22 - Curahan Hati Damar

134 22 2
                                    


Waktu berlalu terasa begitu lambat. Apalagi sekarang Damar sedang duduk berdiam diri menunggu Dafa yang sedang melaksanakan test.

Hari ini Dafa akan melaksanakan test sampai sore hari. Tak terbayang kan betapa bosannya Damar yang sejak tadi hanya duduk bermain hape. Sebenarnya ini salahnya juga sih. Dari awal Dafa sudah menyuruh Damar untuk pulang saja daripada harus menunggu lama. Namun Damar menolak. Ia ingin menemani Dafa sampai selesai.

Lagipula di rumah ia juga tidak ada kerjaan. Klub futsalnya hari ini libur. Sang pelatih ada acara keluarga. Lalu Damar juga sedang malas berkeringat. Ditambah semua orang di rumah ada acara masing-masing, Damar semakin malas di rumah. Akhirnya ia memilih untuk ikut Dafa pergi test.

Suara bel berdering menandakan waktu test telah berakhir. Badan Damar yang awalnya bersandar pada senderan kursi jadi menegak. Cowok itu sedikit tersentak karena sejak tadi menahan kantuk. Tak lama pintu ruangan pun terbuka. Dengan segera Damar melipir ke depan ruangan dimana Dafa berada.

"Yuk, mas." Ajak Dafa terdengar riang. Cowok itu senang bisa menyelesaikan testnya. Hatinya sudah tidak berdebar hebat lagi. Mulai sekarang ia bisa tidur nyenyak, walaupun di satu sisi juga masih deg-degan takut tidak lolos seleksi.

"Beli es krim dulu mau gak?" Tawar Damar begitu sampai di parkiran.

Dafa mengangguk tanpa ragu. "Gak usah ditanya, mas. Pasti Dafa mau lah!" Ucapnya bersemangat. "Di kedai Mpok Riri ya!"

"Iyaaa!" Balas Damar yang senang melihat Dafa bersemangat. Ia kira adiknya itu saat keluar dari ruangan akan bad mood. Ternyata malah kebalikannya.

Sepanjang perjalanan menuju kedai es krim Mpok Riri yang dekat sekolah dasar mereka dulu, Dafa tidak bisa berhenti mengoceh. Ia menumpahkan segala unek-uneknya ketika mengerjakan test tadi. Banyak materi matematika yang belum Dafa pelajari ternyata. Namun Dafa senang kala ia bisa menjawab dengan lancar soal bahasa inggris.

Akhirnya motor yang Damar kendarai sampai dengan selamat di tujuan. Dafa melompat turun dari motor dengan girang. Tanpa menunggu Damar, si bungsu itu langsung berlari masuk ke dalam. Ia cukup dekat dengan Mpok Riri karena dulu ia sering sekali mampir ke sini.

"Eh Dafa. Wah, tumben nih rapih banget. Tadi ada acara apa?" Sapa Mpok Riri sekaligus bertanya. "Kencan sama Wanda ya?"

"Ih Mpok! Ngaco. Yakali aku sama Wanda pacaran." Dafa jadi bergidik ngeri membayangkan dirinya berpacaran dengan Wanda. Itu sangat tidak mungkin baginya. "Aku habis test, Mpok. Test buat pertukaran pelajar. Doain ya, Mpok!"

"Iya, aamiin."

"Halo, Mpok," sapa Damar yang baru saja menyusul.

"Eh, Mas, ayo duduk-duduk!" Mpok Riri dengan heboh mempersilakan Damar dan Dafa untuk duduk. "Mesen yang seperti biasakan?" Tanya Mpok Riri yang sudah hafal dengan pesanan mereka berdua. Dafa dan Damar pun mengangguk kompak.

Sepeninggalan Mpok Riri, Dafa kembali berceloteh tentang apapun yang selama ini belum diceritakan pada Mas keduanya itu.

"Mas Dam," panggil Dafa yang merasa Damar hanya termenung.

Damar menggeleng pelan, tersadar dari lamunannya. "Ya? Kenapa?"

"Mas ada masalah ya?" Tebak Dafa.

"Hmm, bukan masalah sih. Cuman lagi sedih aja." Jelas Damar seraya tersenyum kecut.

"Sedih? Kenapa? Cerita dong, Mas!" Paksa Damar dengan tangan yang sibuk menggoyang-goyangkan tangan Damar, meminta penjelasan.

Damar mengambil nafas dalam, tatapannya menjadi sendu. "Kamu tau Qian kan? Teman mas itu,"

"Ooh, tau dong. Dia kenapa emang?"

"Mau pindah sekolah ke Kalimantan. Soalnya ayah dia harus pindah kerja kesana. Mas sedih aja kehilangan temen. Apalagi dia tuh baik banget sama mas." Cerita Damar. "Besok dia berangkat ke sana,"

Dafa menganggukkan kepala jadi merasa prihatin. "Mas udah ngasih salam perpisahan ke Kak Qian?"

"Belum..." Cicit Damar.

"Yaudah nanti chat aja, atau ga telpon buat salam perpisahan." Saran Dafa.

"Mas harus bilang apa buat salam perpisahan? Mas langsung ngechat bilang 'dadah' gitu?"

"Nggak gitu juga dong mas!" Dafa menahan tawa melihat kepolosan Damar. "Bilang maaf kek, makasih kek, nyatain cinta juga boleh,"

"Yeu, mas gak suka sama Qian kali,"

"Tapi kan Kak Qian suka sama Mas Dam. Chat makasih sama maaf aja pasti dia udah seneng."

"Gitu ya?"

"Iya, mas. Nanti malem aja chat."

Damar mengangguk paham. "Oke deh, makasih Daf. Keren banget kamu udah ngerti ginian." Puji Damar kemudian.

"Yaiyalah," Dafa tersenyum bangga seraya menaik-turunkan alisnya. "Oh ya, Mas Damar emang udah nganggep Kak Qian tuh apasih? Sahabat?"

"Iya, dia temen yang baik banget gitu sih menurut mas."

"Terus Mas Damar suka sama siapa?"

"Kepo kamu," Damar mendelik. "Mas gak suka sama siapa-siapa."

"Alah, pasti Kak Una ya?"

"Nggak, bukan. Gak usah kepo!" Damar menggeleng kuat. Namun pipinya malah bersemu merah.

Dafa tertawa. Sudah jelas-jelas Damar sedang salah tingkah, masih aja nggak mau ngaku.

"Yaudah, mas, nanti malam jangan lupa bilang lewat chat."

"Hmmm,"

**

00.00

Damar: Qian? Udah tidur?

Qian: belum, gue baru kelar nonton.

Qian: kenapa? Tumben lo chat malam-malam.

Qian: gak bisa tidur ya gara2 gue besok pergi? Yayayaya?

Damar: ga

Qian: trs knp ngechat?

Damar: mau bilang makasih sm maaf sblm lo berangkat

Qian: buat?

Damar: buat selama ini

Damar: makasih udah mau jadi temen gue, makasih udah buat kehidupan kelas jadi ceria karena ada lo, makasih karena lo udah jadi teman yang baik. Makasih juga udah suka sama gue. Maaf gue gak bisa balas perasaan lo. Maafin gue karena udah sering nyakitin lo, semoga lo di sana nemu teman yang lebih baik daripada di sini ya. Gue seneng bisa kenal sama lo, Yan.

Qian: HUHUHUHU KAPAN LAGI ELO NGOMONG PANJANG LEBAR 😭😭😭

Qian: iyaaa sama-sama. Gue maafin kok. Gue juga minta maaf ya suka buat lo risih gara-gara tingkah gue.

Qian: oh ya makasih juga karena gak ngehindar walaupun lo tau gue suka sama elo :"""

Qian: lo ngechat aja gue udah seneng banget •́  ‿ ,•̀

Damar: iya, gue tidur dlu ya. Safe flight buat besok

Qian: iyaaaa



Damar mematikan layar handphonenya dengan senyum yang lebar. Ia lega sudah mengungkapkan apa yang ingin ia katakan ke Qian.

Mungkin mulai besok ia akan merindukan sosok teman seperti Qian.



**

tbc

Maaf aku baru update. Semoga suka yaaa—!

Oh ya, sepertinya dua part lagi bakal selesai, hehe.

1M3D ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang