19. Mi Casa (The End)

16.3K 914 758
                                    

Terima kasih yang sudah setia membaca MY MI CASA...
Terima kasih atas cinta yang diberikan...
I WOOF YOU SO MUCH 🥺🥺🥺
Enjoy the story..

********************
MI CASA



Seokjin mengercapkan mata dan mengeliat dengan malasnya diatas tempat tidur, badannya terasa pegal, rasanya seperti dia baru saja selesai berlari marathon.

"K-kau sudah bangun?" Seokjin tak menyangka bisa menemukan presensi Vivian yang tengah duduk disisi tempat tidur- menatapnya.

Sekarang giliran Vivian yang menatapi Seokjin yang beberapa saat lalu masih terlelap.

Vivian menganggukan kepala mengiyakan.

"Sekarang kau yang menjadi penguntitnya." Ujar Seokjin dengan malasnya sembari merenggangkan tangan dan lehernya. Dia selalu melakukan peregangan otot disaat bangun tidur- hal yang mungkin menjadi alasan mengapa dia terlihat awet muda diumur yang matang ini.

Vivian kembali menganggukan kepalanya sembari menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman asimetris.

"Kesinilah..." Pinta Seokjin sembari membuka kedua lengannya, menginstrusikan Vivian agar mengambil tempat didalam pelukannya.

Dengan perlahan Vivian beranjak dari duduknya dan menyambut pelukan hangat Seokjin. Membiarkan dirinya tenggelam didalam pelukan yang bisa membuat siapa saja merasa sangat nyaman dan terlindungi. Pelukan yang akan dia rindukan setibanya mereka di Seoul nanti.

"Jam berapa itu?" Tanya Seokjin sembari menyandarkan dahinya di pucuk kepala Vivian.

"Jam 8 malam." Vivian semakin membenamkan kepalanya didada Seokjin, sedangkan Seokjin semakin mengeratkan pelukannya.

"Perjalanan selama tiga minggu kita akan berakhir."

Dengan sekuat tenaga Vivian mencoba untuk menahan diri agar tidak meneteskan air mata ketika mendengar hal itu. Benar saja, perjalanan indah ini akan berakhir besok. Vivian tau pasti bahwa dia akan merindukan tempat ini. Karena dia telah mengukir banyak kenangan ditempat yang seharusnya menjadi pelarian termanisnya untuk membahagiakan diri. Sayangnya dia tidak menyangka harus mengakhiri perjalanan mereka dengan sesak didada.

"Apakah kau sudah makan malam?" Tanya Seokjin yang masih memejamkan matanya, menikmati aroma khas dari rambut Vivian.

Satu gelengan kepala Vivian berikan untuk menjawab pertanyaan Seokjin.

"Wae? Ayo makan. Kau harus mengisi perutmu."

Vivian kembali menggelengkan kepalanya. Respon yang membuat Seokjin membuka matanya.

"Wae?"

Vivian yang masih menenggelamkan kepalanya didada Seokjin hanya bisa menghembuskan nafas dengan berat. Dia tau dirinya tidak seharusnya seperti ini. Tapi apa boleh buat, dia sudah terlanjur jatuh. Jadi kenapa tidak jatuh lebih dalam lagi? Setidaknya dia harus menikmati saat-saat terakhir mereka di Liguria.

"Aku masih ingin seperti ini." Pinta Vivian dengan suara pelan- Semakin mempererat pelukannya.

Mendengar permintaan kekasihnya itu membuat satu senyuman terlukis diwajah Seokjin. Seokjin sangat yakin bahwa Vivian akan sangat merindukannya setiba mereka di Seoul. Begitupun dirinya. Dia tau bahkan sesampainya mereka dibandara nanti, dirinya harus menjaga jarak dengan Vivian.

"Apakah kau benar-benar tulus denganku?" Pertanyaan itu dengan bebasnya lolos dari mulut Vivian.

"Hm?" Seokjin benar-benar tidak mempersiapkan dirinya untuk pertanyaan tiba-tiba dari Vivian itu. "Mengapa tiba-tiba?" Tanya Seokjin sembari menarik kepalanya untuk memberikan jarak. Alih-alih,  Vivian mengeratkan pelukannya dan semakin menenggelamkan kepalanya didada Seokjin. Tidak menginginkan Seokjin untuk melepaskan pelukan itu secara sepihak.

MY MI CASA || JIN BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang