"Iya"Arisca mengangguk, mereka berdua keluar dari mobil,menuju restoran itu.

Mereka berdua menatap restoran yang tak terlalu ramai pengunjung itu.

"Tidak berubah"ucap Arisca dan juga Liam,secara bersamaan.

Mereka bertatapan.

"Apa yang tidak berubah?"tanya Liam, Arisca segera menggeleng.

"Ayo,makan aku sudah lapar"ucap Arisca, Liam mengangguk, yang ia bisa lakukan hanyalah menuruti kemauan Arisca.

Mereka duduk di luar, agar bisa merasakan suasana petang ini.

Liam ingat betul,ini tempat apa, tempat ini adalah tempat yang dulu ia kunjungi bersama Aphrodite, wanita itu selalu mengajak Liam,kemari meski Liam menolak dengan alasan tempat ini makanannya kurang mahal. Tapi Aphrodite selalu menyakinkan nya untuk makan di tempat ini.

Liam menatap pesanan nya dan pesanan Arisca, sama, sama seperti dulu saat Liam bersama Aphrodite.

"Hanya dilihat saja"ucap Arisca, Liam baru sadar atas karena ucapan Arisca. Dirinya mulai memakan burger miliknya. Rasanya sama seperti dulu.

"Kau sering kemari?"Liam bertanya kembali pada Arisca. Arisca menatapnya.

"Dulu, bersama seseorang"ucap Arisca

Liam menatapnya. Kenapa semua seolah sama seperti dahulu tapi dengan orang yang berbeda. Mungkin.

*******

Malam itu mereka berdua baru kembali ke mansion. Dan baru saja Arisca dan juga Liam,masuk ke dalam, tiba-tiba ada seorang Indhilla, yang tiba-tiba memeluk Liam.

"Kenapa kau tidak datang?"tanya Indhilla dengan manja.

Liam terlihat risih, sedangkan Arisca memilih untuk masuk ke kamarnya.

"Lepaskan aku, menjijikkan"Liam mendorong tubuh Indhilla dan segera mengeluarkan tisu dari sakunya untuk diusapkan di tubuhnya. Seolah Indhilla adalah sesuatu yang kotor.

"Siapa yang menyuruhmu kemari dan masuk kesini"ucap Liam. Tajam.

"Karena kau tidak menemui ku"ucap Indhilla.

"Pergi sana"ucap Liam

"Kau tidak penting!"tambahnya

"Penjaga!!"teriak Liam, dua orang datang

"Bawa wanita ini, jangan pernah biarkan dia masuk kemari lagi!!"tegas Liam. Pria itu terlihat marah.

Tak ingin melihat wajah Indhilla,Liam langsung pergi menghampiri Arisca dikamar.

*****

Di kamar Arisca menangis. Lagi.

Ternyata cemburu itu sakit, apalagi saat melihat orang yang dicintai sedang berpelukan dengan orang yang merupakan temannya sendiri.

Liam membuka pintu kamar Arisca.

Arisca menangis ,Liam segera menghampiri Arisca dan memeluk nya.

Bukannya berhenti menangis,justru tangis Arisca semakin kencang saat Liam memeluknya.

"Dia sudah pergi"ucap Liam,sambil mengusap rambut Arisca.

"Kau sama seperti nya, saat cemburu, tidak mau mengakui nya lalu menangis"ucap Liam dari hatinya.

Bersambung..

Vote comment yaaa 😘😘

Dulu Kekasihmu Kini SelingkuhanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang